13. Isi Hati

42 27 0
                                    

Isi Hati - Misellia Ikwan

Yang mau request silahkan...

JANGAN LUPA JAGA KESEHATAN DAN KEBERSIHAN!

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!

HAPPY READING!

_____________________________________

Setelah menyelesaikan latihan untuk beberapa lagu, Kala, Senja, Sadika, dan Selo meninggalkan alat masing-masing, kemudian dengan kompak mengambil segelas minuman dingin di atas sebuah meja kaca. "Eits, jangan diminum dulu," ucap Sadika ketika Kala, Senja, dan Selo hendak minum.

"Mau ngapain sih lo?" tanya Kala dengan sedikit kesal. "Nggak tau apa gue lagi haus banget."

"Haus kasih sayang ya?"

"Lo-"

"Kita bersulang dulu dong," Sadika memajukan gelasnya dengan sedikit tinggi, membuat Kala menggeram kecil. Lihat saja, setelah ini, cowok blasteran Korea-Indo-Jepang itu pasti akan ia beri pelajaran. Tunggu saja tanggal mainnya. Dengan pikiran itu, Kala tersenyum kecil dengan senang. "Kan nggak seru, kalo nggak gini. Suara satuan gelas yang kayak gini nih, yang bikin suasana ngumpul jadi tambah seru. Jadi, ayolah Guys."

"Yok," ucap Selo sembari memajukan gelasnya ke arah gelas Sadika, hingga jarak antar kedua gelas tersisa beberapa sentimeter. Hal itu membuat Kala dan Senja saling menatap, kemudian sama-sama memalingkan wajah dengan malas. "Mengesampingkan masalah pribadi di atas kepentingan bersama," ucap Selo mengingatkan Kala dan Senja, membuat kedua remaja itu mendengus malas. Sampai pada akhirnya, mereka mendekatkan gelas ke arah gelas Sadika dan Selo.

"Kuy mulai kuy," ucap Sadika memberi komando.

"Satu, dua, tiga, cheeeers!" ucap Kala, Senja, Sadika, dan Selo dengan senyum masing-masing, kemudian menyatukan gelas satu sama lain hingga bunyi nyaring memenuhi ruangan, yang terdengar begitu berkharisma dan menyenangkan, sampai akhirnya mereka minum secara bersamaan.

Ruangan dengan alat musik band, piano, sofa, dan dekorasi yang menarik itu adalah ruang musik milik Hamdan Restaurant. Karena Kala, Senja, Sadika, dan Selo berlatih untuk kepentingan restoran, maka ruang musik dengan lapisan tipis peredam suara itulah tempat mereka berlatih.

"Dulu sebelum ada Nona Senja kan, kita namain band ini The S3, berarti sekarang jadi The S4 dong? Atau, The KalaSenja and S2?" Sadika kemudian menaikturunkan alisnya dengan senyum manis.

Senja yang beberapa detik lalu duduk di ujung sofa panjang mendelik kecil pada Sadika. "Kenapa jadi The KalaSenja and S2?" tanyanya yang menyebutkan nama Kala dengan malas.

"Karena gue pengen aja. Hehe."

Senja menghela nafas. "The S4 aja."

"Siapa juga yang setuju kalo misalkan The KalaSenja and S2," ucap Kala yang menyebutkan nama Senja dengan malas.

Senja mendelik kecil. "Pikir aja sendiri!" ucapnya kesal.

"Dasar Marjan ngeselin!"

"Dasar Aruna nggak jelas!"

"Lo-"

"Stop!" potong Sadika membuat Kala menoleh dengan tatapan tajam. "Kuy pulang kuy." Sadika meletakkan gelasnya yang sudah kosong ke atas meja kaca, membuat Selo ikut meletakkan gelasnya, hingga Senja melakukan hal yang sama dan berdiri. Setelahnya, Sadika merangkul Selo sembari berjalan keluar dari ruang musik.

Our TwilightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang