High School in Jakarta - Niki Zevanya
HAI! APA KABAR?
JANGAN LUPA JAGA KESEHATAN DAN KEBERSIHAN!
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!
HAPPY READING!
____________________________________________________
Minggu pagi yang cerah dimanfaatkan Senja untuk berolahraga. Gadis itu memilih balet sebagai sarana menyehatkan tubuh, mengeluarkan keringat, serta mengisi waktu luang usai sarapan dan membersihkan unit apartemennya. Beruntung, studio tari tempatnya biasa berlatih buka setiap hari, termasuk hari libur sekalipun. Bahkan sampai buka lebih pagi dari biasanya.
Selesai latihan balet, Senja diajak nongkrong di kafe oleh Dewi dan Gissa. Bertiga saja tanpa adanya manusia sejenis cowok. Girls time, katanya. Setelah berkumpul, mereka membahas banyak hal, khususnya acara anniversary SMA Segitiga yang ke-17 tahun. Tentu saja, pembahasan mereke lebih condong ke bintang tamu utama acara, Eclipse, dan special request-nya.
“Kalian request, kan?” Dewi dan Gissa mengangguk menjawab pertanyaan Senja. “Tenang aja. Saingan kalian berkurang satu karena gue nggak ikut request.”
Sama seperti Dewi, Gissa tampak terkejut. “Lo nggak request? Kenapa?”
“Gue cuman... nggak pengen aja sih.”
Dewi menghela nafas, lalu raut wajahnya berubah serius. “Dewi Yunani, dengerin gue ya. Ini itu kesempatan langka. Kita bahkan dapet privilege karena kita anak SMAGI.”
Gissa mengangguk, setuju. “Kalo lo punya sesuatu yang pengen lo sampein ke seseorang. Tapi nggak bisa lo sampein secara langsung, lo bisa ngomong lewat request ini. Lewat lagu yang lo pilih.”
Dewi berujar mendukung, “That's right. Dan kalo mungkin lo nggak pengen anak-anak tau lo ikutan request, lo bisa pake fake account. Banyak juga kok yang kayak gitu.”
“Lo bisa mikir pelan-pelan. Kita masih punya banyak waktu sebelum empat puluh delapan jamnya abis,” Gissa menambahkan.
Senja tampak berpikir keras sebelum bersuara, “Ya udah. Nanti gue pikirin lagu.” Dia menghargai Dewi dan Gissa yang sudah berusaha keras membujuknya. Terlebih, apa yang dikatakan Dewi memang benar. Ada hal yang ingin dia sampaikan pada seseorang. Tapi tidak bisa karena keadaan.
“Nhah gitu dong!” Gissa berseru senang. “Gue request High School in Jakarta by the way,” ucapnya memberitahu.
“High School in Jakarta?” Senja mengulangi, membuat Gissa mengangguk antusias.
“Gue pikir lo bakal request Penjaga Hati,” ucap Dewi dengan senyum penuh makna di wajahnya.
Gissa mengernyit. “Kenapa jadi Penjaga Hati?” tanyanya bingung.
Dewi tersenyum jahil. “Siapa tau kan... lo pengen ungkapin perasaan lo ke seseorang. Tapi lo nggak bisa karena kalian udah terlalu sering sama-sama, makanya–”
“Ngelantur mulu lo dari tadi!” potong Gissa dengan raut wajah yang terlihat agak gelisah, seolah rahasianya hampir saja terbongkar. “Kayak lo request lagu bagus aja!” lanjutnya untuk mengalihkan perhatian sekaligus mengejek Dewi.
“Kira-kira kalo gue request How You Like That bakalan dinyanyiin beneran nggak ya?” tanya Dewi sembari menopang dagu dengan tangan kiri, sementara tangan kanannya menggenggam ponsel yang menampilkan vidio band Eclipse di akun Instagram OSMAGI.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Twilight
RomanceSetelah semestanya menggelap secara tiba-tiba, Senja diharuskan membangunnya kembali, bersama pemuda-pemudi yang satu persatu datang ke dalam lingkaran semestanya. Bersama keajaiban yang membuat Senja harus menyesuaikan diri lagi dan lagi. Termasuk...