Hari ini masuk sekolah. Ya. Pasti. Tetapi ada yang kurang.
Hwang Hyunjin tidak masuk hari ini.
Seonggok daging itu sedang sakit hari ini.
Jeongin uring-uringan sendiri. Padahal dia sudah bilang jika akan melupakan Hyunjin. Bahkan kemarin dia menuduh Hyunjin bahwa Hyunjin mengakuinya sebagai mate hanya karena kasihan. Dan sekarang apa?
Jeongin khawatir. Ya, Jeongin khawatir pada makhluk tampan berbibir tebal itu.
Sekarang Jeongin sedang berada di taman sekolah yang sepi bersama dengan kedua sahabatnya yang sialnya membawa mate masing-masing. Mereka ber-5 juga beran, kenapa istirahat sangat lama. Ya tidak apa-apa sih, mereka jadi punya waktu untuk berdiskusi mengatasi masalah yang di hadapi makhluk manis yang sedari tadi hanya mondar-mandir di depan ke empat orang yang lain. Sedangkan yang lain hanya memutar bola matanya malas. Dan entah dari kapan, Minho sudah hampir menjatuhkan kepalanya beberapa kali. Mengantuk.
"Jadi bagaimana? Daritadi kau hanya mondar-mandir tak jelas. Apa yang ingin kau katakan?" Tanya Jisung. Ia jengah menghadapi Jeongin yang daritadi hanya bolak-balik seperti setrikaan tanpa mengatakan apapun.
"Jadi, kemarin aku bertemu dengan Hyunjin." Ucap Jeongin,
Keempat yang lain mulai memperhatikan Jeongin ketika bibir Jeongin mengucap nama orang yang hari ini tidak masuk. Bahkan mendengar itu, Minho langsung saja membuka matanya lebar.
"Apa? Kau bertemu dengan Hyunjin?" Tanya Minho yang dijawab anggukan oleh Jeongin.
"Dia berkata aku menghindarinya, ya memang kenyataannya seperti itu sih. Bahkan aku kemarin sampai bedebat dengannya." Lanjut Jeongin.
Jisung dan Felix melebarkan matanya. Minho menjatuhkan rahangnya. Dan Changbin hanya geleng-geleng kepala. Tak habis piker dengan tata piker pemuda manis yang berdiri di hadapan mereka kini.
"Kau berdebat dengannya? Kau tahu kan, kalau Hyunjin itu mate mu?" Tanya Minho.
"Astaga. Kenapa kalian begitu yakin bahwa dia mate ku? Dia itu hanya kasihan padaku karena dia tahu rasa sukaku padanya bertepuk sebelah tangan. Juga dia mengatakan itu untuk melindungiku dari serangan di kantin waktu itu. Hanya itu." Jelas Jeongin.
"Kenapa kau tidak paham-paham, Yang Jeongin?!" Sentak Jisung membuat Jeongin terlonjak kaget.
"Kenapa membentakku sih?!"
"Ya karena kau itu, arghh! Ya dewa~ ternyata polos dan bodoh itu tidak beda jauh. Atau karena kau sering tercampakan oleh Hyunjin, kau jadi seperti ini? Huh? Bukalah matamu, Jeongin."
Mendengar ucapan Jisung, Jeongin malah jadi tambah bingung.
"Sumpah, aku tidak tahu apa yang kau katakan."
Jisung menghela nafas kasar dan kembali duduk.
"Kau sendiri pernah menyukainya, lalu kenapa kau menolak dia secara langsung Yang Jeongin? Itu bisa melukai dia." Ucap Changbin yang sedari tadi hanya diam. Ya, Changbin sudah tahu jika Jeongin menyukai Hyunjin, Minho juga. Siapa yang akan menyebarkannya jika bukan si sialan Han Jisung?
"Baiklah, begini saja. Kenapa dia mau repot-repot mengobati luka di kakimu waktu itu kalau dia bukan mate-mu? Juga kenapa dia mau melindungimu di kantin waktu itu jika dia bukan mate mu? Jika dia tidak merasa ada hubungan apa-apa denganmu, dia tidak akan mungkin melakukan itu semua."
Changbin langsung menoleh ke Minho. Syukurlah, Minho bisa bijak dalam keadaan seperti ini.
Jeongin masih diam. Sepertinya ia sedang mencerna perkataan teman-temannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/206944682-288-k968519.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
S!GN; Hyunjeong
Fiksi PenggemarDisebelah barat Babilonia, sebuah kerajaan bernama kerajaan Arcadia berdiri kokoh dipimpin oleh seorang raja bernama Lycaon. Ia memimpin kerajaan dengan wujud manusia serigala karena dikutuk oleh Dewa Zeus, dewa dari para dewa karena melakukan sebua...