Enhypen - Biils
Yang mau request silahkan...
JANGAN LUPA JAGA KESEHATAN DAN KEBERSIHAN!
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!
HAPPY READING!
_____________________________________
Sontak, Senja mengerjap, cepat-cepat menguasai diri. “Pak Rehsya nyariin lo, Cowok Nggak Jelas.”
“Oke. Yuk.”
Secepat yang dia bisa, Kala bergegas pergi dari hadapan Seloka. Hingga tanpa sadar ketika berbalik, tangan kanannya merangkul Senja dengan santai. Meski kini tubuh apalagi kedua bahunya terasa kaku karena ulah tiba-tiba sang Kala, Senja tetap berjalan beriringan dengan langkah cowok itu.
Hening.
Senja menarik nafas dalam, menghempaskan tangan Kala dan menatap cowok itu kesal. Tak lupa, diambilnya jarak sejauh lima puluh sentimeter, “Pengen akrab sama gue lo sekarang? Capek musuhan sama gue?”
Kala menoleh, raut wajahnya berubah dari tegang menjadi kesal, “Di kamus musuhan kita, nggak ada kata capek buat lo. Musuhan sama lo itu favorite gue,” ucapnya agak ambigu.
Senja mengernyit sejenak, detik berikutnya langsung tersenyum jahil. “Maksud lo gue favorite lo?”
Seketika, Kala berhenti melangkah, “Sialan.”
Belum sempat melayangkan kalimat sanggahan, Senja sudah lebih dulu bersuara, “Woah thanks! Ternyata gue istimewa banget ya buat lo. Terhuruk deh gue.”
Kala berdeham, “Lo boleh salah paham tapi jangan kepedean. Jatohnya halu lo.”
Senja bersedekab, “Sekarang gue tau kenapa maling nggak mau ngaku.”
Kala tersenyum miring, dengan sekali langkah berdiri menghadap Senja yang terkejut. Cowok itu bahkan memajukan kepala, mensejajarkan tatapnya dengan Senja, “Kenapa? Gue nyuri hati lo ya?”
Hening.
Tapi Senja dengan cepat segera mendelik, mendorong kening Kala menggunakan jari telunjuk, “Lo kali. Cari-cari kesempatan di setiap kesempitan.”
Kini ganti Kala yang mendelik, “Dih.”
“Gue tadi sempet denger, Selo bilang Dika nyuri pisangnya. Dia keliatan marah banget, emang berapa sih yang dicuri? Di kantin kan masih banyak,” Senja dengan sengaja mengalihkan pembicaraan sebelum Kala balas menyindirnya. Padahal dia tak begitu penasaran dengan perihal pisang yang dicuri itu.
Diingatkan, Kala tersenyum, diam-diam berterimakasih pada sang Senja. “Gue nggak tau.” Jeda sejenak. “Tapi, setiap pisang yang udah dipegang sama Selo, itu berarti keramat.”
⛅⛅
Memainkan ponsel, Senja duduk di kursi depan ruang guru begitu Kala masuk ke dalam ruangan. Gadis berambut cowok itu terkekeh kecil sembari menggeleng, tidak bisa berkata-kata akan balasan nyeleneh yang dikirimkan Dawi padanya. Tak lama, ponsel ber-casing kuning dengan gambar bunga matahari itu dimasukkan ke dalam saku jas almamater hitamnya. Tepat ketika menoleh, dilihatnya Mahadewi Hidyan Kasetra sedang berlari seolah mengikuti lomba maraton.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Twilight
RomanceSetelah semestanya menggelap secara tiba-tiba, Senja diharuskan membangunnya kembali, bersama pemuda-pemudi yang satu persatu datang ke dalam lingkaran semestanya. Bersama keajaiban yang membuat Senja harus menyesuaikan diri lagi dan lagi. Termasuk...