Chapter 3 - Heeseung

496 59 0
                                    

Kamu berbalik dan menarik Heeseung dari gerombolan wanita-wanita itu. Heeseung yang melihat kamu langsung tersenyum cerah.

Setelah melewati kerumunan wanita wanita itu akhirnya kamu berhenti dan menatap Heeseung.

"Kamu menyukainya? " Tanya kamu dengan nada sedikit marah

"Apanya? " Tanya Heeseung bingung

"Saat wanita-wanita itu mengerumunimu? "

"Eummm... Sebenarnya ini pertama kalinya aku terkenal diantara wanita-wanita itu_"

"Yasudah pergi saja kesana lagi! " Ucap kamu sarkas dan berjalan menjauh

Heeseung kaget dan menarik tanganmu

"Aku belum selesai bicara. Kenapa kamu marah?"

"Aku? "

"Dengarkan dulu. Awalnya aku kaget dan senang saat banyak wanita-wanita itu mendekatiku tapi aku mulai muak dan kesal saat aku tak bisa pergi sedikitpun, aku tak tau harus bagaimana tapi kamu datang dan menyelamatkan aku. Aku ingin berterimakasih" Ucap Heeseung

"Oh.. Baguslah" Ucapmu lalu berbalik dan menyembunyikan senyumanmu dari Heeseung

"Jadi kenapa tadi kamu marah? " Tanya Heeseung lagi

"Hah? Aku marah karena kamu lupa katanya mau membeli laptop baru kenapa tiba-tiba lupa?"

"Aahh hanya karena itu? Kukira ada hal lain" Heeseung terlihat kecewa dan akhirnya pergi berjalan mendahuluimu menuju parkiran

Kamu hanya menatap punggung Heeseung yang menjauh darimu. Kamu berjalan mendekat dan menggandeng tangannya.

"Setelah membeli laptop traktir aku tteokbokki ya! " Ucapmu ceria.

Heeseung yang awalnya cemberut langsung tersenyum dan mengangguk semangat. Kamu ikut tersenyum dan merasa lega.

Kenapa sekarang senyuman Heeseung terasa sangat penting bagimu?

Apakah kamu mulai menyukai Heeseung atau.. Karena kamu tak menyukai muka murungnya saja?

Haha konflik kecil terjadi dihati dan pikiranmu sekarang.

Setelah selesai membeli laptop kamu dan Heeseung hendak pergi ke kedai tteokbokki bersama namun tiba-tiba Heeseung mendapatkan telfon dan itu hal mendesak.

Kamu sedikit kecewa namun harus mengerti keadaan Heeseung. Heeseung menawarkan diri untuk mengantarmu pulang namun melihat Heeseung yang buru-buru kamu menolak dengan alasan akan mampir ke suatu tempat terlebih dahulu.

Dan Heeseung terpaksa pulang duluan. Ia berlari menuju parkiran. Kamu melihat Heeseung yang hilang di belokan depan pun berbalik dan memilih pergi dari sana.

Saat tiba-tiba seseorang kembali memanggil namamu. Kamu melihat Heeseung yang berlari menuju dirimu. Kamu mengkerut kan dahi tanda bingung

"Nanti malam hah~ aku jemput untuk beli tteokbokki! " Setelah berkata begitu ia kembali berlari menuju parkiran. Kamu hanya tertawa melihat Heeseung melambaikan tangannya padamu dengan muka ceria.

"Kiyowo~ " Ucapmu spontan

"Omo! Apa barusan aku mengakui bahwa dia lucu? Omo! Bibir kau! Berkhianat! " Ucapmu bermonolog sendiri dan memukul kecil bibirmu. Namun tetap saja kamu tersenyum dibuatnya haha.

~~~~

Malam hari kamu bersiap untuk pergi bersama Heeseung dan kamu berdiri di luar apartment menunggu Heeseung menjemput mu. Saat hendak mengirimi pesan pada Heeseung. Sebuah motor berhenti tepat didepanmu.

Dia adalah orang yg kamu sukai selama ini. Namanya Rayhan. Mengajakmu pergi ke suatu tempat.

Namun kamu menolak tapi saat dia menyebut sesuatu.. Kamu akhirnya terpaksa ikut dengannya.

Saat ini kamu medial nomor Heeseung dan berkata untuk tidak jadi pergi bersama dengannya karena alasan mendesak. Saat kamu menaiki motor Rayhan dan berbelok di depan tak sengaja kamu melihat Heeseung yang berhenti di pinggir jalan.

Mungkin ia berhenti untuk menerima telfon darimu. Dan saat itu Heeseung dan kamu saling bertatapan. Kamu ingin sekali memberhentikan motor Rayhan namun kamu tak bisa karena ini hal mendesak. Kamu berbalik dan menarik Heeseung dari gerombolan wanita-wanita itu. Heeseung yang melihat kamu langsung tersenyum cerah.
Setelah melewati kerumunan wanita wanita itu akhirnya kamu berhenti dan menatap Heeseung. "Kamu menyukainya? " Tanya kamu dengan nada sedikit marah
"Apanya? " Tanya Heeseung bingung
"Saat wanita-wanita itu mengerumunimu? "
"Eummm... Sebenarnya ini pertama kalinya aku terkenal diantara wanita-wanita itu_"
"Yasudah pergi saja kesana lagi! " Ucap kamu sarkas dan berjalan menjauh
Heeseung kaget dan menarik tanganmu
"Aku belum selesai bicara. Kenapa kamu marah?"
"Aku? "
"Dengarkan dulu. Awalnya aku kaget dan senang saat banyak wanita-wanita itu mendekatiku tapi aku mulai muak dan kesal saat aku tak bisa pergi sedikitpun, aku tak tau harus bagaimana tapi kamu datang dan menyelamatkan aku. Aku ingin berterimakasih" Ucap Heeseung
"Oh.. Baguslah" Ucapmu lalu berbalik dan menyembunyikan senyumanmu dari Heeseung
"Jadi kenapa tadi kamu marah? " Tanya Heeseung lagi
"Hah? Aku marah karena kamu lupa katanya mau membeli laptop baru kenapa tiba-tiba lupa?"

"Aahh hanya karena itu? Kukira ada hal lain" Heeseung terlihat kecewa dan akhirnya pergi berjalan mendahuluimu menuju parkiran

Kamu hanya menatap punggung Heeseung yang menjauh darimu. Kamu berjalan mendekat dan menggandeng tangannya. "Setelah membeli laptop traktir aku tteokbokki ya! " Ucapmu ceria. Heeseung yang awalnya cemberut langsung tersenyum dan mengangguk semangat. Kamu ikut tersenyum dan merasa lega. Kenapa sekarang senyuman Heeseung terasa sangat penting bagimu?
Apakah kamu mulai menyukai Heeseung atau.. Karena kamu tak menyukai muka murungnya saja?
Haha konflik kecil terjadi dihati dan pikiranmu.
Setelah selesai membeli laptop kamu dan Heeseung dan kamu hendak pergi ke kedai tteokbokki bersama namun tiba-tiba Heeseung mendapatkan telfon dan itu hal mendesak. Kamu sedikit kecewa namun harus mengerti keadaan Heeseung. Heeseung menawarkan diri untuk mengantarmu pulang namun melihat Heeseung yang buru-buru kamu menolak dengan alasan akan mampir ke suatu tempat terlebih dahulu. Dan Heeseung terpaksa pulang duluan. Ia berlari menuju parkiran. Kamu melihat Heeseung yang hilang di belokan depan pun berbalik dan memilih pergi dari sana. Saat tiba-tiba seseorang kembali memanggil namamu. Kamu melihat Heeseung yang berlari menuju dirimu. Kamu mengkerut kan dahi tanda bingung
"Nanti malam hah~ aku jemput untuk beli tteokbokki! " Setelah berkata begitu ia kembali berlari menuju parkiran. Kamu hanya tertawa melihat Heeseung melambaikan tangannya padamu dengan muka ceria.
"Kiyowo~ " Ucapmu spontan
"Omo! Apa barusan aku mengakui bahwa dia lucu? Omo! Bibir kau! Berkhianat! " Ucapmu bermonolog sendiri dan memukul kecil bibirmu. Namun tetap saja kamu tersenyum dibuatnya haha.
Malam hari kamu bersiap untuk pergi bersama Heeseung dan kamu berdiri di luar apartment menunggu Heeseung menjemput mu. Saat hendak mengirimi pesan pada Heeseung. Sebuah motor berhenti tepat didepanmu. Dia adalah orang yg kamu sukai selama ini. Namanya Rayhan. Mengajakmu pergi ke suatu tempat. Namun kamu menolak tapi saat dia menyebut sesuatu.. Kamu akhirnya terpaksa ikut dengannya. Saat ini kamu medial nomor Heeseung dan berkata untuk tidak jadi pergi bersama dengannya karena alasan mendesak. Saat kamu menaiki motor Rayhan dan berbelok di depan tak sengaja kamu melihat Heeseung yang berhenti di pinggir jalan. Mungkin ia berhenti untuk menerima telfon darimu. Dan saat itu Heeseung dan kamu saling bertatapan. Kamu ingin sekali memberhentikan motor Rayhan namun kamu tak bisa karena ini hal mendesak. Lalu apa yang akan kamu lakukan pada Heeseung?
A. Menelfonnya saat urusanmu selesai nanti
B. Langsung temui Heeseung keesokan harinya dan jelaskan semua yang terjadi padanya agar tidak salah faham.

~TBC~

Jangan lupa like dan komen ya biar nana semangat update nya hehehe

Halu Story✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang