Part 10

154 98 8
                                    

Happy Reading

***

Baru saja Alina ingin masuk ke dalam kafe tiba-tiba ada beberapa cowok yang menghadangnya.

"Eh ketemu lagi. Lo masih ingetkan sama gue?"

Alina memutar bola matanya malas. Tentu saja ia masih mengingatnya.

"Gue inget kok dan kita masih bisa ketemu lagi soalnya lo sama gue masih berada di dunia yang sama." Jawab Alina santai dan membuat teman-teman cowok tersebut terkekeh pelan.

"Lo tau siapa gue?" Tanya cowok itu.

Mendengar itu Alina tidak peduli. Ia kembali berjalan dan tiba-tiba Genta menyahut.

"Ternyata Agra punya kakak perempuan yang pemberani juga ya." Ucapnya dan seketika membuat Alina langsung menghentikan langkahnya.

Waktu itu Teo salah satu temannya Genta pernah melihat tak sengaja seorang gadis yang sedang bersama Juna di pinggir jalan. Tanpa Alina dan Juna ketahui ternyata Teo juga mendengar sedikit percakapan mereka yang ingin pergi ke apartemennya Agra.

Teo pun memberitahukan itu ke teman-temanya apa yang dilihat dan dengar. Dari situlah entah bagaimana caranya Genta sudah mengetahui jika Alina adalah kakak dari Agra, rivalnya.

Alina berbalik dan menatap Genta dengan tajam. "Emangnya kenapa kalau gue kakaknya Agra?"

"Lo gak dijagain sama adek lo dan para sahabatnya yang gak jelas itu." Ucap Genta dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Maksud lo apa ngomong kayak gitu!?" Tanya Alina yang mulai kesal.

"Lo gak tau? Berarti lo gak dikasih tau dong sama mereka."
Ucapnya dan cowok itu langsung pergi membuat Alina mendengus kesal.

Alina tidak ingin peduli, tapi ia juga penasaran dengan ucapan Genta, membuat kepalanya jadi pusing saja karena memikirkannya.

Kini Alina kembali berjalan sambil mengomel. "Rese banget sih tu cowok, maksudnya apaan coba ngomong kayak gitu. Dia pikir gue masih anak kecil apa pake dijagain segala. Pake ngatain Agra dan sahabat-sahabatnya gak jelas lagi. Emang itu mu.... awh." Omel Alina dan tiba-tiba menabrak seseorang.

"Sorry sorry." Ucap seorang cowok itu.

Saat Alina menoleh. Sontak ia terkejut dengan orang yang ditabraknya.

Baru saja Alina ingin bicara. Cowok itu sudah pergi.

"Rey, lo kenapa sih?" Gumam Alina sangat pelan.

"Kenapa itu muka baru datang langsung jutek amat?" Tanya Amanda ketika melihat Alina yang sudah datang.

"Gue ketemu lagi sama cowok yang pernah debat sama gue waktu di kafe."

"Cowok kurang ajar itu?" Tanya Amanda.

"Yang mana lagi kalau bukan dia."

"Tapi lo gak diapa-apain kan?" Tanya Mita.

"Gak kok. Dia ngomong gak jelas aja setelah itu mereka langsung pergi."

ALINA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang