| Bagian 14 |

24K 1.8K 70
                                    

Sudah satu minggu sejak malam itu Ethan tidak lagi melihat keberadaannya. Di tempat Zayn bersekolah 'pun Ethan tidak melihatnya. Rupanya, wanita itu benar-benar melakukan apa yang Ethan minta.

Sebenarnya ada rasa takut jika wanita itu pergi lagi. Malam itu Ethan hanya marah karena selama ini memang pertanyaan tentang kemana Ava pergi dan kenapa keluarganya bisa sampai tidak tahu membuat Ethan terganggu. Pasalnya, keluarga Ava dan Ethan sudah sangat saling mengenal. Begitupun Ava dengan keluarga Ethan. Jadi terasa janggal jika keluarga Ava tidak mengetahui kepergian anaknya sendiri.

Sudah beberapa ini Ethan merasakan perubahan pada Zayn. Anak laki-lakinya itu kembali jadi pendiam dan lebih banyak mengurung diri. Hal yang tidak pernah di lakukan Zayn sebelumnya. Wajah putranya juga lebih sendu dari malam itu.

Ethan hari ini tidak ke kantor. Semua pekerjaan Ethan bawa kerumah-pikirannya tidak tenang akan perubahan Zayn selama beberapa hari ini.

"Zayn?" Ethan menghampiri Zayn. Putranya itu sudah pulang sejak sejam lalu.

"Hm!" gumam Zayn sambil memainkan mobilannya di atas ranjang.

"Boleh Daddy bertanya?" Ethan berlutut di samping ranjang Zayn.

"Hm!" Lagi, Zayn hanya bergumam.

Ethan menghembuskan nafas kasar. "Kenapa Zayn banyak diam? Maksud Daddy kenapa Zayn tidak seperti waktu itu?" tanya Ethan tersenyum.

Zayn menoleh pada Ethan-kedua matanya berkaca-kaca. Ia lalu memeluk tubuh Ethan erat. "Daddy kenapa Aunty Ava tidak mau dekat-dekat Zayn? Sejak pulang dari Zoo Aunty Ava sudah tidak mau lihat Zayn lagi." isak Zayn di pelukan Ethan.

Sial, sial, sial! Umpat Ethan di dalam hati. Hatinya sakit. Zayn baru menangis lagi. Terakhir saat Zayn mau masuk sekolah di taman kanak-kanak.

"Apa Zayn nakal? Zayn tidak suka Zoo. Gara-gara itu Aunty tidak mau dekat Zayn lagi. Tadi Zayn panggil-panggil tapi Aunty tidak mau berhenti." lanjut Zayn menyandarkan kepalanya di bahu Ethan.

Besok-aku mau besok adalah hari terakhirku melihatmu. Setelah besok, aku tidak ingin lagi melihatmu di depanku ataupun didekat anakku.

"Daddy, Zayn sayang Aunty Ava."

Ethan memejamkan matanya. Tubuhnya seakan lemas mendengar perkataan Zayn. Isak tangisnya bagaikan goresan yang diberikan pada tubuh Ethan.

"Zayn mau Aunty Ava, Dad!" Lagi, Zayn berucap. Isakannya diiringi sesedu.

Ethan meraih tubuh Zayn dan menggendongnya. Ia menumpukan dagunya di bahu kecil Zayn-Ethan dapat merasakan tubuh Zayn bergetar hebat.

Apa yang harus aku lakukan sekarang? batin Ethan kebingungan. Apa yang terjadi dengan Zayn juga karena Ethan. Ia tidak tahu jika Zayn sudah sedekat itu pada Ava. Padahal yang Ethan lihat mereka baru sekedar akrab saja.

Ethan memberikan usapan lembut pada tubuh Zayn. Menenangkan anak laki-lakinya agar tidak menangis lagi. Sungguh Ethan terluka mendengar Zayn menangis. Semua Ethan yang sebabkan.

•••

Ava sedang bersiap untuk pulang. Tapi sebelum itu nanti ia akan mampir ke supermarket mau membeli bahan masak dan beberapa Snack untuk Claire dirumah.

Asik berjalan tiba-tiba saja sebuah mobil berhenti-menghadang jalan Ava. Ia tahu mobil itu milik siapa. Jadi Ava diam dan tidak menghindar. Merasa kalau ini saatnya.

"Ava? Akhirnya kita bertemu disini." kata Maxime setelah turun dari mobil. Wajah pria itu terlihat tenang sekali.

"Ada apa?" sahut Ava-dia lebih cuek sekarang. Mengingat bagaimana seorang wanita datang menemui Ava dan menangis di depannya.

Destiny (Tersedia E-book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang