32. Yang Disembunyikan Semesta

17 5 0
                                    

Keisya Levronka - Tak Pantas Terluka

Yang mau request silahkan...

JANGAN LUPA JAGA KESEHATAN DAN KEBERSIHAN!

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!

HAPPY READING!

____________________________________________

Demi membasahi mulutnya yang kering, Hartono Mujatdi menyesap sedikit secangkir es kopi. Kemudian melalui earphone bluetooth hitam di telinganya, laki-laki itu berbicara, “Dari apa yang dilakukan Senja kemarin, ditambah lagi postingan akun gosip hari ini, sepertinya kita memang harus mengubah rencana,” jari jempol tangan kanannya menggeser layar tablet di pangkuan tangan kirinya. “Kita harus mempertimbangkan kembali semuanya, khususnya hal-hal yang mungkin akan dilakukan Senja ke depannya.”

Hartono menghela nafas. “Apalagi kedekatannya dengan Sekala benar-benar tidak terduga. Benar, kita harus terus mengawasi mereka. Dan juga, sepertinya hari ini ada lebih banyak hal yang akan terjadi. Iya. Aku akan terus mengabarkan perkembangannya.” begitu sambungan telepon ditutup oleh lawan bicara, laki-laki itu melepas earphone dan menoleh, menatap Seloka Rezadi Atama yang duduk tenang di sofa ruangan, menatapnya.

“Rencananya nggak cuman diubah kan?” Seloka bertanya. Seperti biasa, tatapannya masih sama datar.

“Iya. Kita juga menundanya sedikit lebih lama dari yang direncanakan,” Hartono meletakkan macbook-nya di atas meja.

Seloka menatap dingin, membuat Hartono terkekeh. “Setelah ini, pertemuan?”

“Kenapa? Kamu masih keberatan?”

Raut wajah Seloka lebih datar lagi, “Menurut Anda?”

Hartono tertawa. “Kamu benar-benar membenci basa-basi.”

“Semua ini terlalu lama. Padahal–”

“Bukankah kita harus membuatnya terlihat menyenangkan?”

“Itu bagimu. Tidak bagiku.”

Hartono tertawa. "Coba saja dulu. Itu akan seru.”

Seloka mendelik tajam.

⛅⛅

“SENJA!”

Tap

Tap

Tap

Tap

Bugh!

Hiks...

“Eh?”

Di depan perpustakaan, Senja berdiri dengan wajah seperti orang tersesat. Gadis berjaket putih itu mengerjap, pelan-pelan bernafas tenang. Kedua tangannya yang menggantung ke depan, kini digunakan untuk menepuk-nepuk punggung seorang gadis yang mendekapnya dengan sangat erat, demi menenangkan tangisannya yang memenuhi lorong. Namun bukannya semakin mereda, justru semakin keras. Siswa siswi yang kebetulan berada di sekeliling lorong sampai terang-terangan menatap keduanya.

Our TwilightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang