S!GN - 23

201 29 4
                                    

Minhyun menghela nafas sambil melanjutkan jalannya menuju graventown atau yang bisa kalian sebut sebagai rumah para makhluk setengah manusia. Seperti Centaur, Siren, dan masih banyak lagi. Di perjalanan, otaknya memutar kejadian dimana putranya yang tak sadarkan diri, bersimbah darah, dan terbaring di tanah. Ayah yang tidak sakit melihat putranya terluka adalah ayah yang berdosa. Ia bahkan menyalahkan dirinya sendiri. Ia juga mulai meragukan kekuatan serigala putih yang ia turunkan pada putranya.

Setelah beberapa menit berjalan, ia akhirnya sampai di bagian paling belakang hutan terlarang, dan terpampang lah sebuah laut berbahaya yang dihuni oleh siren, megalodon, juga gurita raksasa dan masih banyak makhluk laut berbahaya lainnya. Para makhluk yang tinggal disana seketika memunculkan diri karena mencium kedatangan makhluk asing yang masuk ke wilayah mereka.

Para Siren pun mulai berenang mendekat menuju pesisir pantai, untuk melihat siapa yang datang. Salah satu Siren yang mengenal Minhyun pun mengernyitkan dahinya, "Minhyun.." Panggilnya halus.

Ia adalah salah satu Siren yang bernama DaBin. Merupakan teman berbagi cerita Minhyun. Jika kalian bertanya mengapa Minhyun bisa berteman dengan DaBin adalah dulu saat Minhyun masih remaja, ia pernah tersesat di hutan terlarang dan sampai di graventown. Para siren yang memang licik pun, mulai bernyanyi membuat pikiran Minhyun kosong dan berakhir dengan pemuda itu yang tak sadar mulai menenggelamkan dirinya sendiri di lautan. DaBin melihat itu, dan mulai membawa Minhyun ke daratan. Minhyun pulang dengan aman, karena dia memiliki serigala putih di tubuhnya, yang membuat beberapa makhluk jahat di dalam hutan enggan untuk mendekatinya.

Kembali ke masa sekarang. Minhyun mendongakkan kepalanya dan semua penghuni disana dapat melihat bahwa ternyata Minhyun sedang menangis. Salah satu Centaur menghampiri Minhyun. Itu adalah Centaur yang pernah bertemu dengan Minhyun di hutan terlarang, dan juga Centaur yang dulu pernah datang dimana Taeyong dihukum oleh Dewa.

Kemudian makhluk setengah kuda dan setengah manusia itu memegang pundak Minhyun, "Ini bukan tempatmu, Minhyun. Kau tau, tidak semua dari kami bisa menerima kedatanganmu."

"HAH! Mungkin dia mau menyerahkan diri. Aku sudah lama tidak makan daging manusia yang berdarah campuran sepertimu." Ucap Minotaur, makhluk dengan badan manusia yang berkepala banteng itu menatap Minhyun tajam.

"Kembalilah ke labirinmu, Minotaur! Aku yakin dewa sudah mengirimkan makananmu." Ucap Centaur yang lain. Minotaur memang suka memakan daging manusia, apalagi daging remaja. Maka dengan setengah mendengus, Minotaur pergi dari hadapan mereka semua. Langkahnya seperti raksasa yang mampu menggetarkan tanah.

"Jadi, apa masalahmu hingga datang ke sini?"

"Putraku.. Putraku terluka hiks.."

"Ada apa dengan Hyunjin?" Tanya Centaur lagi.

"Putraku diracuni. D-dia bersimbah darah dan dengan racun yang menempel di tubuhnya, hingga sisi serigala dan vampirnya melemah."

Minhyun kembali menunduk, melihat pasir pantai yang mulai mengabur karena air mata yang tak henti keluar. Ia tak tahu harus bagaimana, namun ia hanya punya satu cara. Kelinci putih.

"Kelinci putih. Aku butuh kelinci putih." Final Minhyun sambil menatap Centaur yang ada di sampingnya. Centaur itu mulai berjalan mundur mendengar Minhyun berkata kelinci putih.

"Apa yang kau butuhkan? Kelinci Putih?" Tanya Centaur itu lagi. Memastikan jika pendengarannya tidak salah.

"Ya. Aku butuh darahnya. Aku.. aku akan membayarnya dengan apapun. Aku akan menanggung dosa nya. Aku bisa menggantinya dengan nyawaku. Aku pun rela di jebloskan ke penjara Sabaneta. Asalkan anakku bangun.. hiks"

S!GN; HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang