Happy Reading♡
***
(SMA Pelita)
Pagi ini Alina berangkat pagi-pagi sekali, bukan karena ia piket. Tapi, untuk menghindari Agra yang akan mengantarnya ke sekolah. Alina sengaja menghindar karena ia tidak akan memperlihatkan matanya yang bengkak.
Sekarang Alina sudah berada di dalam kelas. Ia sedang memejamkan matanya dengan tangan yang bertumpuk di meja sebagai bantalnya sembari menunggu sahabat-sahabatnya datang.
Tidak lama pun salah satu sahabatnya sudah datang karena sedang piket hari ini.
"Alina?" Tanya Vika dan hanya
dibalas dengan deheman oleh Alina."Tumben lo pagi-pagi amat, kan lo gak piket hari ini?" Lanjut Vika.
Alina bangun sembari menatap Vika.
"Omg Alina! Mata lo kenapa bisa bengkak gitu?" Tanya Vika heboh ke penjuru kelas, untung hanya ada mereka berdua.
Alina mengabaikan perrtanyaan Vika. "Baru lo yang dateng?"
"Iya Na, lo habis nangis ya?"
Jawab Alina dengan anggukan.
"Nanti aja gue cerita kalau lagi istirahat ya." Ucap Alina tersenyum.
"Oke, kalau gitu gue mau nyapu dulu." Ucap Vika lalu beranjak.
Tidak lama kemudian sudah banyak siswa siswi yang satu persatu sudah masuk ke kelas. Bel sekolah pun sudah berbunyi tanda pelajaran pertama akan segera dimulai.
Tidak lama kemudian bel istirahat berbunyi. Seperti ucapan Alina tadi ia akan menceritakan apa yang terjadi kenapa matanya bisa bengkak kepada sahabat-sahabatnya. Dan di sinilah mereka sedang membicarakannya di taman.
"Sekarang lo jelasin kenapa lo nangis sampai mata lo bengkak gitu?" Ucap Amanda yang sangat penasaran.
Alina mulai menceritakan semua kejadian yang terjadi kemarin saat menunggu seseorang di kafe sampai ia pulang, tidak sedikit pun yang tertinggal.
"Kayak gitu. Makanya gue berangkat pagi banget supaya Agra gak liat mata gue, soalnya nanti Agra malah nanya kenapa lagi."
"Emangnya lo gak mau ngasih tau Agra soal Reynand?" Tanya Mita.
"Gue gak mau ngasih tau dia dulu."
"Terus lo nangis karena liat dia bareng sama cewek?" Tanya Vika.
Alina menggeleng. "Bukan. Gue nangis bukan karena gue cemburu liat mereka. Tapi, karena Reynand sama sekali gak nyapa gue, bahkan udah jelas kalau gue sama dia berpapasan. Dia juga sempat ngelirik gue kok, tapi mukanya biasa aja."
"Kalian tau kan awal dia pergi dia gak pernah hubungin gue, gue ngechat dia gak dibales, gue telpon dia gak diangkat. Saat dia udah ada di Indonesia dan pas ketemu kemarin seolah-olah seperti kita gak pernah saling kenal. Gue kecewa." Jelas Alina sambil mengeluarkan semua uneg-unegnya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Padahal gue kangen banget sama dia." Lirih Alina sambil menunduk.
"Kurang ajar banget tuh cowok." Kesal Amanda.
"Kita tau kok apa yang lo rasain." Ucap Vika sambil mengelus punggung Alina.
"Na, gue bukannya belain dia. Tapi, mungkin aja kan di balik itu semua dia punya alasan." Ucap Mita.
"Apa perlu gue bicara sama Reynand?" Tanya Amanda pada Alina.
"Gak perlu Man, gue udah terlanjur kecewa sama dia. Biarin dia sendiri aja yang jelasin kalau memang dia punya alasan."

KAMU SEDANG MEMBACA
ALINA [END]
Ficção Adolescente[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA♡] Kisah tentang seorang gadis yang tidak peka terhadap perasaannya sendiri dan juga perasaan seseorang yang sedang mencintainya saat ini. Ia hanya menganggap perasaan seseorang itu hanya biasa saja tidah lebih. Ia sepert...