Suara bel di pagi hari menghentikan aktivitas seisi rumah Chanyeol. Jeongin kini sedang sarapan Bersama kedua orang tuanya. Mendengar ada yang datang, ia melirik ibunya yang hendak bangkit dari duduknya. Jeongin menahan tangan sang ibu dan menyuruhnya duduk kembali. Ia meminum segelas air putih, dan berjalan mendekati pintu utama.
Cklek~
Berdirilah seorang pemuda ber bibir tebal sedang menatap Jeongin dengan senyumannya. Hwang Hyunjin ingin mengajak Jeongin berangkat bersama, sekalian ia meminta izin pada ayah mertua.
"Boleh aku masuk?" Tanya Hyunjin karena Jeongin masih terdiam di tempat. Lalu tak lama Jeongin mengangguk dan mempersilahkan Hyunjin masuk.
"Selamat pagi, Tn. Chanyeol berserta sang istri." Sapa Hyunjin sopan sambal membungkukkan badannya.
Chanyeol yang baru saja menghabiskan sarapannya di kejutkan dengan suara mate sang anak. Ia meminum kopi nya dan tersenyum tipis ke arah Hyunjin. Baekhyun yang saat itu sedang menuju ke dapur beserta piring kotor yang ada di tangannya berdiri tepat di depan Hyunjin.
"Ibu. Panggil aku Ibu. Dan panggil Chanyeol Ayah." Ucap Baekhyun sambil tersenyum teduh.
"Baik, Ibu." Balas Hyunjin sambil tersenyum pula. Ia dapat merasakan lengan seseorang yang bersentuhan dengan lengannya. Rupanya Jeongin berdiri di sebelahnya.
Hyunjin mendapatkan bayangan Chanyeol yang sedang mendekatinya. Pria dewasa itu menepuk bahunya sekilas. Hyunjin berusaha menegangkan tubuhnya agar pundaknya terasa kokoh saat sang ayah mertua menyentuhnya. Pencitraan sekali pemuda ini!
"Kenapa pagi-pagi kesini, Hyunjin? Oh ya, kapan-kapan ajak lah ayahmu kesini. Kita makan malam bersama, sudah lama aku tak bertemu dengannya."
Hyunjin mendongak, "Kau kenal dengan Ayahku?"
"Ya, kami bersahabat. Namun sudah berpisah lumayan lama. Hwang Minhyun kan? Aku pertamanya bingung karena margamu waktu itu sama dengan marga sahabatku. Lalu aku semakin yakin saat melihat aura serigala putih dari dalam dirimu. Ayahmu juga memilikinya." Ucap Chanyeol Panjang lebar. Hyunjin tersenyum menanggapinya.
"Baiklah, Ayah. Lain waktu aku akan mengajak ayahku kesini. Oh ya, aku kemari karena ingin mengajak anakmu yang manis ini berangkat bersama. Aku juga ingin membicarakan sesuatu denganmu."
Jeongin merona untuk ke-sejuta kalinya. Jeongin sekarang tahu satu hal, bahwa bibir Hyunjin itu tidak hanya tebal, namun juga selalu mengatakan omong kosong yang sayang nya selalu membuatnya malu. Hyunjin memilih untuk menggandeng tangan Jeongin sebelum mengatakan izin yang Jeongin minta beberapa hari lalu.
"Membicarakan apa?"
"Besok ada perkemahan. Diadakan satu hari satu malam yang diadakan di Hutan Terlarang. Aku harap Ayah mengizinkan Jeongin pergi."
"Apa? Kemah? Jeongin, kenapa kau tidak mengatakan ada kemah pada ayah? Dan dimana? Hutan Terlarang? Tidak! Jeongin tidak boleh ikut."
Baekhyun yang baru saja selesai mencuci piring, segera menuju ke depan karena mendengar suara kegaduhan. Ia masih menemukan Jeongin dan Hyunjin yang masih di dalam rumahnya.
"Astaga, ada apa ini? Kenapa kalian belum berangkat?" Hebohnya. Ia bergantian menatap tiga lelaki berbeda umur di depannya.
"Sayang, pokoknya aku tidak mau mengizinkan Jeongin pergi kemah. Bagaimana jika nanti dia terluka?" Adu Chanyeol membuat Baekhyun mendengus.
Sekarang Baekhyun mengerti mengapa Chanyeol bersikap seperti itu. Semua orangtua selalu khawatir pada anak mereka, ia pun juga sama. Tapi, TIDAK SEPERTI INI JUGA! LIHAT BAGAIMANA SUAMINYA ITU MENGANGKAT KERAH SERAGAM JEONGIN BAGAI MENGANGKAT ANAK KUCING!
KAMU SEDANG MEMBACA
S!GN; Hyunjeong
FanfictionDisebelah barat Babilonia, sebuah kerajaan bernama kerajaan Arcadia berdiri kokoh dipimpin oleh seorang raja bernama Lycaon. Ia memimpin kerajaan dengan wujud manusia serigala karena dikutuk oleh Dewa Zeus, dewa dari para dewa karena melakukan sebua...