Setelah pertemuan itu kamu hanya mengikuti Sunghoon dari belakang.
Saat pintu kamar Sunghoon terbuka kamu hanya diam diluar tak ingin ikut masuk. Sunghoon yang menyadari itu lalu menurutmu untuk masuk.
Setelahnya mau tak mau kamu masuk. Kamu masih tak ingin menatap Sunghoon. Karena kamu tak ingin menangis di depan Sunghoon.
Setelah kamu masuk kamu menegarkan hati dan tetap tersenyum pada Sunghoon.
"Pangeran, ada yang Anda butuhkan? " Tanya kamu dengan masih menunduk sopan
"Aku hanya membutuhkan kamu" Ucap Sunghoon dengan lirih. Kamu hanya diam dengan sedikit mengigit bibir bagian bawahmu. Menahan air mata dan sakit di hatimu.
"Baiklah kalau begitu aku akan pamit"
Setelah mendengar itu kamu menunduk dan pergi keluar.Sunghoon memegang tanganmu namun kamu dengan sopan melepaskan tangannya.
Kamu berjalan menuju pintu keluar sebelum kamu benar-benar keluar kamu berbalik dan tersenyum.
"Selamat atas mimpimu yang sebentar lagi tercapai. Dan.. Selamat untuk pernikahanmu nanti"
Sunghoon hanya diam tidak merespon saat mendengar ucapanmu dan dengan cepat kamu menutup pintu dan pergi dari kamar Sunghoon.
~~~~
Saat kamu berusaha meluapkan rasa kecewamu dengan menangis tiba-tiba seseorang mengetuk pintu.
Dengan cepat kamu mengusap air matamu.
Saat membuka pintu tiba-tiba seseorang memelukmu.
Dengan cepat kamu berusaha melepas pelukan itu. Namun orang yang memelukmu semakin mengencangkan pelukannya dan perlahan dia berbisik"Maafkan aku"
Saat kamu mendengar itu seolah semua tenagamu hilang dan akhirnya hanya diam.
Kamu hanya diam untuk beberapa saat Sunghoon memelukmu dengan erat. Namun kamu harus sadar bahwa semua ini hanyalah sebuah bayangan semu. Semua ini hanyalah sebuah kebahagiaan sementara belaka dan dengan cepat mendorong pelukan itu hingga pelukannya terlepas.
"Pangeran kembalilah ke kamarmu"
Ucapmu kamu berusaha melihat Sunghoon namun.. Sunghoon hanya menunduk dan tak menatap mu.
"Pangeran. Aku mohon kembalilah"
Sunghoon hanya diam mematung dengan kepala tertunduk.
"Salah.. Semua yang aku lakukan.. Salah"
Kamu diam saat Sunghoon berbicara dengan lirih
"Kenapa semua usahaku menjadi sangat sia-sia? "
Dia menatap kedua matamu. Kamu terkejut saat melihat pipi Sunghoon basah dengan air mata. Untuk pertama kalinya kamu melihat Sunghoon menangis.
Sunghoon memanggil namamu.
"Apa yang harus aku lakukan" Ucapan itu terdengar penuh dengan keputusasaan. Dan tatapan itu kenapa sangat rapuh. Kenapa Sunghoon harus sangat terluka atas apa yang ia setujui sendiri? Apakah dia terpaksa menjawab seperti itu? Apakah ini semua berati dia tidak bahagia dengan ucapannya tadi?~TBC~
Jangan lupa like dan komen ya Enjin~
🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Halu Story✨
FanfictionHanya kumpulan cerita Halu antara kamu dan member enhypen☺ Rank cerita #1 di Halustory