Happy Reading♡
***
"Assalamualaikum." Salam mereka bertiga kompak sambil masuk ke dalam rumah.
"ALINA, YUHUUU WE ARE COMING." Teriak Vika.
"Waalaikumsalam." Balas Alina turun dari tangga.
"Mentang-mentang cuma ada gue di rumah, lo malah pake teriak-teriak." Lanjutnya.
"Hehee sekali-sekali, Na." Balas Vika dengan cengiran.
Alina hanya geleng-geleng kepala mendengarnya.
Kemarin mereka sudah berjanji jika minggu depan mereka akan hangout bareng di rumah Alina. Dan sekarang ini mereka berada di ruang tengah dengan makanan dan minuman yang banyak di tengah-tengah mereka, tak lupa TV dinyalakan untuk menonton film.
Bukan hanya itu saja, setelah film selesai, kini mereka melanjutkan dengan berkaraoke bersama. Botol minum yang dijadikan sebagai mic. Tidak lupa Amanda dan Vika yang sedang asik berjoget ria karena lagu yang di play merupakan lagu dangdut yang heboh membuat keempat gadis tersebut tertawa terbahak-bahak di sela-sela mereka bernyanyi.
Alina sangat bersyukur dan bahagia bisa mempunyai sahabat seperti mereka. Mereka juga yang menjadi salah satu alasan kenapa Alina tidak ingin pindah sekolah.
Sudah puas bernyanyi, kini mereka duduk sambil mengobrol dengan obrolan yang kebanyakan bercanda dan unfaedah. Salah satunya seperti menggosipi anak kucing yang diciduk oleh Vika yang sedang berpacaran sambil kejar-kejaran di taman. Ada-ada aja si Vika.
Tetapi kali ini mereka mengobrol dengan obrolan yang serius.
"Kemarin gue diajak Agra ikut nongkrong terus dikenalin ke para sahabatnya. Mereka semua asik juga ternyata." Cerita Alina.
"Tumben Agra ngajak lo, biasanya kan adek lo larang lo ikut?" Tanya Amanda.
"Gue sebenarnya juga heran sih, tapi gue nurut-nurut aja."
"Terus?"
Alina juga mulai menceritakan semua kejadian yang terjadi pada saat ia berdebat di kafe.
"Kurang ajar banget tuh cowok." Balas Vika.
"Urusan lo panjang gak sama mereka?" Tanya Amanda.
Jawab Alina dengan gelengan.
"Tapi yang buat gue bingung pas Agra datang ke rumah kemarin dan dia tau kalau gue habis berdebat. Terus Agra nyuruh gue mending jangan ladenin mereka bertiga lagi, teman-temannya juga ngomong kayak gitu."
"Gue rasa mereka lagi nyembunyiin sesuatu dari lo." Sahut Mita.
"Maybe. Gue mikirnya juga gitu."
"Na, lo udah pernah kontekan sama Reynand?" Tanya Amanda tiba-tiba.
Alina seketika lesuh dan menjawabnya dengan gelengan.
Mita yang melihat raut wajah Alina, ia pun menyahut. "Jangan bahas itu dulu Man."
"Memangnya kenapa, Man?" Tanya balik Alina yang mulai penasaran.
"Kemarin waktu gue reunian di kafe, gue gak sengaja liat sekumpulan beberapa cowok gak jauh dari meja yang gue tempati, dan gue lihat ada Reynand bersama mereka." Cerita Amanda.
"Lo yakin kalau dia Reynand?" Tanya Mita memastikan.
"Awalnya gue gak yakin kalau dia adalah Reynand karena gue liatnya cuma dari arah samping doang. Tapi, pas dia noleh gue kaget karena dia beneran Reynand, guys." Heboh Amanda.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALINA [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA♡] Kisah tentang seorang gadis yang tidak peka terhadap perasaannya sendiri dan juga perasaan seseorang yang sedang mencintainya saat ini. Ia hanya menganggap perasaan seseorang itu hanya biasa saja tidah lebih. Ia sepert...