Happy Reading♡
***
"Gak ada yang mau lo sampein sebelum gue pergi?"
"Gue bingung mau nyampein apa." Ucap Alina jujur.
"Tentang perasaan lo ke gue?!" Ucap Reynand.
Mendengar ucapan Reynand, Alina langsung menoleh dengan raut bingung.
"Maksud lo apaansih?" Tanya Alina tertawa pelan.
"Gue tau perasaan lo yang sebenarnya ke gue, Zar. Lo itu suka kan sama gue? Kalau lo tanya darimana gue tau? gue tau dari teman lo. Gak usah tau dia siapa."
Alina hanya diam saja. Memang benar Alina punya perasaan ke Reynand. Bibirnya seakan terasa berat untuk berbicara.
Hening sesaat.
"Zar sebelumnya sorry banget soal perasaan lo ke gue. Dari awal tuh gue cuman anggap lo sebagai teman."
Jleb.
Sakit, itu lah yang dirasakan hati Alina sekarang.
"Tapi kenapa lo perhatian banget sama gue seolah-olah gue tuh spesial buat lo, Rey. Lo curhat ke gue tentang masalah pribadi lo yang sebelumnya lo gak pernah curhat ke teman-teman lo, bahkan ke sahabat dekat lo. Lo tanpa sadar buat gue baper tau gak." Ucap Alina dengan mata yang sudah berkaca-kaca dan menatap ke depan.
"Gue minta maaf Zar. Itusemua karena gue percaya sama lo, gue nyaman bercerita sama lo tapi cuma sebatas adik kakak an. Walaupun seumuran, gue udah anggep lo sebagai adik gue. Sekali lagi gue minta maaf ya, Zar." Ucap Reynand yang sangat merasa bersalah.
"Soal gue balas perasaan lo gue nggak bisa Zar. Sorry." Lanjutnya sambil menunduk.
Ada Rasa sesak di dada Alina saat mendengar ucapan Reynand. Ia sedang menahan air matanya untuk tidak jatuh. Alina menghela napas lalu membuangnya.
"Gue tau kok perasaan itu gak bisa dipaksakan. Gue harus terima kenyataan ini." Ucap Alina dengan hati yang pasrah.
"Rey... apa setelah lo tau ini semua lo bakalan jauhin gue?" Tanyanya lanjut.
Reynand tersenyum manis lalu menatap Alina. "Gak bakal dong. Kalau lo minta gue jadi kakak lo sekaligus sahabat lo tanpa perasaan lebih. Gue pasti mau."
Alina langsung berdiri dan berteriak sekencang-kencangnya, kebetulan saat ini keadaan pantai tidak terlalu ramai. Setelah berteriak sepuasnya hati Alina sudah mulai tenang.
"Oke, gue setuju. Gue bakal hilangin perasaan ini jauh-jauh. Dan gue akan anggap lo sebagai sahabat sekaligus kakak untuk gue." Ucap Alina sambil tersenyum manis menatap Reynand.
Alina kembali duduk di sebelah Reynand.
"Walaupun lo bakalan pergi..." Jeda Alina dengan sendu. "Janji ke gue kalau lo bakalan selalu ngabarin gue. Biar pun nantinya lo udah punya pacar. Janji?" Lanjut Alina.
Reynand hanya bisa mengangguk. Ia tidak yakin jika ia akan selalu mengabari gadis di sebelahnya itu.
"Zara gue saranin ke lo, kalau lo didekatin sama cowok. Misalnya cowok itu perhatian banget sama lo curhat sama lo atau segala mecem. Lo jangan gampang percaya sama dia dan jangan langsung baper, karena gak selamanya cowok yang kayak gitu bisa dianggap kalau dia suka sama lo, anggap lo spesial. Bisa jadi dia cuma anggap lo sebagai teman, sahabat atau saudara. Lebih jahatnya kalau dia anggap lo pelampiasan doang." Ucap Reynand panjang lebar.
"Gue gak mau lo tersakiti kedua kalinya. Dan awas aja kalau sampe ada cowok yang nayakitin lo." Lanjutnya.
"Okey my friend and my brother." Ucap Alina tersenyum manis.
Alina merasa kecewa karena cintanya tak terbalaskan, tetapi di sisi lain ia juga bahagia karena cinta pertamanya itu ingin menjadi kakak sekaligus sahabat untuknya.
Alina pikir ini akan menjadi hari yang buruk ternyata dugaannya salah, bahkan ini adalah hari yang bahagia walaupun akan meninggalkan kenangan, kenangan yang indah.
~flashback off~
"Owh jadi itu alasan lo gak bisa peka-peka." Ucap Juna.
"Ternyata Reynand bagian dari masa lalu lo. Pantas aja waktu itu dia manggil lo pake nama Zara." Ucap Dion.
"Waktu itu lo juga pernah nangis di kafe. Apa terkait sama Reynand, karena gue dan Naya sempet berpapasan sama dia."
"Iya karena gue sama dia itu baru pertama ketemu lagi setelah dia udah ada di Indonesia."
Pantesan waktu itu Reynand sempat merhatiin Alina di kafe dan juga senyumin di balapan. Batin Arvano.
"Itu juga alasan lo belum penah punya pacar?" Tanya Arsen dan Alina mengangguk.
"Tapi gak ada salahnya sih Na lo mencoba buka hati untuk Arvano." Ucap Ussy.
"Gue mau aja buka hati tapi gue merasa belum ada kepercayaaan buat orang itu."
"Nggak apa-apa, gue bakal tetap berjuang sampai lo percaya sama gue." Ucap Arvano tiba-tiba.
Alina yang mendengar ucapan Arvano hanya diam saja, entah apa yang ia pikirkan dan rasakan.
"Lo jangan nyerah bro sama kakak gue." Ucap Agra menyemangati.
"Kita semua bakal selalu dukung lo kok."
Sebenarnya gue udah peka Van, cuma gue gak tau kenapa gue belum bisa percaya sama lo. Maafin gue. Batin Alina.
Btw tinggal satu part lagi udah bakal tamat guys.
Jangan lupa Vote&Comment♡
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINA [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA♡] Kisah tentang seorang gadis yang tidak peka terhadap perasaannya sendiri dan juga perasaan seseorang yang sedang mencintainya saat ini. Ia hanya menganggap perasaan seseorang itu hanya biasa saja tidah lebih. Ia sepert...