Sarapan pagi di kediaman keluarga Hwang terasa khidmat. Hari ini Hyunjin mulai bersekolah, begitu juga dengan Yeji. Mereka telah selesai makan. Yeji sedang membaca buku pelajaran miliknya, karena hari ini ada ujian harian dari tutor Jungkook, Hyunjin terdiam sembari memikirkan kalimat yang ayahnya katakan kemarin.
"Kalian boleh berangkat sekarang." Ucap Minhyun memecah keheningan.
Hyunjin dan Yeji mengangkat pandangan mereka kepada sang ayah kemudian mengangguk. Yeji memasukkan bukunya kedalam tas lalu menggendongnya dipunggung. Hyunjin pun begitu.
"Ayah, kami berangkat dulu." Ucap Hyunjin mewakili dirinya sendiri dan adiknya.
"Kau harus berhati-hati Hyunjin. Tubuhmu belum pulih." peringat Minhyun
"Ck, aku bukan anak kecil lagi."
Setelah menjawab itu, Hyunjin melesat dengan cepat menuju ke sekolahnya. Yeji dan Minhyun menggelengkan kepala. Sudah terlalu hafal dengan sifat Hyunjin yang satu itu. Acuh.
"Ayah, aku juga berangkat dulu."
"Sebentar nak. Bisakah kau mengawasi kakakmu?"
"Maksud ayah mengawasi bagaimana?" Tanya Yeji tidak mengerti
"Ya, mengawasinya. Kemana saja ia pergi, apa saja yang ia lakukan, dan dengan siapa saja ia bertemu." Jawab Minhyun.
Yeji mengernyit. Masih tak mengerti.
"Memangnya kenapa?"
"Sudahlah, hanya itu saja. Ayah tak bisa menjelaskannya. Lebih baik kau berangkat sekarang."
"Ck, tapi ayah membuatku penasaran. Bagaimana jika aku tidak jenak saat berangkat ke sekolah, bagaimana jika aku tak bisa mengerjakan ujian dari tutor Jungkook, dan bagaimana jika nanti aku tak bisa tidur. Dan lebih parahnya lagi bagaimana jika aku bisa mati karena penasaran?"
"Sungguh nak, dulu ibumu tak secerewet dirimu." Memelas Minhyun
"Ya, makanya ayah beritahu aku mengapa aku harus mengawasinya se ketat itu."
"Baiklah baiklah. Jadi begini, apa kau tahu penyebab kakakmu bisa mimisan waktu itu?" dan Yeji menggeleng
"Dia sudah bertemu dengan pasangannya."
Yeji mengerutkan alisnya lagi. Lalu tak lama kemudian Yeji menutup mulutnya dan menatap ayahnya dengan pandangan tidak percaya.
"Maksud ayah mate? Takdirnya?" Tanya Yeji setengah berbisik sambil mendekatkan tubuhnya kepada sang ayah. Posisi mereka saat ini seperti dua orang yang sedang membicarakan rahasia yang sangat penting. Dramatis sekali keluarga Hwang ini.
Dan yang lebih anehnya lagi, Minhyun juga mengikuti apa yang dilakukan anak perempuannya itu dengan ikut berbisik, "Benar."
"Tapi bagaimana bisa ia mimisan padahal dia bertemu dengan mate-nya. Bukannya ia senang? Kenapa malah sakit?" bisik Yeji lagi
"Aish, sudahlah. Ayah tak bisa menjelaskannya sekarang. Bukankah kau akan ada ujian dari tutormu? Lebih baik kau berangkat sekarang."
Yeji cemberut kemudian tersenyum penuh arti, "Tidak usah khawatir ayah. Aku bisa teleportasi ke sekolahku, tenang saja." ucap Yeji bangga.
Pletak!
"Tenang jidatmu itu, kau bahkan belum bisa menguasai ilmu teleportasi yang ayah ajarkan. Apa perlu kuingatkan kejadian satu bulan lalu?"
"Ck, apa yang ayah maksud? Ini juga, bagaimana jika saraf otakku rusak karena kau sentil barusan?"
"Tidak akan. Apa kau ingat bahwa kau bilang kau akan berteleportasi saat akan berangkat ke sekolah. Dan bukannya berada di kelasmu, kau malah mendarat di ruang pengajar saat diadakan rapat disana." Jelas Minhyun panjang lebar. Tapi memang itu yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
S!GN; Hyunjeong
FanfictionDisebelah barat Babilonia, sebuah kerajaan bernama kerajaan Arcadia berdiri kokoh dipimpin oleh seorang raja bernama Lycaon. Ia memimpin kerajaan dengan wujud manusia serigala karena dikutuk oleh Dewa Zeus, dewa dari para dewa karena melakukan sebua...