S!GN - 25

200 20 6
                                        

Pagi ini lebih cerah dari kemarin. Tiga pasang kekasih berangkat bersama menuju ke sekolah. Hari ini hari wajib berseragam. Dengan mengenakan celana bahan dan kemeja yang dilapisi dengan rompi berwarna hitam itu, mereka terlihat sangat serasi. Raut wajah mereka juga mengatakan demikian.

Jisung yang pura-pura merajuk pada Minho karena pemuda mancung itu dengan seenaknya masuk ke kamar si tupai saat sang pemilik kamar sedang mengganti bajunya. Selain dihadapi dengan rajuk Jisung, Minho juga mendapat dua jitakan yang berasal dari kedua orang tua kekasih tupainya itu. Mingyu dan Wonwoo. Minho masih tak bisa melupakan wajah geli Mingyu saat Wonwoo memarahinya.

Sedangkan Felix masih biasa dengan Changbin. Pemuda berwajah sangar itu jarang marah padanya. Malah dia yang sering merajuk. Kadang ia menyayangkan sifatnya yang seperti gadis. Sedikit-sedikit merajuk, tanpa alasan yang jelas. Namun pelukan Changbin selalu menenangkannya. Kapan lagi Changbin yang di mata orang-orang kejam, bisa sangat lembut dihadapannya. Andai saja ia bisa mengumumkan kepada semua orang jika Changbin hanya bisa bersikap lembut padanya. Dan berharap jika gadis yang ia anggap jalang –Chaeyong- itu mendengarnya.

Berbeda dengan kedua pasangan yang lain, Hyunjin dan Jeongin asik bercanda bersama. Menerawang langit dan membicarakan masa depan. Tangan Hyunjin menggenggam erat pergelangan tangan yang lebih kecil. Tidak membiarkan Jeongin lari dari nya. Padahal juga tidak akan mungkin terjadi.

"Hyunjin, kau lihat burung elang itu?" Tanya Jeongin sambil menunjuk Burung Elang yang sedang terbang melingkar di langit. Yang dipanggil namanya ikut melihat langit dan mengangguk. Kedua pasangan lainnya yang mendengar itu, juga ikut melihat ke arah tunjuk Jeongin.

"Bukankah menyenangkan bisa terbang seperti itu? Bisa melihat dunia dari atas. Akan terlihat keseluruhannya." Ucap Jeongin sambil menengok ke arah Hyunjin yang tersenyum menatapnya.

Oke, sudah Jeongin katakan berkali kali jika Hyunjin itu tampan kan? Maka, Jeongin ingin mengatakannya sekali lagi. Hyunjin berkali-kali lipat lebih tampan dengan setelan seragamnya. Ini saja belum dipakai jubahnya. Kalau sampai itu terjadi, Jeongin bisa mati seketika.

Bagaimana tidak? Jika Hyunjin saja berdiri membelakangi matahari dengan senyum cerah yang menghadap ke arahnya. Astaga, matanya sampai sakit. Ketampanan Hyunjin mengapa bisa kuat sekali efeknya?!

"Kurasa juga menyenangkan. Aku berharap, suatu saat nanti bisa membawamu terbang, dan berkeliling dunia." Jawab Hyunjin dan tersenyum lagi. Menciptakan bulan sabit di matanya. Pipi Jeongin rasanya panas sekarang.

"Aku juga! Sepertinya menyenangkan."

"Pasti menyenangkan."

Changbin dan Minho juga tidak ingin ketinggalan. Mereka terlihat sangat gembira. Pemuda sangar itu saja sampai tersenyum lebar. Membuat Felix yang berada di sampingnya ikut tersenyum.

Setelah berjalan sekitar sepuluh menit, mereka akhirnya sampai di sekolahan. Dan sepertinya memang Dewa membantu mereka, hari ini adalah jadwal jaga gerbang tutor Taehyung. Biasa, melakukan pemeriksaan seragam.

Maka dengan langkah riang, Jisung langsung saja berlari kecil ke arah tutor galak itu. Minho yang melihatnya meringis. Semoga saja tidak disemprot amarah oleh Taehyung.

"Hai, tampan~"

Jisung dengan santai menyapa Taehyung yang memberinya tatapan tajam. Sedangkan kelima teman berangkat sekolahnya menatap Jisung tak percaya. Apalagi Minho. Apa-apaan itu segala pakai kata tampan?! Tapi karena ini sedang menyangkut hal yang penting, jadi ia harus menahan diri. Dalam hati ia membatin akan memberi pelajaran pada kekasih manisnya itu. Lihat saja nanti!

"Ah, maaf. Dia memang seperti itu. Sebenarnya kami mau menanyakan sesuatu." Ucap Felix setelah menarik mundur Jisung yang langsung di rangkul posesif oleh Minho.

S!GN; HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang