Happy Reading♡
***
Matahari pagi yang cerah telah mucul dan memancarkan cahaya lewat celah-celah jendela kamar yang tidak terkena tutupan gorden. Sinarnya yang masuk hingga mengganggu seorang gadis yang masih tertidur pulas.
Bunyi alarm yang sudah beberapa kali berbunyi menggema di seluruh penjuru kamar membuat gadis itu terbangun dan membuat matanya yang baru terbuka perlahan kembali terpejam.
"Mmmm." Erangnya.
"Lima menit lagi deh." Gumamnya yang setengah sadar.
Lima menit kemudian nyawa gadis itu sudah terkumpul semua. Ia pun segera bangun dan bergegas ke kamar mandi untuk bersiap-siap ke sekolah.
Selesai mandi dan memakai seragam putih abu-abunya, gadis itu beralih ke depan cermin menyisir rambutnya yang lurus dan panjang itu.
Setelah selesai ia langsung turun ke bawah kemudian langsung berangkat ke sekolah dengan buru-buru tanpa pamit. Karena hari ini adalah hari senin maka ia akan memutuskan untuk sarapan di sekolahnya saja.
Alina Delina Azara atau sering disapa Alina tidak tinggal bersama keluarganya. Orang tua Alina dan satu adiknya tinggal di lain kota karena bisnis yang dipegang oleh ayahnya berada di Surabaya dan membuat mereka terpaksa harus pindah, kecuali Alina dan Agra.
Sebenarnya Alina boleh saja ikut pindah, namun gadis itu lebih memilih tinggal sendirian daripada harus menjadi siswi baru.
Adiknya yang satu bernama Lagra Alaska atau sering disapa Agra memang sekota dengannya hanya saja berbeda tempat tinggal dan beda sekolah. Agra yang memilih tinggal di apartemen dan bersekolah di SMA Taruna Bangsa.
Kenapa mereka beda tempat tinggal dan sekolah? Entahlah, karena Agra sendiri yang memilihnya dengan suatu alasan.
***
(SMA Pelita)
Sesampainya di sekolah Alina menaruh tasnya lebih dulu, setelah itu ia beranjak ke kantin untuk menyempatkan sarapan sebentar sebelum upacara dimulai.
"Mau ke mana lo?" Tanya Amanda ketika melihat Alina yang baru datang dan hendak beranjak lagi.
"Gue pengen sarapan dulu di kantin."
"Lo gak sarapan di rumah?" Tanya Mita.
"Gak, soalnya bi Imah kan pulang kampung kemarin, terus gue gak sempat masak tadi pagi."
"Gak sempat atau malas masak?"
"Hehe, dua-duanya sih. Yaudah gue sarapan dulu ya, nanti gue malah pingsan lagi kalau perut gue gak keisi."
Ketiga sahabatnya hanya geleng-geleng kepala.
Alina pun bergegas pergi seorang diri ke kantin.
Hanya dua bungkus roti dan sebotol air mineral sudah cukup untuk sarapan Alina untuk sekarang ini. Salahnya juga karena ia lambat bangun jadi sarapannya harus buru-buru seperti ini.
Kini gadis itu sudah menghabiskan rotinya. Ia segera kembali untuk bersiap-siap mengikuti upacara bendera yang dilakukan setiap hari senin.
"Huft matahari cerah banget sih hari ini, makanya panas banget." keluh Amanda sambil mengibaskan topinya.
"Kenapa ya? kalau hari senin tuh mataharinya cerah banget?" Lanjut Amanda.
"Gak juga sih, kadang juga mendung kok." Jawab Vika polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINA [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA♡] Kisah tentang seorang gadis yang tidak peka terhadap perasaannya sendiri dan juga perasaan seseorang yang sedang mencintainya saat ini. Ia hanya menganggap perasaan seseorang itu hanya biasa saja tidah lebih. Ia sepert...