Happy Reading♡
***
Seorang gadis dengan gaya feminimnya memasuki kafe hendak menemui orang-orang yang sedang menunggunya di dalam. Entahlah, apakah masih bisa dibilang sahabatnya atau tidak.
"Hai semua, apa kabar?" Sapa seorang gadis dengan senyum manisnya yang baru saja datang.
Wajah dari mereka yang disapanya terlihat datar, kecuali satu gadis yang satu ini yaitu Naya membalas senyuman gadis yang bernama Dea itu.
"Hai, alhamdulillah kami semua baik kok. Lo sendiri gimana? udah lama banget loh." Balas Naya sembari tersenyum mewakilkan.
"Baik juga kok."
"Mending lo langsung jelasin aja maksud pertemuan ini." Sahut Arsen to the point.
"Oke. Tapi, sebelumnya gue pengen minta maaf sama kalian dulu, dan makasih banget karena masih pengen ketemu sama gue." Ucap Dea pertama-tama.
"Gue kira lo gak bisa ngomong maaf." Cibir Dion.
"Dion." Tegur Naya.
"Kita nerima tawaran lo buat ketemu karena kita semua pengen dengar penjelasan dari lo. Kalau bukan hal itu kita gak bakal mau ketemu." Sahur Juna.
Dea mencoba tersenyum dan menghela napas lebih dulu.
"Jadi waktu itu kenapa gue pindah keluar negeri, itu karena kemauan keluarga gue sendiri. Karena mendadak, jadinya gue gak bisa ngabarin ke kalian dulu. Waktu itu handphone gue juga gak sengaja kecebur ke dalam kolam saat gue duduk sambil main handphone. Jadi otomatis handphone gue rusak dan gue udah gak bisa hubungin kalian lagi. Gue bener-bener menyesal waktu itu." Jelas Dea panjang lebar dengan menatap semuanya.
"Oh gitu, sekarang kita bisa paham kok dengan keadaan lo waktu itu." Balas Ussy mewakilkan
"Makasih ya udah bisa pahamin gue." Balas Dea tersenyum.
"Gue benar-benar menyesal pernah khianatin kalian, terutama Arvano. Gue bener menyesal. Di sana gue udah intropeksi diri, dan gue sadar kalau kalian sangat berarti bagi gue."
"Gak salah denger gue." Sindir Juna.
"Gak kok. Saat jauh dari kalian buat gue sadar kalau kalian semua teman-teman yang berarti di hidup gue."
"Baru sadar lo sekarang."
"Bagus lah kalau lo udah sadar." Ucap Agra sinis.
"Ternyata ada guna juga lo ke luar negeri, sekalian bisa intropeksi diri." Ucap Dion juga sinis.
Dea menelan slivanya sendiri mendengar ucapan Agra dan Dion.
Lo harus sabar Dea, lo harus tahan. Batin Dea.
Dea berusaha untuk tetap tersenyum.
"Terus lo mau jelasin apa lagi?" Tanya Arsen.
"Sekarang gue ada di sini pengen memperbaiki kembali hubungan perteman sama kalian semua, kayak saat kita masih bersama-sama dulu. Gue pengen buka lembaran baru bersama kalian." Jawab Dea dengan mata yang berkaca-kaca.
Ucapan Dea barusan membuat mereka semua berpikir terlebih dahulu. Apakah Dea pantas untuk diterima kembali menjadi bagian dari pertemanan mereka. Permasalahan yang terjadi dulu antara Dea dan mereka semua cukup sulit untuk mereka perbaiki kembali.
Setelah berpikir akhirnya sebagian dari mereka memutuskan untuk menerima permintaan maaf Dea, karena gadis itu juga sudah menjelaskan alasan semuanya.
"Sebagian dari kita udah coba bisa maafin lo. Gak tau kalau mereka bertiga." Ucap Fandy melirik pada orang yang dimaksudnya.
"Makasih."
Arsen, Fandy, Juna, Ussy, dan Naya sudah memaafkannya. Tapi, dengan Arvano, Agra, dan Dion belum bisa memafkannya.
"Reynand udah tau sama semua ini?" Tanya Agra.
"Iya, dia udah izinin gue untuk memperbaiki semuanya kok."
"Reynand gak ada rencana lain kan, kenapa dia bisa ngizinin lo yang gabung kembali dengan kita?" Curiga Agra.
"Gue yakin kok dia gak kayak gitu. Gue udah tau dia gimana, dan dia bakal selalu dukung apa yang gue inginkan dalam hal baik."
"Bagus lah kalau gitu."
"Terus gimana dengan Genta?" Tanya Dion gantian.
"Gue udah gak ada hubungan apapun lagi sama dia."
"Lo yakin?" Tanya Dion sinis.
"Bener kok. Gue udah putus beberapa bulan lalu dan sejak saat itu kita gak saling komunikasi lagi, dia block gue. Lagian gue juga udah jelasin semuanya sama Arvano waktu di taman kemarin." Jelas Dea.
"Iya kita udah tau kok dari Arvano soal penjelasan lo kemarin." Balasnya datar.
"Udahlah Dion, kasian juga itu si Dea, maafin aja lah." Timpal Juna.
"Gue sangat berharap kalian bisa terima gue kembali. Gue bener-bener pengen banget memperbaiki semuanya. Maafin gue Van, Dion, Agra." Harap Dea dengan muka yang entah tulus atau tidak.
"Setiap orang punya kesalahan di masa lalu. Gak ada salahnya sih kalau kita terima Dea kembali, dan juga memberikan kesempatan kedua." Ucap Naya bijak.
"Nay, lo yakin kalau dia beneran tulus?"
"Dion, kalau pun dia gak tulus ya itu urusannya sendiri. Lo tau sendirikan ada karma yang berlaku."
"Benar, dan bagi kami kesempatan cuma datang dua kali." Tambah Ussy tegas.
"Kalau gitu gue udah maafin lo deh." Ucap Dion.
"Gue juga." Ucap Agra yang juga akhirnya menerima.
"Makasih." Ucap Dea pada Dion dan Agra dengan tersenyum.
"Terus lo gimalo, Van? Dan juga hubungan kalian, gimana?" Tanya Arsen sambil menoleh ke arah Arvano dan Dea bergantian.
"Berpikiran dewasa aja. Hubungan gue sama dia sama kayak kalian. Walaupun udah mantan, karena bagaimana pun juga, dia pernah jadi bagian dari kita." Ucap Arvano dan telah memaafkan Dea.
"Gue salut sama pemikiran lo bro." Puji Juna.
Dea tersenyum."Terima kasih Arvano."
"Inget bukan berarti Arvano udah maafin lo, lo bisa seenaknya chat nelfon terus sama Arvano nantinya." Ucap Dion pada Dea.
"Gue tau diri kok. Gue gak akan lakuin itu."
"Kalau lo perlu bantuan, lo bisa kok minta bantuan sama siapa aja di antara kita, kita akan bantu lo. Iya kan?" Tanya Naya ke yang lain dan mereka semua mengangguk.
"Terima kasih banyak ya guys." Ucapnya yang sudah kelima kalinya berkata berterima kasih.
Akhirnya gue bisa kembali lagi.
Masa lalu antara mereka semua memang rumit dan membuat mereka susah untuk memperbaikinya kembali. Dan dengan tekadnya Dea, akhirnya mereka bisa menerimanya kembali, meskipun sudah tidak akan seperti dulu lagi.
Dea pernah menjadi bagian dari persahabatan mereka. Pada saat itu Dea dan Arvano sempat menjalin hubungan pacaran. Hubungannya berjalan dengan baik dan mereka berdua bahagia sampai berjalan selama satu tahun.
Tapi, waktu itu tiba-tiba Dea mengkhianati cintanya Arvano. Ia selingkuh dengan Genta sahabat dari kakaknya. Dan hal itu membuat Arvano sangat marah dan kecewa. Begitu pun dengan teman-temannya yang merasa terkhianati oleh Dea orang yang sudah ia percayai dan sudah mereka anggap menjadi bagian dari mereka.
Ketika mereka ingin meminta penjelasan, Dea tiba-tiba mendadak ke luar negeri bersama keluarganya, kecuali kakaknya. Ia pergi tanpa pamit ke mereka dan tanpa menjelaskan semuanya.
Jangan lupa Vote&Komen♡
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINA [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA♡] Kisah tentang seorang gadis yang tidak peka terhadap perasaannya sendiri dan juga perasaan seseorang yang sedang mencintainya saat ini. Ia hanya menganggap perasaan seseorang itu hanya biasa saja tidah lebih. Ia sepert...