Happy Reading♡
***
Sehari sebelum Alina berangkat ke Surabaya. Alina dengan sahabat-sahabatnya dan juga Agra dengan teman-temannya, mereka ingin hangout di kefe seperti biasanya untuk menikmati momen-momen mereka saat ini. Karena kebetulan Agra dan Fandy sedang libur sekolah.
Alina bersama Amanda akan ke Surabaya besok pagi. Ia mempercepat keberangkatannya karena ada sebuah berkas yang harus diselesaikan di Surabaya sebelum masuk kampus.
"Jun lo kuliah di mana?" Tanya Fandy.
"Sama gue dong pasti." Ucap Dion.
"Bukan lo yang gue tanya."
"Gue cuma wakilin Juna jawab."
"Lo pikir gue gak ada di sini pake wakil-wakilin segala." Kesel Juna.
"Emangnya lo gak sama gue ya?" Tanya Dion.
"Gue udah bosen sama lo." Ucap Juna bercanda.
"Apalagi gue. Untung lo gak jadi kuliah bareng gue." Ucap Dion bercanda balik tidak mau kalah.
"Serius Jun lo di mana?"
"Gue di UGM sama Mita dan Arvano."
"Gue udah duga sih." Gumam Dion.
"Van kenapa lo gak ikut aja satu kampus sama Alina?" Tanya Naya.
Mendengar ucapan Naya barusan membuat Alina tersentak.
kok gue lagi sih. Padahal dari tadi gue berusaha untuk biasa-biasa aja. Batin Alina.
"Apaansih Nay, Arvano kan punya pilihan sendiri. Dia kan juga udah lama mau di UGM."
"Iya benar, itu salah satu kampus impian gue. Dan gue boleh aja kok kapan-kapan ke Surabaya."
"Ngapain? Kalau kangen sama Alina ya?" Goda Ussy.
"Kalau ada urusan di Surabaya." Jawab Arvano santai karena melihat Alina yang tetap biasa-biasa saja.
"Na peka dikit kek." Sahut Amanda.
Diberi tahu seperti itu oleh Amanda. Alina hanya diam saja seakan tidak tahu apa-apa.
"Na, kenapa lo gak peka banget sih sama perasaan Arvano selama ini?" Tanya Dion yang mulai greget melihat Alina tidak peka juga.
"Mungkin Alina punya masa lalu yang rumit soal cowok entah diputusin atau diselingkuhin." Ucap Arsen serius.
"Bukan." Jawab Alina dengan senyum tipis.
"Terus kenapa?" Tanya Naya.
Mungkin ini saatnya gue cerita tentang dia.
Alina menghela nafas terlebih dulu sebelum menceritakan masa lalunya.
"Karena dulu gue pernah suka sama cowok yang notabennya sudah jadi sahabat gue sekarang. Awalnya tuh cuma biasa aja saat gue sama dia kenalan. Dan semakin lama dia tuh curhat ke gue tentang masa lalunya, dan juga curhat tentang masalah pribadinya. Jadi gue sebagai cewek langsung mengira kalau dia tuh kayak ada perasaan ke gue, apalagi temannya bilang kalau dia belum pernah menceritakan tentang masalah pribadinya ke orang lain, baru gue yang diceritain. Ya dari situlah gue mulai baper sama dia." Cerita Alina panjang lebar ke mereka semua.
~flashback~
Ponsel Alina bergetar sebuah pesan masuk.Reynand
Zar jalan yuk!
Kemana?
Reynand
Ada deh, gue otw jemput lo sekarang!
Okey,
gue siap-siap dulu(Read)
Tidak lama kemudian motor sport berwarna hitam pekat itu sudah datang. Dan gadis dengan pakaian cardigan di luar dan kaos putih di dalam serta celana jeans hitam keluar dari rumahnya menuju ke tempat cowok itu yang motornya sudah terparkir di depan rumahnya.
"Yuk." Ucapnya dengan semangat.
Lalu Reynand memberikan helm. "pake."
"Makasih." Alina pun naik ke motor, dan mereka segera berangkat.
Sekitar satu jam lebih melewati perjalanan, akhirnya mereka pun sampai di tujuan.
"Wahhh... akhirnya gue ke pantai lagi." Ucap Alina dengan mata yang berbinar.
Reynand tersenyum melihat Alina yang membiarkan ombak membasahi kakinya, sesekali gadis itu memenjamkan matanya sejenak sambil menghirup aroma segar air laut dan menikmati semilir angin yang menerbangkan rambut panjangnya.
Alina memang sudah lama tidak pergi ke pantai yang indah ini. Terakhir Alina ke pantai dengan keluarganya saat liburan satu tahun yang lalu, cukup lama.
mereka duduk di tepi pantai beralaskan pasir putih sambil melihat ombak yang beriringan dan menikmati semilir angin yang menerpa rambut keduanya.
"Gimana, senang gak?" Tanya Reynand yang menoleh ke Alina.
"Senang banget dong, udah lama gak ke pantai."
"Gue ikut senang kalau lo juga senang." Balas Reynand dengan tersenyum tulus.
Mendengar itu jantung Alina berdetak kencang, ia tersenyum bahagia. Ada desiran kecil di hati Alina. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya saat ini.
"Mungkin ini hari terakhir gue bisa ajak lo jalan-jalan." Ucap Reynand menatap ke depan.
"Maksud lo?" Tanya Alina bingung sambil menoleh ke Reynand.
"Gue dan keluarga gue mau pindah ke luar negeri. Sorry gue gak bisa satu SMA dengan lo." Ucap Reynand merasa bersalah.
Alina hanya diam menatap ke depan tidak tahu apa yang harus ia bicarakan, toh Alina juga tidak bisa melarang Reynand.
Dulu ia dan Reynand merencanakan kalau nanti mereka akan satu sekolah. Tetapi mungkin takdir berkata lain.
Kalau memang itu keputusan Reynand, Alina hanya bisa mendukungnya. Karena menurutnya dia tidak punya hak untuk melarangnya pergi.
Alina menghembuskan nafas gusar.
"Gak apa-apa kok, kalau itu udah keputusan lo gue cuma bisa ngedukung lo." Pasrah Alina dengan tersenyum manis.
Mendengar itu Reynand hanya tersenyum tipis.
"Gak ada yang mau lo sampein sebelum gue pergi?"
Jangan lupa vote&comment yaw♡

KAMU SEDANG MEMBACA
ALINA [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA♡] Kisah tentang seorang gadis yang tidak peka terhadap perasaannya sendiri dan juga perasaan seseorang yang sedang mencintainya saat ini. Ia hanya menganggap perasaan seseorang itu hanya biasa saja tidah lebih. Ia sepert...