Yunseong terkekeh kecil kemudian mengulurkan tangannya untuk mengusak gemas rambut Minhee. Selanjutnya, tangannya meraih pipi si manis sebelum menariknya bersamaan dengan ia yang merunduk untuk mencuri sebuah ciuman kecil dari bibir si manis.
“Masa lo yang ajak gue nikah sih?”
Satu pertanyaan ia ajukan yang sukses saja membuat pemilik marga Kang itu merengut lucu. “Ya emang kenapa? Kan gue juga laki.”
“Tapi, gak bisa dong, harus gue yang lamar lo.”
Yunseong menjawab kemudian, lalu membenarkan posisi berbaring mereka dan memeluk Minhee semakin erat.
"Sama aja ih."
“Gak boleh, harus gue yang lamar.”
“Ya udah, kapan lamarnya?”
“Gak tahu.”
“Apa-apaan?” Minhee bertanya kesal, lalu memukul pelan dada Yunseong. “Mending gue aja yang lamar.”
“Emang lo mau lamar gue pake apa?”
“Pake cinta dong.”
“Yang serius dong, Hee.”
“Kan itu serius. Gue serius cinta makanya lamar lo.”
“Dih dih dih, kalo pake cinta doang mah, orang yang lagi bohong juga bisa.”
“Jadi, maksud lo, lo gak percaya kalo gue beneran cinta gitu sama lo, kak?” Si manis bertanya tak terima, tidak lupa tatapan penuh delikan yang langsung ia lemparkan pada yang lebih tua. “Asal lo tahu ya, kak. Kalo gue gak serius, gue gak akan mau sama lo sejak awal ketemu dan gue bakal ninggalin lo pas lo tahan gue biar jangan ninggalin lo. Ya kali gue kaya raya maunya sama tukang roti.”
“Heh! Ngomong apa lo?”
Yunseong bertanya kemudian, membuat Minhee jadi menatapnya dengan tatapan menantang. “Apa?”
“Lo kaya karna perusahaan gue ya, bocah.”
“Perusahaan lo tapi kalo gue gak kerja ya tetap aja gak ada duitnya. Ingat ya, kak, kalo bukan karna gue, perusahaan lo udah bangkrut dari lama.”
“Kok lo jadi sombong kayak gini sih? Kata om Seungwoo lo anak baik-baik. Luarnya doang ya baik? Sengaja biar gak ada yang benci sama lo.”
“Dih apaan?”
Minhee sepertinya mulai kesal. Karena yang terjadi setelah itu adalah ia yang berusaha bangun dari posisinya. Tapi, belum juga ia duduk dengan benar, Yunseong sudah bergerak lebih dulu untuk menariknya kembali ke posisi semula—berbaring dalam pelukan si Hwang itu.
“Jangan marah dong. Kita kan lagi bercanda doang.” Ucap Yunseong kemudian.
“Gak ah, bercanda lo gak lucu. Gue gak suka.”
“Jadi lo mau marah?”
“Kok jadi gue yang salah sih?”
Minhee kembali bertanya tidak terima, kali ini sukses membuat Yunseong terkekeh sebelum merunduk dan menciumnya gemas. Selanjutnya, si Hwang itu juga memberikan banyak sekali ciuman kecil di seluruh wajahnya.
“Kak Yunseong!!!”
“Iya, sayang?”
“Jangan cium-cium!”
“Halah, bilangnya jangan cium-cium, tapi gue cium dari tadi lo terima-terima aja tuh.”
Yunseong berucap kemudian membuat Minhee berdecak dan jadi memukulnya lagi. Tapi, reaksi yang Yunseong berikan setelahnya hanya terkekeh senang sebelum bergerak memeluk yang lebih muda lebih erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys be Ambitious || HwangMini
FanfictionAwalnya, hidup keduanya terlampau biasa saja, terlalu datar dan hanya berjalan apa adanya. Tapi tidak lagi setelah mereka bertemu. Karena setelah hari itu, ada ambisi rahasia di diri masing-masing, membuat hidup yang awalnya biasa-biasa saja, menjad...