Bab 06 Masa lalu

29.8K 4.3K 133
                                    

Aku teruskan tergesa pagi ini. Semalam memang tidur terlambat dan membuatku sedikit telat bangun. Karena memang sedang datang bulan hari pertama, rasanya begitu malas untuk membuka mata. Tapi Pasha sudah membangunkan ku terlebih dahulu saat aku masih ingin bergelung hangat di atas kasur. Dan saat itulah aku tersadar kalau ada kuliah pagi. Pasha mengantarkan ku sampai kampus, tapi aku tidak sempat berpamitan karena memang sudah mepet banget untuk masuk kelas.

Apalagi kelasnya prof. Handoko ini tidak boleh telat lebih dari 15 menit setelah beliau masuk kelas.

Brukkkk

"Awhh..."

Aku terjatuh terduduk dan seketika semua buku yang aku dekap tadi berserakan di atas lantai.

"Owh maaf."

Suara itu membuat aku langsung mendongak dan mendapati Raihan tampak sedang memunguti semua buku-buku yang bertebaran di atas lantai. Aku memejamkan mata untuk sesaat. Situasi ini, pasti akan canggung.

"Enggak apa-apa Bang. Za, bisa kok."

Aku mengambil alih buku yang sudah dibereskan Raihan. Dia tampak hanya menganggukkan kepala saat aku berdiri dan kini menerima buku itu.

"Maaf ya Za?"

Kuanggukan kepala dan menatap jam yang melingkar di tangan. Pukul 8.30. Aku menghela nafas lagi. Sudah telat juga. Sampai di kelas pasti akan di usir. Akhirnya aku mencoba untuk menatap Raihan yang masih berdiri di depanku persis.

"Ada kelas?"

Dia malah bertanya seperti itu.

"Udah telat Bang. Lebih dari 20 menit yang lalu."

Aku merasa tidak enak berbincang seperti ini. "Ya udah Bang, Za mau..."

"Za, ada waktu sebentar?"

*****

Aku sudah merasa tak nyaman duduk di sini. Entah kenapa tadi aku mengiyakan saja saat Raihan mengajakku ke kantin dan kita berdua berbicara.

"Kamu udah lama nikah sama Pasha?"

Pertanyaan itu akhirnya muncul dan membuatku menghela nafas lagi.

"Ehmmm belum lama," jawabku singkat yang membuat Raihan hanya menganggukkan kepala lagi.

"Abang kenal sama Mas Pasha juga udah lama?"

Ini malah kayak wawancara satu sama lain. Duh.

Raihan tersenyum "Dulu, Pasha itu sama aku satu sekolah gitu pas SMA. Cuma karena otak dia emang cerdas, jadi dia ikut kelas akselerasi, terus ada pertukaran pelajar juga. Kami lost kontak cukup lama karena dia sempat kuliah di luar negeri. Dan satu tahun yang lalu kami bertemu lagi. Terjalinlah lagi persahabatan ini."

Kukerutkan keningku. Masa umur mereka sepantar?

"Bang Raihan ama Mas Pasha sepantar?"

Raihan menganggukkan kepala lagi.

"Iya. Tapi dia ikut kelas akselerasi saking cerdasnya gitu. Terus kan aku juga telat dua tahun gitu awal kuliah. Makanya dia udah kerja."

Aku baru mengerti setelah mendengar penjelasan ini. Tapi tunggu sebentar, Pasha sudah pernah kuliah di luar negeri? Tidak mungkin kan kalau dia hanya?.... Kugelengkan kepala dengan jalan pikiranku yang rumit. Mungkin Pasha mendapatkan beasiswa untuk kuliah di luar negeri. Mengingat Pasha memang sejak awal mengatakan keluarganya hidup dengan sederhana.

Perutku tiba-tiba terasa begitu sakit. Kalau hari pertama haid begini memang tidak bisa dihindari. Lagipula pasti kelasnya Prof. Handoko sudah selesai. Aku dan Kanya ada janji buat mengerjakan tugas di perpus.

SURPRISE WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang