S!GN - 11

307 48 7
                                    

"Hyunjin.."

Yang dipanggil pun menengokkan kepalanya. Hyunjin dapat melihat Tzuyu sedang berdiri tepat dibelakangnya. Kantin sedang ramai sekarang, jadi Hyunjin berdiri dan menarik pergelangan tangan Tzuyu untuk mengajaknya ke tempat yang lebih sepi.

Hyunjin menarik Tzuyu ke belakang gedung perpustakaan. Hyunjin menghentikan langkahnya, diikuti oleh Tzuyu.

"Ada apa?" tanya Hyunjin karena melihat Tzuyu yang selalu menundukkan kepalanya.

"Kau ada masalah?" tanya Hyunjin lagi. Tzuyu menggelengkan kepalanya kemudian ia beralih menatap iris mata Hyunjin.

"Hyunjin, kukira ini tidak perlu kusampaikan padamu. Tapi, aku tidak akan lega kalau belum mengungkapkannya."

Hyunjin mengernyit tak mengerti. Ia masih menunggu kalimat Tzuyu selanjutnya.

"Hyunjin, bolehkah aku menyukaimu?"

"A-apa?"

"Biarkan aku menyukaimu, Hyunjin. Aku sudah lelah dengan tutor Taehyung. Aku sudah mencuri-curi perhatiannya, membawakannya bekal, apapun kulakukan untuknya. Tapi, dia tak pernah melihatku barang hanya sekali. Jadi kuputuskan aku hanya akan menyukaimu kali ini. Ajarkan aku untuk menyukaimu Hyunjin, hanya kau yang mengerti diriku."

Hyunjin bungkam. Ia mengira bahwa semuanya tak akan sampai sejauh ini. Hyunjin pikir, ia dan Tzuyu hanya akan menjadi sekedar teman berbagi cerita.

"Tapi, aku menyukai Seungmin. Bagaimana bisa kau--"

"Aku mohon Hyunjin. Bukankah cintamu pada Seungmin juga tak terbalas? begitu juga aku."

"Tapi, bukan begitu maksudku Tzuyu. Bagaimana bisa kau bertindak sejauh ini? Kita hanya teman berbagi cerita."

"Ayolah Hyunjin. Aku bisa memberikan apapun untukmu."

Hyunjin mengubah ekspresinya menjadi dingin.

"Kau tahu? Kau terlihat murahan saat ini."

Tes!

Setitik cairan bening keluar dari mata gadis cantik itu. Ia hanya berfikir, bagaimana bisa kalimat Hyunjin begitu kasar padanya. Sebenarnya Tzuyu hanya ingin cintanya terbalas. Hanya itu saja.

"Aku tidak seburuk itu hiks"

Hyunjin menghembuskan nafasnya kasar melihat punggung sempit Tzuyu yang bergetar. Ia kemudian berjalan mendekati Tzuyu, menarik punggung gadis itu mendekat, dan menaruh tangan besarnya dibelakang tengkuk Tzuyu. Hyunjin menyembunyikan wajah Tzuyu di dada bidangnya.

Hyunjin mengelus surai coklat itu sebelum berkata, "Jangan ulangi kalimat itu lagi. Maafkan aku."

Kedua insan itu masih menyalurkan rasa penyesalan satu sama lain. Tidak menyadari jika ada tiga insan lain yang mengintip mereka dari jendela.

"Jadi, mereka sepasang kekasih?" tanya pemuda dengan rambut berwarna blonde.

"Mengapa kau diam saja? Apa kau sudah tahu jika mereka bepacaran? berapa banyak luka yang kau sembunyikan selama ini, Jeongin?" lanjut pemuda yang lain.

"Hfft, entahlah Felix, Jisung. Aku hanya menyukainya dan akan mengawasinya dari kejauhan. Seperti ini. Jika dia menangis, aku akan menangis. Jika dia tertawa, aku juga akan senang. Memiliki Hyunjin itu tidak mudah, apalagi dengan pemuda lemah sepertiku. Bahkan aku tidak bisa teleportasi maupun melayangkan benda-benda yang ada disini. Bukankah itu lucu?"

Ya, Jeongin sadar. Jika dunia ini angka sepuluh, maka dirinya hanya bernilai satu. Dia manusia. Dia bukan vampire, manusia serigala, maupun kubu berdarah campuran. Dia benar-benar seorang manusia. Lemah, dan tak memiliki kekuatan apapun untuk melindungi dirinya sendiri.

S!GN; HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang