Happy Reading♡
***
"Hallo Alina." Sapa seorang cowok yang tiba-tiba datang.
Alina menoleh dan memutar kedua bola matanya ketika tahu siapa yang menyapanya.
Malas banget sih gue ladeninnya. Batin Alina.
"Kita ketemu lagi ya." Ucap Genta.
"Iyalah karena lo--"
"Dan gue masih di dunia yang sama." Potong Genta dengan senyum miring.
Alina memutar bola matanya jengah. "Itu lo tau sendiri."
"Lo jangan cari gara-gara lagi ya sama sahabat gue." Tegur Amanda.
"Siapa juga sih yang cari gara-gara. Gue cuma sapa Alina doang kok." Balas Genta santai.
"Lo jangan sampai bikin kami emosi. Mending lo kembali ke meja lo sekarang!" Sahut Arsen yang geram dengan kedatangan Genta.
"Udah kan nyapanya. Ini terakhir kali lo sapa Alina." Sahut Arvano memberi peringatan pada Genta.
"Wihhh ada yang posesif nih. Santai aja bro." Balas Genta.
Alina yang mulai geram, ia pun berdiri dan menatap manik mata Genta.
"Genta Mahesa, mending anda kembali duduk di tempat anda. Tujuan gue sekarang cuma pengen have fun bareng teman-teman gue. Bukan malah debat sama lo. Jadi, silahkan kembali duduk enteng aja di tempat anda!" Ucap Alina dengan keberanian dan tetap tenang.
Genta yang merasa diperlakukan seperti itu membuatnya geram, tapi ia harus bisa menahan emosinya dulu.
"Alina Delina Azara, terima kasih atas persilahkannya. Tapi, gue cuma sekedar sapa lo doang kok, bukan mau ngajak lo debat." Balas Genta tak mau kalah dan tersenyum sinis.
"Oke, bagus deh. So, silahkan pergi dan kembali ke meja anda. Jangan cari gara-gara di sini, oke?"
Bukannya segera pergi, Genta malah tersenyum menatap Alina.
"Ngapain lo senyum-senyum?"
Bukannya menjawab, cowok itu hanya menaikkan sebelah alisnya.
Gak jelas banget nih cowok. Batin Alina.
"Na, gak perlu diladenin. Lo duduk aja." Pinta Arvano.
"Disuruh duduk tuh." Ucap Genta bermaksud meledek.
"Na, biarin aja, emang gak jelas dia." Celetuk Juna.
Alina mengabaikan pinta dari mereka, ia menghela napas sebelum berbicara kembali.
"Lo ada hubungan apa sama Dea, hm?" Tanya Alina dengan tenang dan langsung membuat mereka semua merasa bingung.
Genta yang mendengar itu seketika merasa was-was. "Maksud lo?" Tanyanya seolah tak mengerti.
"Soalnya tadi gue sempet liat lo sama Dea lirik-lirikan gitu." Jawab Alina santai lalu duduk kembali.
"Mending lo kembali aja ke tempat lo sekarang juga." Lanjut Alina menyuruh cowok itu.
Genta sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Mending ia kembali saja daripada nantinya mereka semua akan curiga. Genta merasa jika Alina bukan hanya gadis yang pemberani, tapi juga gadis yang cerdas.
Di lain meja tempat teman-teman Genta berada, salah seorang cowok tengah tersenyum melihat Alina yang bisa melawan ucapan sahabatnya itu.
Cepat atau lambat gue bakal jelasin apa yang terjadi selama ini. Tungguin aja, Zar. Batin cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINA [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA♡] Kisah tentang seorang gadis yang tidak peka terhadap perasaannya sendiri dan juga perasaan seseorang yang sedang mencintainya saat ini. Ia hanya menganggap perasaan seseorang itu hanya biasa saja tidah lebih. Ia sepert...