"Maafin aku ya Za, kamu jadi dimarahin suami."
Ucapan Kanya membuatku menghela nafas. Aku memang cerita kalau Pasha marah, tapi setidaknya tidak marah yang membuat aku sakit hati. Malah semalam aku merasa malu karena tertidur di pelukannya.
"Ya udah kali. Tapi besok lagi, aku nggak mau nganterin."
Kanya menyeringai lebar mendengar ucapanku. Dia menganggukkan kepala dan mengacungkan kedua jarinya tanda dia meminta maaf. Siang ini, aku masih tertahan di kampus karena ada kuliah terusan sampai nanti sore. Masih 1 jam lagi kelas dimulai, jadi aku dan Kanya memilih mengistirahatkan badan di kantin sambil menikmati es teh.
"Tapi suami kamu itu kerjanya apa sih?"
Pertanyaan Kanya membuat aku menatapnya. Aku juga bingung kalau ditanya seperti ini. Pasha cuma bilang dia karyawan swasta. Gitu aja, tapi aku juga tidak tahu pasti perusahaan apa.
"Karyawan gitu."
Jawabanku membuat Kanya mengernyitkan kening "Karyawan biasa?"
Kuanggukan kepala sambil menyesap es teh di depanku. Suasana kantin siang ini memang begitu rame. Jadi membuat rasa gerah karena terik matahari yang memang menyengat dengan semangatnya siang ini, makin terasa panas.
"Ehmmm, karyawan biasa, rumah ngontrak kan? Tapi kayaknya kok suami kamu itu bukan golongan dari orang biasa saja."
Aku mengernyit mendengar ucapan Kanya. "Maksudnya?"
Kanya menepuk-nepuk pipinya dengan tangan. "Aku kan udah lihat fotonya kan ya? Kemarin itu loh, nah orangnya bersih gitu, perlente meski kamu bilang penampilan tua karena saking rapinya. Tapi bagi aku sih wajar loh Za. Coba liat deh oppa-oppa di drakor yang kerja pake jas itu? Sama kan? Nah suami kamu itu auranya aja beda gitu. Aura anak sultan."
Aku menghela nafas mendengar ucapan Kanya.
"Nggak usah sok berkhayal. Kamu kebanyakan nonton drama sih."
Aku mengaduk-aduk es tehku untuk mengabaikan ucapan Kanya. Mana mungkin sih? Pasha nggak mungkin berbohong sama aku soal itu, buat apa coba?
Tiba-tiba ponselku berbunyi. Aku mengambil ponsel yang ada di atas meja dan melihat ada panggilan video dari Pasha.
"Assalamualaikum Mas."
Aku menyapa saat layar ponsel sudah menunjukkan Pasha di dalam sana sedang membuka bekal yang aku bawakan. Dia sepertinya duduk di balik meja kerjanya. Aku memang tadi pagi membawakannya bekal sebagai ganti kemarin aku tidak memasak.
"Waalaikumsalam. Za, udah makan?"
Aku menganggukkan kepala dan melihatnya membuka makanan yang aku bawakan. Lalu menyuapkan nasi dan sayur kacang serta lauk tempe goreng, ke dalam mulutnya. Kanya tampak penasaran dan melongok dari depanku. Tapi aku sudah mengambil jarak dari Kanya.
"Ih, pelit."
Kanya menggerutu dan membuatku tersenyum.
"Mas, baru makan ya? Udah tutup dulu aja."
Pasha memang hanya makan dan sesekali menatapku. Jadi dia cuma nyuruh aku ngelihatin dia makan?
"Aku maunya sama kamu makannya."
"Za udah makan."
"Temenin."
Kembali dia memasukkan tempe goreng ke dalam mulutnya. Tapi beberapa saat kemudian ada seorang pria yang datang dan seperti menyela acara makan Pasha. Pria itu menyodorkan sesuatu dan membuat Pasha membubuhkan tanda tangannya. Aku mengernyit melihat itu. Seperti Pasha itu yang bertanggung jawab di situ. Katanya dia cuma karyawan biasa?
KAMU SEDANG MEMBACA
SURPRISE WEDDING
RomanceZaskia pikir calon suaminya yang dijodohkan ayah untuknya adalah seorang karyawan biasa saja. Zaskia juga berpikir kalau dia hanya menuruti permintaan terakhir ayahnya sebelum meninggalkannya untuk selamanya. Hidup hanya berdua dengan sang ayah men...