"Apa kau akan pergi ke kantin, Jeongin?" Tanya pemuda bernama Han Jisung kepada temannya Yang Jeongin. Sang empu hanya fokus pada buku yang ia baca. Jisung heran kenapa Jeongin tak menggubris pertanyaannya. Jadi ia bertanya pada pemuda lain yang duduk tepat disamping Jeongin, Lee Felix. Pemuda manis yang masih sibuk menata rambut pirangnya.
"Felix, ada apa dengan Jeongin? Biasanya saat aku mengajaknya ke kantin, ia langsung beranjak. Apa yang ia baca?" Felix melirik buku yang Jeongin baca. Dan ia langsung merebut buku yang berada ditangan Jeongin, membuat yang punya buku menggeram kesal.
"Ck! Felix, cepat kembalikan buku itu. Jika tidak—"
"Woah! Lihat ini Jisung! Jeongin membaca buku tentang kisah cinta Adonis dan Afrodite. Bukankah aneh? Biasanya yang ia baca adalah buku tentang obat-obatan dari dewa Apollo, kalau tidak ya buku tentang kebijaksanaan dari dewi Athena." Ucapan Jeongin dipotong oleh Felix, dan ia mau gila saja rasanya saat Felix menyebut tentang kisah buku itu. Yang benar saja, Jeongin yang tak terduga akan membaca buku dengan genre percintaan seperti itu.
Jisung yang mendengar itu segera berjalan cepat kearah Jeongin dan Felix. Ia menatap curiga pada Jeongin, begitu juga dengan Felix. Mereka berdua yang merasa memikirkan hal yang sama, langsung saja menunjuk Jeongin dan berteriak,
'KAU!?!?" Jisung dan Felix saling bertatapan dengan tatapan tak percaya.
"Kau saja yang bilang, Felix. Aku tak sanggup." Ucap Jisung yang sebenarnya cukup mendramatisir keadaan.
Felix menghela nafasnya panjang lalu mulai bertanya pada Jeongin, "Apa kau sedang menyukai seseorang?"
"Memangnya kenapa? Aku juga punya hati tau. Memangnya kenapa sih kalian ini?" Jawab Jeongin sambil merengut kesal dan bersedekap tangan didepan dada. Jangan lupakan bibirnya yang mengerucut lucu. Ah iya, satu lagi. Matanya juga menatap tajam kedua temannya ini.
Jisung dan Felix yang melihat Jeongin pun menghela nafas lelah. Ini yang mereka takutkan. Ketika Jeongin menyukai seseorang adalah saat-saat dimana mereka harus menyiapkan siaga satu. Karena mereka tau, Jeongin adalah satu-satunya manusia tulen yang ada di Arcadia. Semua orang menginginkannya. Mereka khawatir, Jeongin akan jatuh ketangan yang salah. Sepertinya, mulai sekarang mereka harus menjaga ekstra Jeongin.
"Uhm, kami hanya ingin tau siapa yang kau sukai. Memangnya siapa sih makhluk paling beruntung yang dengan beraninya mencuri hati Jeongin kecil kami?" Ucap Felix sambil menguyel-uyel pipi Jeongin untuk mengalihkan pembicaraan. Yang diperlakukan seperti itu mengaduh kesakitan di area pipinya dan langsung melepaskan tangan cantik Felix dari pipinya.
"Ck, sudahlah. Ayo kita ke kantin saja. Perutku sudah meronta-ronta untuk diisi makanan. Kata kekasihku menu hari ini adalah Iga dan sup kaldu ayam. Ayo cepat kesana sebelum iga dan supnya habis." Ucap Jisung memecah kerisuhan diantara Jeongin dan Felix. Yang sebenarnya, Jisung sudah menahan laparnya sejak jam pelajaran pertama.
Mereka berjalan ke arah kantin yang terletak di lantai 2 dimana disana merupakan area kelas 12. Disaat melewati tangga menuju kantin, mereka tiba-tiba dihadang oleh tiga orang pemuda yang jujur saja, mereka memiliki aura yang sangat gelap. Salah satu diantara mereka yang berdiri ditengah adalah Taeyong, senior yang sangat ditakuti oleh seluruh sekolah. Sifatnya yang dingin, tak segan, dan itu penyebabnya. Jangan lupakan juga bola matanya yang berwarna merah. Sedangkan kedua temannya bernama Yuta dan Lucas. Mereka berdua memiliki bola mata yang sama, berwarna hijau gelap.
Jeongin menatap taeyong yang berdiri satu anak tangga diatasnya. Ia mendongak untuk menatap Yuta dan Lucas. Taeyong menatap Jeongin dengan pandangan yang sulit diartikan. Jeongin yang jengah karena Taeyong menghalangi jalannya pun membuka suara,
KAMU SEDANG MEMBACA
S!GN; Hyunjeong
FanfictionDisebelah barat Babilonia, sebuah kerajaan bernama kerajaan Arcadia berdiri kokoh dipimpin oleh seorang raja bernama Lycaon. Ia memimpin kerajaan dengan wujud manusia serigala karena dikutuk oleh Dewa Zeus, dewa dari para dewa karena melakukan sebua...