S!GN - 07

291 52 5
                                    

"Jeongin, jangan berlarian seperti itu. Kau baru sembuh, Astaga" ucap Woojin pada Jeongin. Bayangkan saja, pemuda yang baru saja sadar dari sekarat karena lemparan maut dari seorang vampire, paginya sudah meloncat dan berlarian seperti anak berumur lima tahun.

Melihat Jeongin agak jauh didepan mereka, membuat Jisung, Felix dan Woojin geleng-geleng kepala dibuatnya. Bahkan sempat terlintas dipikiran mereka, jika Jeongin mungkin terbentur sesuatu di bagian kepalanya, hingga bagian dari saraf otaknya menjadi agak bermasalah.

"Ck kalian lama sekali berjalannya. Ayolah, lagipula aku sudah sembuh total. Lihat ini! Lihat!"

Jeongin meloncat-loncat guna memperlihatkan kepada tiga sahabatnya bahwa ia sudah benar baik-baik saja. Sebenarnya tak ada yang salah dengan Jeongin. Hanya saja pemiirannya jauh dari ekspektasi orang-orang terdekatnya.

Saraf otak Jeongin juga baik-baik saja. Hanya saja Jeongin lebih bersemangat hari ini. Bagaimana tidak, ia selamat dari lemparan maut, juga pagi ini ia akan bertemu dengan pangeran impiannya. Entahlah, setelah obat dari Apollo memasuki tubuhnya ia merasa hidupnya seperti di reboot.

Jisung, Felix, dan Woojin lebih memilih meninggalkan Jeongin yang masih asik berloncat-loncat seperti ingin merobohkan sekolah ini saja. Ya, hanya saja Jeongin tak tau apa yang ada dibalik kebahagiaannya.

...

"Bagaimana keadaan anakku, Jaehwan?"

Sekarang Minhyun sedang mendatangkan seorang tabib berdarah campuran yang terpercaya di seluruh Arcadia untuk mengecek keadaan anak sulungnya. Pagi ini ia tak bisa membiarkan anaknya itu untuk berangkat ke sekolah. Sedangkan Yeji sedang menjaga sang kakak di kamar Hyunjin sendiri. Hyunjin memang sudah sadar beberapa waktu yang lalu setelah diberi obat oleh Jaehwan.

Hyunjin dan Jaehwan sekarang sedang duduk di ruang tamu. Jaehwan duduk di sofa dan Minhyun duduk di kursi kebesarannya. Mereka sedang membicarakan hal penting mengenai keadaan Hyunjin.

"Kurasa ia tidak mempunyai penyakit apapun." Ucap Jaehwan yang kemudian meminum jamuan dari pelayan beberapa saat lalu.

"Lalu apa ia kelelahan? Tapi menurutku waktu sekolah tidak sampai setengah hari. Ia juga langsung pulang ke rumah. Kecuali, jika ia akan berburu bersama teman-temannya ia akan meminta izin padaku. Itu juga jarang." Balas Minhyun panjang lebar. Selama ini ia tak pernah melihat anak sulungnya tiba-tiba mimisan. Dia rasa Hyunjin sehat-sehat saja. Minhyun dibuat pusing karena masalah ini.

"Menurut instingku, ini bukan pertama kalinya ia mimisan. Mungkin sebelumnya ia pernah, tapi tak mengatakannya padamu. Juga sebenarnya aku punya dugaan.."

"Apa?"

"Sepertinya ia sudah bertemu dengan mate nya." Ucap Jaehwan dengan sedikit ragu-ragu. Sedangkan Minhyun masih cengo di tempatnya.

"Mate? Tapi.. ini terlalu cepat bukan. Bahkan ia masih remaja. Aku saja bertemu dengan istriku baru saat aku berumur 25. Dia masih 18 tahun jika perlu kuingatkan."

Jaehwan memutar bola matanya malas, "Ck banyak anak sekolah yang sudah bertemu mate nya. Diumur mereka yang masih muda, mereka cenderung lebih sering memikirkan lawan jenis. Sehingga mereka terus mencari mate mereka sendiri dengan feromon sebagai tandanya."

"Benarkah? Lalu Hyunjin sudah mengetahui mate nya? Mengapa ia tak memberi tahuku. Juga, memang setiap orang yang bertemu mate nya akan mimisan begitu? Aku tidak." Timpal Minhyun masih heran.

"Aku tak tahu pasti. Tapi menurut pengalamanku selama ini banyak orang yang sakit setelah bertemu dengan mate mereka. Dan itu disebabkan oleh mate mereka yang juga dalam keadaan sakit waktu itu. Sebagai pasangan yang sudah ditakdirkan, mereka akan tetap memiliki sebuah ikatan yang tak dapat kita lihat dengan mata."

S!GN; HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang