S!GN - 05

314 55 3
                                    

"Apa menurut kalian, kalian pantas mendapatkannya?"

"Kalian terlalu kotor untuk itu"

Semua yang ada dikantin langsung menengokkan kepalanya menuju arah dimana suara itu berasal.

Taeyong.

Sosok vampire paling ditakuti itu berdiri dengan angkuhnya menghentikan keributan yang ada. Matanya menatap nyalang bagi siapa saja yang menatap si manis, Yang Jeongin.

Mengingat bahwa Teyong memang vampire yang paling ditakuti juga keluarganya yang berpengaruh pada Arcadia, semua yang ada di kantin langsung mengubah tatapan mereka menjadi tatapan cemas. Satu persatu dari mereka langsung melesat meninggalkan kantin.

Hanya tersisa lima vampire congkak, Jisung, Felix, Jeongin, dan juga Taeyong. Taeyong berjalan mendekati mereka, masih dengan kepala yang mendongak keatas, juga tatapannya yang dapat melubangi kepala siapapun yang melihatnya. Lihatlah! Koneksi itu memang penting dalam hidup.

Lalu bagaimana bisa lima vampire congkak itu tidak pergi, dan malah kembali menatap nyalang pada Taeyong? Tentu saja karena pikiran bodoh mereka yang mengira Taeyong akan kalah jika lima lawan dengan satu. Yuta dan Lucas tak ada bersama Taeyong. Itu artinya Taeyong sendiri.

"Kau bilang apa tadi? Kami makhluk kotor? Lihatlah dirimu sendiri, kita sama-sama vampire jika kau lupa." Ucap salah satu dari anggota geng tersebut yang merupakan pemimpinnya. Namanya Yeonjun.

"Lihat siapa yang berbicara. Tak sudi aku satu kubu dengan vampire kotor dan murahan seperti kalian."

Yeonjun dan keempat temannya dibuat geram dengan apa yang keluar dari mulut Taeyong. Tapi kemudian, Yeonjun tersenyum miring dan kembali menatap Taeyong dengan tatapan remeh.

"Apa kau akan terus seperti itu, Taeyong? Hanya karena kau dari keluarga vampire yang memiliki koneksi dimana-mana, kau akan terus bersembunyi dibalik punggung ayahmu itu? Ck, menyedihkan sekali." Telak Yeonjun membuat Taeyong naik pitam.

Taeyong menetralkan nafasnya, "Hidupmu itu belum tentu benar, tak usah kau mengurusi hidupku."

"A..ah benarkah? Lalu apa yang baru saja kau lakukan? Bukankah itu juga mengusik hidupku namanya?" cerca Yeonjun lagi. Sepertinya ia memang sengaja menguji kesabaran Taeyong. Sebenarnya ia hanya ingin melihat apa yang bisa Taeyong lakukan tanpa kedua anjingnya, Yuta dan Lucas.

"Tutup mulutmu sialan!" sentak Taeyong menyebabkan gema di area kantin. Yeonjun semakin gencar mengucapkan kalimat yang membuat Taeyong naik darah. Sepertinya saudara Yeonjun ini sudah kehilangan akalnya.

"Apa? Kau tak suka? Mau menghabisiku?" Tanya Yeonjun lagi. Habis sudah kesabaran Taeyong. Ia paling tak suka ada yang menyangkut pautkan masalahnya dengan keluarga.

BUGH!

Satu pukulan telah Yeonjun terima. Ia mengelap sudut bibitnya yang mengeluarkan cairan merah dan segar itu. Juga bagian pipinya yang sedikit robek akibat cincin yang Taeyong pakai. Ia tertawa renyah. Teman-temannya berniat membantu, tapi ia mencegahnya dan bersikukuh bangun sendiri.

Taeyong tersenyum miring, tapi tak lama dari itu sebuah pukulan telak telah menghamtam perut dan pipinya yang membuatnya tersungkur. Rupanya Yeonjun , melesat kearahnya tanpa ia sadari saat ia sedang lengah.

Mereka kembali menghantam satu sama lain. Jeongin paling tidak bisa melihat adegan seperti ini didepan matanya. Hingga tiba disaat Yeonjun akan mengarahkan gerakan tangannya untuk melempar Taeyong ke dinding. Menurutnya ini waktu yang pas, mengingat sekarang Taeyong sedang berusaha bangun.

BRAKK!

Tapi saat tangannya memberikan gerakan sentakan terakhir, Jeongin dengan tiba-tiba terhempas ke meja yang ada didekat dinding kantin. Menimbulkan suara dentuman juga berisik karena kursi meja yang bergeser jauh.

S!GN; HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang