Bab 16 Kembali sendiri

25.9K 3.8K 86
                                    

"Za, kemarin Bang Raihan nyariin kamu."

Aku menoleh ke arah Kanya yang mengatakan itu dengan datar. Kami baru saja selesai kelas dan aku sedikit mual. Meminta Kanya untuk mengantarkan ku mencari penjual es kelapa muda yang biasanya ada di depan kampus.

"Ngapain?"

Aku menyesap air kelapa muda yang membuat rasa mualku sedikit berkurang.

"Katanya ehmm ada yang perlu dipinjam atau apa gitu. Enggak tahu. Eh tapi kayaknya dia khawatir gitu deh sama kamu."

Aku mengerutkan kening, menatap Kanya yang asyik menyendoki kelapa muda di depannya. Kami duduk di bawah pohon beringin rindang yang memang sudah tumbuh lama di depan kampus. Ada kursi panjang di depan meja penjual es kelapa muda.

"Husst, aku udah punya suami. Jangan sebut cowok lain."

Kanya menyeringai di depanku.

"Iya sih. Tapi Bang Raihan kayaknya belum bisa move on deh sama kamu. Kasian."

"Hust. Sok tahu kamu."

Kanya kini malah mencondongkan tubuhnya ke arahku.

"Tahu dong. Dia kan dulu naksir kamunya sebegitunya. Cuma kalah duluan aja dari suami kamu. Ah beruntung banget kamu sih Za. Diperebutkan dua pria yang udah siap halalin kamu. Kapan aku bisa begitu."

Aku hanya menggelengkan kepala mendengar celetukan Kanya. Aku juga tidak tahu ada seorang pria yang mau langsung menghalalkan ku seperti Pasha. Aku hanya menerima amanat dari almarhum ayah. Tapi sepertinya memang Pasha membuat aku merasa terlindungi. Meski sikapnya kasih datar, tapi kepeduliannya kepadaku membuat hatiku menghangat. Seperti kemarin saat mencarikan ku mie ayam itu. Aku mendapat cerita dari Mas Raja kalau Pasha tampak niat banget mencarikan mie ayam itu. Jadi merasa bersalah karena aku hanya mengerjainya.

Sudah 3 hari sejak dia pergi kembali untuk menemani Bapak dan Ibu. Meski aku baik-baik saja, tapi ada rasa sepi saat malam hari atau kadang jadi merasa sedih sendiri saat aku mual dan muntah karena hamil.

*****

Saat aku pulang dari kampus, di rumah ada yang mencari Pasha. Dia mengatakan suruhan dari tempat kerja Pasha yang memberikan sebuah amplop besar. Katanya itu untuk ditandatangani Pasha. Aku menerimanya begitu saja, tapi membuat aku kembali berpikir kalau Pasha mungkin bukan hanya karyawan biasa. Kalau iya kenapa Pasha bisa mengajukan cuti kerja kembali?

Menjelang sore, aku tiba-tiba mendapatkan kiriman foto dari Kanya.

"Za, ini suami kamu kan? Aku lagi nganterin Mama ke Jakarta sore ini, eh kok lihat suami kamu. Penasaran aku tuh."

Ada foto Pasha sedang berbincang dengan seseorang di sebuah restoran sepertinya. Dan penampilan Pasha begitu rapi. Biasanya dia juga rapi tapi kali ini lebih seperti terlihat perlente. Aku belum membalas Kanya, aku penasaran Pasha akan jujur enggak untuk saat ini. Jarak Bogor Jakarta memang tidak jauh, jadi Kanya memang ada di Jakarta untuk saat ini. Aku pikir Pasha juga pasti masih ada di restoran tempat Kanya mengambil fotonya.

"Mas, lagi di mana?"

Aku mengetikkan pesan itu kepada Pasha. Kembali rasa penasaranku membuat aku nekat. Padahal aku biasanya menunggu Pasha mengirimiku pesan.
Tidak ada jawaban setelah aku menunggu 15 menit. Dia lagi sibukkah?

Suara pintu depan terbuka membuat aku mengalihkan tatapanku dari ponsel yang sejak tadi aku pegang.

"Ngapain kamu Za?"

Mas Raja menatapku heran karena aku masih termangu di sofa ruang tamu. Dia melepas sepatunya dan kini melangkah ke arahku.

"Mas... Bisa anterin Za enggak?"

SURPRISE WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang