CHAPTER 38

239 25 2
                                    

Sejak kemarin Kryatal terlalu banyak berfikir tentang kejadian yang akan terjadi di masa depan. Memang benar kata orang kita tidak perlu mengkhawatirkan masa depan karena hal itu membuat kita semakin galau, dan jangan terllau menyesali masa lalu karena itu bisa membuat kita terpuruk dalam penyesalan. Namun Krystal adalah manusia yang memiliki hati dan perasaan wajar kalau dia memikirkannya, mengingat posisinya saat ini bukanlah sesuatu hal yang mudah. Sejujurnya dengan pemikiran itu hidupnya menjadi tidak tenang dan semakin terganggu. Akhirnya dia memutuskan untuk diam saja, bodo amat itulah yang dia fikirkan karena itulah jalan satu-satunya yang bisa dia ambil. Berat banget melepaskan pemikiran tersebut namun dia tidak memiliki pilihan lain. Alhasil beginilah akhir dari drama yang terjadi semua kembali seperti semula.

"Ini belum akhir, tapi ini adalah awal dari hidupku. Aku yakin setelah ini banyak sekali kejutan yang akan terjadi kepadaku, yang aku lakukan hanyalah siap-siap dengan segala kemungkinan yang bisa saja menyenangkan ataupun menyedihkan dan aku sendiri tidak yakin terhadap aku sendiri. OMG mengapa tiba-tiba dadaku sakit banget, apa yang terjadi kepadaku. Please jangan sakit aku harus kuat, penyakit tolong minggirlah dari tubuhku," gumam Krystal.

"Sepertinya aku harus minum vitamin juga," gumamnya lagi.

Akhir-akhir ini memang kondisi kesehatan Krystal sedang tidak stabil namun dia mencoba sekuat tenaga untuk menahan penyakit tersebut. Takdir yang harus dijalani Krystal memang jauh lebih sulit dibandingkan lainnya karena dia harus rela kehilangan orang orang yang disayanginya. Dad, Mom, Bibi Nara semua orang yang berada di dekatnya satu persatu pergi meninggalkannya selama-lamanya. Tidak hanya itu dia harus menanggung semuanya sendirian hingga satu pintu terbuka yang membuat trauma masa lalu tersebut terbuka lebar.

"Sebaiknya sepulang kerja aku mampir ke apotik," gumamnya sambil memegang dadanya.

Kring...kring...

"Sehun telepon, ada apa?" gumamnya kemudian mengangkat telepon.

"Yobboseo, annyeonghaseo," kata Krystal berusaha dengan nada seceria mungkin.

"Sepertinya kamu sedang bahagia, bagaimana harimu? Menyenangkan?" tanya Sehun.

"Hmm... ada apa tumben menelpon?" tanya Krystal.

"Aku besok akan pergi ke Pulau Jeju karena ada rapat di sana. Kamu mau ikut?" tanya Sehun.

"Hmmm.... Sepertinya menyenangkan tapi aku besok tidak bisa ikut denganmu karena aku harus bekerja lagipula aku sekarang pegawai baru jadi aku harus displin," balas Krystal.

"Kamu adalah istri pemiliki perusahaan terbesar di Korea, aku masih sanggup membiayaimu," canda Sehun.

"Tentu, harusnya kerjaanku hanyalah shopping dan jalan-jalan," balas Krystal sambil tersenyum.

"Tenang black cardku unlimited jadi seberapapun uang yang kamu ambil tidak akan membuatku kelimpengan. Oh iya tadi omma dan appa meminta kita untuk berkunjung," kata Sehun.

"Tentu setelah kita punya waktu luang, hmmm...aku mau ke supermarket kamu mau pesan apa?" tanya Krystal.

"Tidak ada sih, memangnya kamu mau masak apa?," tanya Sehun.

"Kasih tahu gk ya?" balas Krystal.

"Lupakanlah aku sedang banyak pekerjaan, bye sampai di rumah," balas Sehun.

"Oke sampai jumpa di rumah," kata Krystal.

Sehun bukanlah marah dengan jawaban Krystal tapi Sehun tahu betul, ketika Krystal menjawab seperti itu artinya memnag Krystal belum merencanakan apapun dan pertanyaan itu hanyalah spontanitas belaka.

Setelah Christine pulang ke LA, Krystal telah kembali bekerja di Butik Minhyuk dan Restaurant Baekhyun. Sehun juga mulai fokus melakukan berbagai perjalanan bisnis yang sempat tertunda gara-gara kasus ini. Untuk urusan hukum tentang Bae Sooman, dan Bae Doojun semua diserahkan kepada sekretarisnya yang bernama Ren dibantu orang kepercayaan Baekhyun beserta orang terkait. Menurut bukti yang terkait dapat dipastikan bahwa kemenangan berada di tangan pihak Sehun.

Secret of Contract (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang