It's Hard

998 151 29
                                    

"Siaaaal gua telatt!!"Pekik Jennie saat melihat jam  di ponselnya.

Ia segera bersiap-siap dan berlari keluar apartnya untuk berangkat menuju sekolah.

"Anjir bisa-bisanya gua kesiangan." Gerutu Jennie, ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dan akhirnya ia sampai di sekolah meskipun memang telat.

"Pak izinin masuk ya." Mohon Jennie pada pak satpam.

"Aduh neng gimana ya." Jawab pak satpam yang bingung.

"Pliss pak, janji deh ga telat lagi." Ucap Jennie.

"Yaudah deh neng, tapi besok besok gaboleh lagi ya." Akhirnya pak satpam menyerah dan membiarkan Jennie masuk.

"Makasih pak." Ucap Jennie lalu segera masuk.

Jennie berjalan dengan cepat karena bell sudah berbunyi, namun langkahnya terhenti tepat saat melewati ruang kepala sekolah. Ia segera bersembunyi untuk menguping pembicaraan itu.

"Jangan sampai polisi menanyakan kejadian Jenna." Ucap sang kepala sekolah membuat Jennie membeku.

"Sampai saat ini polisi tak ada menanyakan masalah Jenna, bahkan belum diketahui Jenna masih hidup atau tidak. Keluarganya menutup kabar Jenna." Jelas salah seorang guru.

"Saya tidak mau tahu masalah ini harus di tutup rapat!" Ucapnya tegas.

"Jangan biarkan anak itu bicara apapun." Ucapnya lagi.

Jennie mengepalkan tangannya, matanya memerah.

"Anjing." Desis Jennie.

"Pak direktur sudah bilang jangan sampai masalah Jenna kembali muncul." Ucap kepala sekolah.

Jennie menghela nafasnya, ia tak habis pikir dengan apa yang ia dengar. Sekolah sialan ini benar-benar mau menutup kasus pembullyan Jenna.

"Siapa direktur sekolah ini." Gumam Jennie.
Dengan cepat Jennie pergi menjauh dari ruang kepala sekolah, pikirannya kalut! Ia memilih pergi bolos kelas dan pergi ke rooftop sekolah.

"Gua harus cepet-cepet bongkar semua, sekolah biadab ini memang bener-bener tutup mata dan telinga. Apa yang harus gua lakuin." Ucap Jennie prustasi.

"Lo disini?"

Jennie terperanjat saat seseorang bertanya padanya.

"Na Jaemin lo bikin gua kaget!!" Sentak Jennie saat melihat Jaemin berdiri di belakangnya.

"Sorry, lo ngapain disini?" Tanya Jaemin.

"Lo sendiri ngapain kesini?" Ketus Jennie.

"Ngikutin lo." Jawab Jaemin singkat.

"Hah? Ngapain?" Bingung Jennie.

"Gua lihat lo kesini jadi gua ikutin." Jawab Jaemin acuh.

"Jaem." Cicit Jennie.

"Hmm."

"Gua bingung." Lirih Jennie.

"Gua gabecus jaga adek gua sendiri, gua gabisa bantu apa apa buat dia." Suara Jennie semakin melemah, matanya menatap lurus kearah langit langit.

Black And WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang