Matahari belum menyingsing. Hari masih gelap, namun Felix dan Jisung sudah membawa kekasih mereka ke rumah keluarga Chanyeol untuk menjenguk Jeongin. Mendengar samar-samar orang mengobrol, mata rubah itu sejenak mengerjap dan terbuka final. Kepalanya menoleh ke kursi dekat jendela yang sudah terbuka. Dia bisa menemukan ke-empat temannya di sana. Pemuda manis itu tersenyum. Namun senyumnya memudar kala ia tak menemukan sang kekasih di kamarnya. Semarah itukan Hyunjin padanya?
"Hyunjin di mana?" Tanya Jeongin dengan suara seraknya.
"ya nanti kau dan Changbin harus pergi kesana. Ah, Jeongin kau sudah bangun?" Ucap Jisung dan segera menghampiri Jeongin. Membantu yang sakit untuk duduk. Diikuti oleh Felix dan dua dominan yang ada di sana.
Setelahnya terjadi keheningan. Jeongin memainkan jari-jarinya dan menunduk. Luka di lehernya sudah tidak sesakit sebelumnya. Keempat temannya yang lain juga masih diam. Niat ingin membahas Tzuyu dan Hyunjin bersama Jeongin menguap bersama angin subuh. Bahkan mereka sudah memakai seragam. Niatnya sih sekalian ingin berangkat ke sekolah.
Jisung menyenggol lengan Felix. Mereka bertatapan sebentar, dan bahkan berdebat selama beberapa detik. Mendebatkan siapa yang akan berbicara pada Jeongin.
"Jeongin, sebelumnya maaf. Kami tidak bisa memberikan informasi apapun mengenai Hyunjin. Biasanya Yeji akan mengirim pesan jika ada masalah di rumah yang menyangkut Hyunjin. Kami yakin ada yang salah di kediaman Hwang. Tapi, nanti kami akan menanyakannya pada Yeji."
Jeongin mengangkat wajahnya dan tersenyum. Lalu mengangguk.
"Kalian kemari untuk menjengukku?"
Mendengar itu Felix dan Jisung mengangguk, namun Minho dan Changbin malah menggeleng. Jeongin mengernyit, "Ada apa? Tumben kalian tidak kompak." Ucapnya sambil terkekeh di akhir kalimat.
"Kami sebenarnya lebih ingin membicarakan mengenai Tzuyu daripada menjengukmu—"
"Kalian jahat." Jeongin merengut dan memalingkan wajahnya.
"Bukan itu maksud kami Jeongin. Tapi.. sepertinya memang Tzuyu pelakunya. Tidak ada kandidat lain. Dan untuk masalah Hyunjin, nanti Changbin dan Minho akan pergi kesana."
Jeongin mengangguk, "Tapi.. kenapa Hyunjin lebih membela perempuan itu daripada kita? Memangnya apa sih yang sudah Tzuyu itu berikan pada Hyunjin?" Ucap Jeongin nyinyir. Entah kenapa ia jadi begitu kesal pada Tzuyu. Perilakunya ini membuat teman-temannya terkikik geli.
"Lihat! Dia tidak menjengukku! Aku bahkan tidak menyalahkannya untuk luka ini. Ini memang salahku, karena membuat kemarahannya makin memuncak. Tapi.." Ucap Jeongin terpotong. Ia mendesah lelah.
"..tapi aku merindukan dia! Apa dia tidak menyadarinya?! Bukankah seharusnya inner nya mengetahui bahwa aku sedang sakit dan merindukannya?! Bahkan saat aku sudah menjadi mate nya pun masih terasa sangat sulit!"
Changbin menggelengkan kepalanya, "Kau salah Jeongin. Hyunjin tidak selalu mengetahui semua apa yang kau rasakan. Karena dia belum memberimu tanda."
Jeongin mencebik, "Apa tanda begitu berarti? Kalau begitu dia tidak menyayangiku kan? Nyatanya dia tidak mau memberiku tanda!"
Keempat temannya tidak menyangka kalau Jeongin bisa sebegini manja. Jika Hyunjin di sini, pemuda itu tidak akan kuat melihatnya. Minho saja sudah hampir oleng, jika saja Jisung tidak melemparkan tatapan setajam silet padanya.
"Pasti ada alasan Hyunjin tidak melakukannya. Bisa saja ia tidak mau menyakitimu lagi, kan?" Ucap Felix yang entah sejak kapan sudah berada di depan cermin sambil menata rambutnya. Pemuda ini masih sangat memedulikan rambutnya ternyata!

KAMU SEDANG MEMBACA
S!GN; Hyunjeong
Fiksi PenggemarDisebelah barat Babilonia, sebuah kerajaan bernama kerajaan Arcadia berdiri kokoh dipimpin oleh seorang raja bernama Lycaon. Ia memimpin kerajaan dengan wujud manusia serigala karena dikutuk oleh Dewa Zeus, dewa dari para dewa karena melakukan sebua...