18. Rajutan Sengketa

36 17 0
                                    

Satu Tuju - Raissa Anggiani

Yang mau request silahkan...

JANGAN LUPA JAGA KESEHATAN DAN KEBERSIHAN!

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!

HAPPY READING!

_____________________________________

Sekar menangis sesenggukan, duduk di sofa panjang dalam dekapan seorang lelaki paruh baya. "Bawa Killa pulang Mas. Aku nggak mau kehilangan dia." Sedangkan di sofa yang berbeda, Kala termenung.

Namun di sini, pada sebuah kamar rawat inap, Senja termenung. Gambaran yang didapatkannya saat Sekar menyentuhnya bukanlah sesuatu yang bagus. Setidaknya yang dia ketahui saat ini adalah .... Sekar kehilangan seorang putri.

"Pantes sikapnya gitu tadi." Senja menghela nafas. "Apa Killa Killa itu kabur dari rumah?"

Senja menggeleng. "Gue nggak boleh mikirin itu. Bukan urusan gue juga."

"Lagipula secara nggak langsung ... gue tau itu dengan cara ilegal."

"Tapi ngomong-ngomong ... gimana perasaan Sekala-"

Ceklek!

Sangga tersenyum lebar. "Ada yang suka cowok nih!" Cowok berwajah riang itu masuk begitu saja.

"Jadi maksud lo sebelumnya gue suka cewek?"

"Kapan gue bilang gitu?"

"Dasar."

Sangga tertawa, kemudian bersandar pada kepala kursi tunggal di sebelah ranjang, "Gimana keadaan lo?"

"Baik."

"Jawaban yang nggak kurang, juga nggak lebih." Senja tersenyum. "Mau cerita?"

Senja terdiam lama, dan Sangga dengan sabar menunggu. "Gue punya kebiasaan. Kalo ada masalah yang terus buat gue kepikiran ... gue bakal masuk kolam dan ngambang di permukaan. Kemarin ... pertama kalinya gue gitu lagi ... setelah tiga tahun lalu ... waktu Nenek meninggal."

"Lo bisa kendaliin diri selama tiga tahun, itu artinya emosi lo makin baik, lo makin dewasa."

"Tapi gue-"

"Nggak papa. Lo pasti bisa bangkit lagi. Cukup dengan lo percaya sama diri lo sendiri." Sangga tersenyum. "Butuh pelukan?"

Senja mengangguk begitu saja, membuat Sangga tersenyum lagi dan mendudukkan diri pada ranjang, lalu meraih Senja dengan lembut dan memeluknya. Cowok itu menepuk-nepuk bahu Senja, "Kuat yuk kuat. Bisa kok."

🌥️🌥️

Gwenny mengangkat ponsel dalam posisi miring, "Ini elo kan?" layarnya aktif menampilkan putaran vidio.

Senja menghela nafas. "Lo sama sekali nggak ngarepin gue jawab 'bukan'. Lo maunya jawaban 'iya'."

"Dari belakang persis lo. Casing, smartphone, sama sepatunya juga persis punya lo. Apalagi, hampir nggak ada cewek di Segitiga yang warna rambutnya kayak lo, dan sedikit banget yang kulitnya seputih lo. Masih mau bilang itu bukan lo?" balas Geva penuh emosi.

Our TwilightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang