Happy Reading♡
***
Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu Alina, kini ia sudah siap hendak pergi ke kafe. Sesampainya di tujuan ia sudah memarkirkan mobilnya dan segera masuk lalu naik ke bagian rooftop.
Di sini sudah ada Arvano dan teman-temannya, juga ada Reynand, Dea dan Genta.
Ia sengaja memilih di rooftop, agar hanya ia dan orang-orang yang sudah ia ajak ada di sana. Alina juga sudah menyewa rooftop agar tidak ada orang yang naik ke atas agar lebih aman ketika pembicaraannya dengan mereka berjalan lancar.
"Hai." Sapa Alina dengan basa-basi terlebih dahulu.
"Gak usah basa-basi. Mending lo cepat jelasin semuanya apa yang pengen lo bicarain." Ucap Genta.
"Yang ngajak duluan siapa? yang telat siapa?" Sindir Dea.
"Sorry gue telat." Ucap Alina dengan entengnya.
Sebelumnya mereka semua memang sudah tiba duluan berada di rooftop. Alina memang sengaja untuk telat. Gak apa-apa sekali-kali telat. Pikirnya.
"Ini nih contoh cewek yang gak bisa on time. Gimana nantinya ya kalau udah kerja yang ada malah..."
Alina hanya mengabaikan ucapan Dea.
"Emang mau bicarain apa sih, Na? Kayak serius amat." Sahut Agra.
"To the point aja. Gue banyak urusan hari ini."
"Oke. Hari ini gue sengaja ngajak kalian semua dan berkumpul karena ada suatu hal yang penting mau gue sampaikan ke kalian semua. Gue bakal ngasih tau ke kalian semua sebuah rahasia besar. Gue rasa ini waktu yang tepat untuk kalian ketahui." Ucapnya tidak teriak, tapi membuat suaranya menggema di telinga mereka semua.
Mendengar ucapan Alina barusan membuat mereka semua terkejut dan penasaran. Di pikiran mereka semua kecuali Reynand terngiang-ngiang pertanyaan rahasia besar apa yang ingin dikatakan oleh Alina.
"Rahasia besar?!" Ucap Genta.
"Alina mending sekarang lo jelasin rahasia besar apa yang gak kita semua ketahui." Ucap Arvano.
"Saat gue bicara nanti jangan ada yang memotong ucapan gue. Gue gak akan kasih kalian kesempatan lagi untuk gue ngomong ulang." Peringat Alina.
Sebelum bercerita Alina menghela napas.
"Dea, gue tau kalau nama asli lo itu sebelum diubah adalah Sarika Laela. Sebelum lo diadopsi sama orang tuanya Reynand, lo adalah anak yatim piatu yang tinggal bersama nenek lo di kampung. Waktu itu penampilan lo yang cupu membuat banyak orang gak suka sama lo."
"Pada saat itu lo nolongin mamanya Reynand yang hampir mati dan kemudian mamanya Reynand mau ngangkat lo menjadi anaknya sebagai adiknya Rey yang udah meninggal. Lo meminta kepada mamanya Rey untuk mengubah jati diri lo. Karena pada saat itu lo terobsesi sama Jessica cewek yang terkenal di sekolah lo yang cantik, kaya dan punya sahabat cowok yang melindunginya."
"Dan karena keobsesian lo itu, lo ingin mengubah diri lo dengan mengubah gaya pakaian lo, mengganti nama lo menjadi Cladea Aninda Albelo, lo pilih nama Dea karena itu nama tengah milik Jessica. Dan tanpa lo sadar itu membuat sifat lo juga berubah. Padahal sebelumnya lo itu baik, ramah, penyayang, tapi karena hal itu lo jadi kayak gini sekarang." Jelas Alina panjang lebar.
Sontak semua orang terkejut dengan sebuah fakta yang baru mereka ketahui tentang Dea yang sebenarnya.
"Jadi Dea anak yang diadopsi?" Tanya Dion dan Juna kompak.
"Jadi Dea bukan adik kandungnya Reynand?" Gumam Arvano.
"Gue baru tau fakta tentang Dea yang sebenarnya."
Lain halnya dengan Dea yang matanya sudah memerah dan berkaca-kaca. Ia sudah tidak bisa berkata-kata. Benar yang dibilang Alina ia sudah skakmat mendengar ucapannya. Di pikiran Dea kenapa Alina bisa mengetahui rahasianya yang berusaha ia tutupi.
"Kenapa lo harus bongkar di sini Na?" Tanyanya pasrah.
Ia penasaran kenapa harus di sini, di depan semua orang. Ia takut sangat takut kalau sampai orang-orang membencinya dan tidak menyukainya.
"Gue cuma mau buat lo sadar kalau apa yang lo lakuin itu salah, Dea. Lo boleh aja ubah penampilan lo, tanpa harus mengubah nama lo. Karena masa lalu lo gak terlalu buruk, Dea. Lo ubah diri lo yang miskin dan yatim piatu menjadi seperti ini cuma karena lo terobsesi sama Jessica. Lo boleh kok mengubah jati diri karena itu hak lo, tapi jangan ubah sifat lo. Lo tau? lo dengan sifat yang dulu itu juga bisa membuat lo jadi banyak miliki teman."
Hatinya mulai tergesir oleh ucapan Alina. Ia ingin memaki kalau Alina jahat, tapi di lain sisi dirinya tidak bisa apa-apa karena perkataan Alina memang benar adanya. Ia hanya bisa menundukkan kepala menahan air matanya turun.
"Apa lo gak kasian sama keluarganya Reynand. Lo itu egois Dea, mungkin menurut lo itu memberikan dampak yang baik bagi lo, sedangkan keluarganya Reynand mendapatkan dampak yang buruk karena memiliki anak yang sifatnya kayak gini. Please Dea kembali ke Dea yang dulu, karena cuma sifatnya yang seperti dulu kita butuhin."
Dea sudah tidak bisa menahan air matanya. Dan kini ia membiarkan air matanya tumpah ke pipinya yang mulus. Ia menangis tersedu-sedu, meratapi kondisinya sekarang. Perasaannya bercampur aduk, ada rasa malu, bingung, takut, dan juga tenang. Tenang? Iya hatinya tenang seperti ada sesuatu yang melekat di dirinya kini telah terlepas perlahan.
Melihat Dea yang menangis, Reynand langsung memeluknya. Ia setuju dengan perkataan Alina barusan. Ini memang sedikit jahat tapi ia ingin Dea bisa sadar kalau sifatnya yang seperti itu sebenarnya salah.
Gue harap lo bisa sadar sekarang dek. Batin Reynand.
Jangan lupa Vote&Komen♡

KAMU SEDANG MEMBACA
ALINA [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA♡] Kisah tentang seorang gadis yang tidak peka terhadap perasaannya sendiri dan juga perasaan seseorang yang sedang mencintainya saat ini. Ia hanya menganggap perasaan seseorang itu hanya biasa saja tidah lebih. Ia sepert...