| Bagian 34 |

13.7K 862 23
                                    

Hari sudah malam, tetapi Ava belum bisa memejamkan matanya. Sesekali Ava melihat pada Ethan yang sedang fokus pada laptopnya. Ada sesuatu yang membuat Ava gelisah.

"Tidur Ava sudah malam. Besok kita harus berangkat pagi ke rumah sakit." kata Ethan tanpa menatap Ava. Dia masih fokus dengan laptopnya.

Ava menggigit bibir bawahnya. Melihat Ethan membuat Ava bergairah--tidak tahu kenapa malam ini Ethan terlihat seksi dan sedikit berbeda dari biasanya. Tidak tahan, Ava merampas laptop Ethan lalu menjauhkannya dari pria itu. Ava bahkan tidak perduli dengan tatapan protes Ethan.

"Aku sedang bekerja sayang!" Ethan berucap melihat Ava kebingungan.

Ava menggeleng kecil. Selesai menjauhkan laptopnya dari Ethan, Ava membuka piyama tidurnya membuat dadanya yang tanpa bra terpampang ... hanya menyisakan celana dalam berwarna merah lalu Ava kembali--ia naik keatas paha Ethan seraya mengangkangi Ethan. Menangkup wajah Ethan--memagut bibir pria itu meski Ava tidak begitu pandai dalam berciuman. Mata Ava terpejam, nafasnya memburu saat tangan kekar Ethan melingkar di pinggangnya.

"Kau sedang bergairah, huh?" goda Ethan dengan tatapan yang berkabut. Tubuhnya sama bergairahnya dengan Ava. Apalagi Ava duduk tepat di atas miliknya yang mulai menegang.

Ava tidak menjawab, ia sibuk melepaskan kancing baju tidur Ethan. Mengusapkan telapak tangannya di dada Ethan yang di penuhi bulu-bulu.

Ethan mengerang pelan. Wajahnya mengeras--tidak tahan Ethan membaringkan tubuh Ava di ranjang, menindih wanita itu dengan bibir mengulum puncak dada Ava. Sedangkan tangan satunya meremas dan memilin-milin puncak dada.

"Ethan..." Ava melengkungkan punggungnya. Ia menggeliatkan tubuhnya merasa hangatnya mulut Ethan di dadanya. "Oh.." gumam Ava begitu menikmati.

Ethan tersenyum senang. Ciumannya perlahan turun ke bawah--tepat di depan perut Ava. Mencium perut bulat Ava berulang-ulang kali--puas mencium perut Ava, Ethan semakin turun ke bawah. Ia berhenti di depan milik Ava--matanya berkabut, perlahan Ethan merunduk mencium, menjilat milik Ava. Tubuh Ava setengah bangun--meremas rambut Ethan yang sedang mencium miliknya. Dia mengapit kepala Ethan dengan kedua pahanya--membuat Ethan semakin dalam menyentuh miliknya.

Ava memekik kencang, tubuhnya semakin menggeliat--menggelincang terhentak-hentak ketika pelepasan pertama berhasil Ava raih. Nafasnya terengah-engah, dadanya naik turun.

Ethan tersenyum puas. Ia bangkit dari tubuh Ava untuk melepaskan celana tidur dan dalamannya. Setelah itu Ethan kembali menindih Ava--memagut bibirnya dengan lembut.

"Aku mencintaimu!" bisik Ethan di telinga Ava. Dia menggesekkan miliknya pada milik Ava--sebelumnya akhirnya melesatkan miliknya kedalam milik Ava. Menghentakkan 'nya dengan kasar dan cepat.

Ava melenguh tertahan. Tangannya memeluk tubuh kekar Ethan--mendesah saat Ethan mulai bergerak menghujam miliknya dalam dan cepat.

Tubuh Ava bergetar, punggungnya semakin melengkung saat pelepasan itu hampir datang. Ia meremas sprei dengan kuat, menggigit bibir bawahnya ketika akhirnya pelepasan itu datang untuk Ava. Dia terhentak dengan tubuh yang bergetar hebat.

"Fuck!!" Ethan menggeram pelan. Wajahnya menyeruak keleher Ava, memberikan gigitan dan hisapan kecil disana. Sedangkan Ethan terus mempercepat, memaju mundurkan miliknya di dalam milik Ava yang begitu hangat dan ketat.

Ava terisak pelan, dia baru saja mencapai puncaknya. Namun, keinginan untuk pelesan itu datang lagi. "Ethan a-aku..."

"Yeah baby. Fuck, damn! Bersama sayang!" bisik Ethan menyeringai kecil. Ia menambah cepat hujamannya. Tubuh keduanya di aliri oleh sensasi hebat yang hampir di capai--Ethan mengerang, menghentakkan miliknya pada milik Ava saat pelepasan itu diraih secara bersamaan.

Destiny (Tersedia E-book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang