Sekolah masih berlanjut, tidak ada alasan kuat untuk membuat sekolah itu diliburkan. Padahal sudah banyak kejadian yang seharusnya bisa menjadi latar belakang mengapa para murid harus mendekam di rumah. Namun percuma saja, jika sang raja -Lycaon- masih tidak mendengarkan apa kata rakyat pada rapat kementrian.
Sifat angkuh dan wujud manusia serigala nya itu adalah perpaduan yang pas untuk dipanah menggunakan panah beracun. Semua orang menginginkan dia mati, tapi apa daya, jika dia adalah rajanya. Setidaknya mereka harus menunggu munculnya raja baru agar bisa memberi masa depan yang lebih cerah.
Tapi seperti yang telah kita ketahui, sebentar lagi mereka semua akan berakhir.
Bangchan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru perpustakaan. Sembari memegang buku astronomi tebal yang entah mengapa tidak berniat untuk ia baca. Jaehyun mencebikkan bibirnya beberapa kali untuk menarik perhatian sahabatnya itu, namun nihil yang ia dapatkan.
Jaehyun berdehem, "Mencari mate-mu, kawan?"
Dan yang benar saja, Bangchan langsung menatap Jaehyun dengan pandangannya yang terlihat sedang terciduk melakukan sesuatu. Bola mata nya bergerak tidak nyaman, sedangkan Jaehyun terkekeh dan kembali membaca buku nya. Melihat itu, Bangchan menyerah dan memutuskan untuk membuka buku astronomi yang sedari tadi ia genggam.
Suasana hening, seperti perpustakaan pada umumnya. Kedua serigala tampan itu fokus membaca dan melupakan keadaan sekitar. Namun, konsentrasi yang mereka pecah ketika mendengar ada yang bergosip dari rak yang ada di belakang mereka. Bangchan melirik sebentar, dan bisa dipastikan itu adalah dua gadis vampir yang pernah Bangchan liat, tetapi lupa dimana.
"..pastinya. Aku tidak peduli mengapa dia tidak masuk hari ini. Kurasa dia sudah gila. Kau lihat wajahnya terakhir kali? Kurasa dia ditolak oleh mate nya."
Jantung Bangchan pasti sudah tidak berfungsi sekarang.
"Bagaimana kau bisa tahu? Lagian aku sedikit kasihan padanya, apalagi saat kita tidak memberinya tempat di tenda waktu perkemahan waktu itu. Aku rasa waktu itu dia akan menangis."
Kemudian dapat Bangchan dan Jaehyun dengar, kedua gadis itu terkikik senang atas penderitaan Seungmin. Bangchan -sedikit- miris mendengarnya. Bagaimana Seungmin bisa tidak dihormati seperti itu? Padahal mate-nya itu adalah komplotan Hyunjin yang jelas dikagumi dan dijunjung tinggi.
"Bagaimana kau tidak tahu? Apa kau buta? Dia jalan ke kelas saja harus bertopang pada dinding. Aku melihatnya sendiri kemarin. Dan ia juga beberapa kali memejamkan matanya sambil memijit kepalanya. Sudah pasti dia ditolak oleh mate-nya. Aku yakin seratus persen. Kau bisa memenggal kepalaku jika aku bohong."
BRAK!
Jaehyun berjengit kaget, begitupun dengan kedua gadis itu. Bangchan membanting bukunya ke lantai dan terdiam dengan emosi yang sedang ia tahan. Kedua gadis itu memilih pergi setelah menggerutu. Sedangkan Jaehyun tersenyum mengejek, "Kenapa? Kau marah?"
Bangchan diam sesaat, dan menghela nafasnya kasar. Pemuda itu memijit pangkal hidungnya, "Bagaimana mereka bisa membicarakan Seungmin dengan cara seperti itu? Bukannya darah campuran cukup ditakuti oleh semua orang?"
"Ya, tapi tidak semua vampire mengakui keberadaan mereka."
Keadaan hening lagi. Jaehyun masih menatap Bangchan yang sekarang menelungkupkan kepalanya ke meja dengan lengan sebagai tumpu.
"Kau yang membuatnya seperti ini, Chan. Dia sakit karena kau menolaknya."
Bangchan segera menegakkan badannya dan menatap Jaehyun dengan tatapan emosi. Sebelum ia membuka mulutnya, Jaehyun sudah keburu berkata,

KAMU SEDANG MEMBACA
S!GN; Hyunjeong
FanfictionDisebelah barat Babilonia, sebuah kerajaan bernama kerajaan Arcadia berdiri kokoh dipimpin oleh seorang raja bernama Lycaon. Ia memimpin kerajaan dengan wujud manusia serigala karena dikutuk oleh Dewa Zeus, dewa dari para dewa karena melakukan sebua...