S!GN - 22

236 34 5
                                    

"Kau awasi dia. Jangan biarkan dia pergi. Jika sekiranya dia sudah lumayan pulih, minumkan lagi saja racun itu. Aku akan pergi ke perkemahan."

Hyunjin menengok ke arah suara dengan mata yang setengah tertutup. Kepalanya begitu pening dan kakinya lemas. Yang ada dikepalanya hanyalah Jeongin, Jeongin, dan Jeongin. Bahkan dia hampir melupakan fakta bahwa ia sedang diculik sekarang.

Tak henti pemuda tampan itu berdoa pada Hermes agar melindungi kekasihnya. Hingga sebuah ide datang, ia lalu berusaha membuka kaitan tali pada kedua tangannya terlebih dahulu. Meringis beberapa kali menahan sakit.

"Sial!"

Hyunjin mengumpat pada akhirnya. Karena kaitan tali yang membelenggu tangannya begitu sulit di lepas. Keringat sudah menetes di pelipis dan bahkan ada yang sudah menetes melewati dagunya. Tak sadar, suara umpatannya membuat dua orang pemuda yang berjaga di depan langsung mengalihkan atensi, dan menghampirinya.

Hyunjin mendongakkan kepalanya. Dan ia mengerutkan dahinya kala mengenal salah satu diantara kedua orang itu. Kalau tidak salah salah satunya adalah teman sekelasnya.

"Kau, bukankah kau Haechan?"

Pemuda yang disebut namanya menyeringai mendapati Hyunjin mengingat namanya, "Ah, kau tau namaku? Oh iya kau itu teman sekelasku. Aku hampir lupa."

"Untuk apa kau melakukan ini, brengsek?! Siapa yang menyuruhmu, katakan!" Geram Hyunjin. Namun dibalik semua itu, ia masih berusaha membuka kaitan tali di belakang sana.

"Lupakan pertanyaanmu. Sekarang aku yang akan mengajukan pertanyaan untukmu, Hwang. Bagaimana rasanya diperlakukan seperti ini? Bagaimana caramu keluar dari keadaan jika begini caranya. Bukankah itu yang ada di kepalamu?"

Hyunjin masih diam mendengarkan ucapan Haechan padanya. Sedangkan pemuda yang lain daritadi menutup mulutnya.

"Ini yang selama satu tahun kurasakan! Kau membully ku, Hyunjin! Bahkan rasa sakit mu saat ini, tidak sebanding dengan apa yang dulu aku rasakan!"

Hyunjin mengernyit, "Kau gila?! Aku bahkan tidak pernah menyentuhmu, sialan! Persetan dengan omong kosongmu itu, dan katakan siapa yang merencanakan semua ini!"

"Kau memang tidak membully ku secara langsung, tapi kau membiarkan mereka melakukannya padaku! Mereka memukulku, menendangku, bahkan mereka mengambil apa yang seharusnya ku jaga! Mereka memperkosaku, kau tahu itu! Tapi kau diam saja! Andai kau waktu itu menolongku, aku tidak akan me--"

"Apa kau meminta bantuanku? Apa kau memintanya? Ah, bahkan kau menikmati mereka membully mu, bukankah begitu, bodoh?!" Ejek Hyunjin. Haechan mengapalkan tangannya dan dadanya naik turun emosi.

"Aku menatapmu! Kau tidak tau maksud dari pandangan yang aku berikan padamu!"

"Kau pikir aku peduli dengan masa lalu menjijikkanmu itu? Kau benar-benar seorang jala--"

"Brengsek!"

BUGH!

Haechan menendang perut Hyunjin. Hyunjin meringis dan menundukkan kepalanya, lalu mengadahkannya. Walau dalam keadaan seperti ini, ia masih tetap berusaha melepaskan talinya. Sampai hingga ia merasa talinya mengendur. Pemuda berbibir tebal itu tersenyum miring, dan menatap seseorang yang tadi menendang perutnya.

"Aku akan memberi mu satu kesempatan untuk hidup. Namun kau harus mengatakan siapa yang merencakan ini semua." Ucap Hyunjin.

Haechan kembali menyeringai, "Kau bahkan tidak akan menyangka jika yang melakukan ini adalah orang yang dekat dengamu."

"Katakan."

"Orang terdekatmu."

"Katakan yang benar, bajingan!"

S!GN; HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang