Happy Reading♡
***
Seminggu yang lalu ujian telah selesai. Perjuangan seluruh kelas 12 telah usai. Dan seluruh siswa kelas 12 telah dinyatakan lulus 100%. Acara promnite pun telah usai digelar malam kemarin.
Hari ini Alina benar-benar sudah bebas dan bukan lagi murid dari sekolah SMA Pelita. Dan ia sudah bisa telat bangun kapan saja dan menghabiskan waktunya di rumah sebelum ia pergi ke Surabaya dan menetap di sana bersama keluarganya, kecuali Agra yang belum bisa ngumpul setiap hari di sana. Agra sendiri akan ke surabaya jika ia sudah libur.
Seperti pagi ini gadis tersebut masih terlelap di tempat tidurnya yang nyaman. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh dan cahaya matahari sudah menyilaukan matanya tetapi masih saja terlelap dengan mimpinya. Mungkin mimpi yang indah.
Tiba-tiba seseorang masuk ke dalam kamarnya.
"Woy bangun udah jam sepuluh nih. Mentang-mentang udah tamat, sekarang bangunnya jam segini.""Mmmmm gue masih ngantuk." Gumam Alina dengan mata masih terpejam.
"Gue siram nih kalau lo gak bangun ya. Yang lain udah ada di bawah semua."
Sontak Alina langsung bangun duduk. "Yang lain? Maksudnya Agra dan teman-temannya ada di sini?" Tanya Alina.
Mita mengangguk.
"Aaaaaa gue males banget tau. Gue mager beranjak dari kasur empuk gue, Mit" Ucapnya lalu menjatuhkan tubuhnya kembali.
"Terus lo mau tidur seharian gitu?"
"Iya." Ucap Alina enteng.
"Alina Delina Azara ayo dong bangun cepetan." Kesel Mita sambil menarik narik tangan Alina sampai ia duduk kembali.
"Iya iya. Gue mau mandi dulu." Ucap Alina yang sudah terbangun.
"Ok gue tunggu lo di bawah."
Tidak lama kemudian Alina telah selesai mandi dan sudah memakai pakainnya dengan kaos putih dan celana kain coklat. Dan ia segera turun ke bawah.
"Good morning kak Alina." Ucap Fandy.
"Morning. Ini baru jam tujuh ya?" Ucap Alina santai.
"He lo buta ya, ini udah jam sepuluh kali." Ucap Amanda.
"Hehehe gue tau kok." Ucapnya sambil nyengir.
"Kalian semua ngapain sih di rumah gue ganggu slepty gue aja?" Lanjutnya setelah sampai di hadapan mereka semua.
"Slepty?"
"Sleep beauty gue, alias tidur cantik gue."
"Yelah bahasanya kelebihan gaul sih."
"Biarin. Biar beda dari yang lain."
"Kita mau ngumpul-ngumpul aja sambil ngehabisin waktu sama lo. Sekalian ngehabisin waktu juga sama kalian, sebelum kalian semua sibuk sama masa perkuliahan." Ucap Agra.
"Bener tuh." Timpal Fandy.
"Udah jadi kakak senior lo berdua di SMA. Jangan macam-macam ya kalau udah gak ada kita." Peringat Juna.
"Kayaknya gue harus lebih mandiri deh gak ada kalian." Ucap Agra terkekeh.
"Tenang aja bro, kalau kita ada kesempatan kita bakal luangkan waktu untuk berkumpul. Iya kan?" Tanya Dion ke para sahabatnya dan diangguki oleh mereka.
"Assalamualaikum." Ucap Naya dan Vika yang sudah datang dari membeli makanan cemilan dan minuman.
"Waalaikumsalam." Jawab mereka serentak.
"Owh jadi kalian udah janjian ya mau ke rumah gue sampai siapin beli ini itu." Ucap Alina.
"Yoi, dan sekalian nanti malam kita buat acara bakar-bakar jagung." Ucap Dion.
"Okey kalau gitu."
***
Akhirnya malam pun tiba dan sekarang mereka sedang mengadakan acara bakar-bakar jagung sesuai dengan ucapan Dion tadi. Tawa dan obrolan kecil tak henti-hentinya terdengar di tengah suasana mereka. Mereka menikmati kebersamaan mereka sebelum mereka berpisah untuk mengejar masa depan masing-masing.
Dion sedang memainkan gitar yang ditemani tiga gadis yaitu Amanda, Vika dan Naya yang sedang bernyanyi dan disertai jagungnya yang sudah matang ada di depan mereka.
Juna Mita Arsen dan Ussy yang sedang asik bermain ludo di salah satu ponsel dari mereka yang diletakkan di atas karpet.
Sedangkan Alina Arvano Agra dan Fandy sedang mengobrol sambil membakar jagungnya masing-masing.
"Lihat deh si Dion mulai lagi tuh modusnya dekatin tiga cewek." Ucap Agra bercanda.
"Lo sindir gue juga yang cuma gue cewek di antara kalian." Ucap Alina.
"Apaansih kak, siapa juga yang nyindir. Lagian gue juga nyebut nama si Dion. Gue juga bercanda kali."
"Gue juga bercanda kali." Ucap Alina terkekeh.
"Terserah lo." Kesel Agra.
"Baperan amat sih."
"Biarin daripada gak peka sama perasaan sendiri."
"Apaansih lo." Kesel Alina membuat mereka bertiga terkekeh.
"Btw mereka kayak double date gitu ya." Ucap Arvano yang melihat ke arah empat orang tersebut.
"Semoga aja deh Juna udah serius kali ini." Ucap Fandy.
"Maksud lo double date?" Tanya Alina heran.
"Ussy sama Arsen kan pacaran." Jawab Agra.
"Serius? Sejak kapan?"
"Sejak kelas 11. Hubungan mereka backstreet gak ada yang tahu, kecuali sama kita para sahabatnya." Jawab Fandy.
"Owh gitu."
Pantesan. Batin Alina.
"Na."
Alina menoleh ke Arvano. "Apa?"
"Lo mau tau siapa cewek yang lagi gue suka."
Alina bingung kenapa Arvano tiba-tiba berkata seperti itu.
"Memangnya siapa?""Kakak dari salah satu sahabat gue."
Deg.
Nggak nggak bukan lo Alina. Ingat Na yang waktu di taman. Batin Alina mengelak agar ia tak baper.
"Siapa?" Tanya Alina yang makin kepo.
"Gak jadi."
"Apaansih Van gue kepo juga." Kesal Alina.
Dasar gak peka. Ucap mereka bertiga dalam hati yang kebetulan sama.
"Kak gak peka banget sih jadi cewek." Ucap Fandy.
"Peka apaansih. Gue cuma gak mau geer aja. Kan sahabat lo banyak."
"Terserah lo."
"Kenapa lo gak ungkapin aja langsung ke gebetan lo, apalagi gue denger lo udah lama suka sama cewek itu."
"Gak semudah itu buat ungkapinnya, Na."
Setelah itu hening yang ada, mereka terlarut dalam pikirannya masing-masing.
Gue akan berjuang sampai lo peka, Na.Gue sendiri juga yang bodoh gak berani ungkapin ke lo. Gue jadi ingin tau apa penyebab lo kayak gini.
Jangan lupa Vote&Comment

KAMU SEDANG MEMBACA
ALINA [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA♡] Kisah tentang seorang gadis yang tidak peka terhadap perasaannya sendiri dan juga perasaan seseorang yang sedang mencintainya saat ini. Ia hanya menganggap perasaan seseorang itu hanya biasa saja tidah lebih. Ia sepert...