Part 22

97 43 35
                                    

Happy Reading♡

***

Melihat Dea yang menangis, Reynand langsung memeluknya. Ia setuju dengan perkataan Alina barusan. Ini memang sedikit jahat tetapi ia ingin Dea bisa sadar jika sifatnya yang seperti itu sebenarnya salah.

Gue harap lo bisa sadar sekarang dek. Batin Reynand.

"Hiks... hiks... hiks... gue minta... maaf hiks... " Ucap Dea tersedu-sedu di pelukan Reynand.

"Gue gak bermaksud mempermalukan lo, Dea. Gue minta maaf udah cerita ini semua. Gue cuma mau semua orang bisa nerima kekurangan lo supaya lo bisa hidup tenang dan bisa menerima masa lalu lo. Lo juga bisa tahu siapa seseorang yang benar-benar tulus mau berteman sama lo. Karena jadi diri sendiri itu lebih bagus." Ucap Alina sangat tidak enak hati.

Alina sangat sadar kalau ucapannya yang membongkar rahasia besar seseorang adalah jahat. Tetapi ini satu-satunya cara agar membuat Dea bisa sadar terhadap kelakuannya. Orang tua Reynand dan juga Reynand pun sendiri sudah meminta bantuan kepada Alina untuk bisa membuat Dea sadar.

Dea sudah sedikit tenang dan ia menghapus sisa-sisa air matanya. Kemudian ia berjalan ke tempat Alina berdiri dan langsung memeluk Alina. Semua mata mengarah ke arah dua gadis tersebut.

Dea melepaskan pelukannya. "Gue minta maaf Na, gue minta maaf dengan kelakuan gue ke lo selama ini." Ucap Dea tulus.

"Gue udah maafin lo kok." Ucap Alina tersenyum.

"Gue juga minta maaf ya." Lanjut Alina merasa bersalah.

"Lo gak usah minta maaf. Lo wajar kok ngomong kayak gitu tadi, supaya gue yang keras kepala dan udah dibutain sama keobsesian jadi bisa sadar dengan sifat gue. Dan yang lo ucapin emang bener kok. Makasih ya, Na." Ucapnya sangat tulus dan tersenyum manis.

Setelah itu mereka berpelukan kembali. Alina senang karena akhirnya ia bisa mengatakan itu semua dan membuat Dea sadar. Satu masalah sudah terselesaikan.

"Masih ada satu masalah yang harus gue selesain, dan juga masih ada satu rahasia lagi yang gak kalian ketahui. Gue mau selesain masalah ini dengan cepat supaya Genta gak ada dendam lagi sama adik gue. Supaya gak ada kesalahpahaman lagi di antara Genta dan Agra."

"Apa Alina tau sesuatu?" Gumam Fandy.

"Kita dengerin aja apa yang ingin dia sampaikan lagi." Ucap Agra yang sangat penasaran.

"Jelasin sekarang juga!" Ucap Genta yang tidak sabaran.

"Lo ngira kalau adik gue yang udah bunuh adik lo kan. Dan itu penyebab kalian bermusuhan sehingga lo mau balas dendam dengan Agra."

"Lo salah besar. Itu semua murni karena kecelakaan, Genta." Lanjut Alina.

Genta sedari tadi sudah menahan emosinya karena Alina yang membicarakan tentang adiknya. Tangannya sampai mengepal.

"Lo gak ada bukti kalau Agra bukan pelakunya!" Gertak Genta.

"Gue memang gak ada bukti. Tapi satu rahasia tentang adik lo yang gue tau, dan kalian semua belum ada yang tau.

"Rahasia apa yang lo tau soal adek gue?" Tanya Genta.

"Adlo lo sebenarnya masih hidup."

Sontak mereka semua kembali terkejut dengan rahasia tersebut, terutama Agra dan Genta. Mereka berdua benar-benar syok mengetahui fakta tak terduga itu.

Ucapan Alina berhasil membuat semuanya termenung sesaat dan penuh keheranan. Yang mereka tahu jika adiknya Genta sudah meninggal. Tapi, kenapa Alina mengatakan hal seperti itu. Apa ini fakta atau hanya ucapan belaka? Seperti itulah pertanyaan sebagian dari mereka.

Genta tersenyum sinis. "Lo udah gila! Jelas-jelas mobil yang mareka tumpangi itu terbakar dan adik gue masih ada di dalam mobil waktu itu."

"Adik lo pada saat itu udah diselamatkan sama seseorang. Dan dia berhasil mengeluarkan adik lo dari dalam mobil sebelum mobil itu terbakar. Tanpa kalian ketahui."

"Kak, lo emang sering serius. Tapi kali apa lo benar-benar serius dengan omongan lo barusan?" Tanya Agra, ia masih kurang percaya.

"Gue serius, Gra." Balas Alina datar.

"Buktinya mana kalau adik gue masih hidup?" Tanya Genta dengan datar.

"Saat itu seseorang yang menolong adik lo membawanya ke luar negeri. Di sana adek lo udah ditangani sama dokter terbaik di rumah sakit sana. Waktu itu adek lo koma selama hampir lima tahun lebih. Dan minggu kemarin dia udah sadar dan bakal ke Indonesia bersama Safira, pacar Reynand."

Alina melihat raut bingung dari Genta.

"Adik lo sendiri yang akan menjelaskan kronologi kecelakaan yang sebenarnya ke lo, Gen."

Genta terdiam. Satu fakta tentang adiknya yang masih hidup sontak membuat hati Genta merasakan ketenangan dan kehangatan kembali yang sempat hilang akibat kejadian suram dulu. Genta sangat berterima kasih kepada Safira dan ia berhutang budi kepada pacar dari sahabatnya itu.

Genta menoleh dan menatap ke arah Reynand seakan bertanya apakah hal itu benar.

"Itu benar, Gen. Gue aja baru tau juga soal itu." Jelas Reynand, memang benar ia juga baru diceritakan oleh Safira.

"Sebelumnya Reynand memang belum tau soal ini. Safira merahasiakan soal itu sama Reynand."

"Jadi ini semua cuma salah paham Gen. Gue mohon hapus dendam lo. Adek lo pengen sebelum ia ke Indonesia kalian bisa berdamai dan udah gak ada lagi permusuhan di antara kalian." Lanjut Alina.

Genta menunduk. Air matanya pun turun karena ia sangat bahagia saat mengetahui kalau adiknya ternyata masih hidup selama ini. Ucapan Alina barusan seakan membuatnya sadar bahwa apa yang ia lakukan selama ini adalah kurang ajar hanya karena sebuah kesalahpahaman.

Setelah itu Genta pun berjalan menghampiri Agra.

"Gue minta maaf atas apa yang gue lakuin selama ini ke kalian, terutama lo, Gra." Ucapnya yang tulus dan membuat semua sahabatnya Agra mengangguk.

"Semua sudah jelaskan, kalau ini cuma kesalahpahaman. Gue juga baru tau rahasia ini. Dan gue udah maafin lo bro."

"Makasih." Mereka berdua pun berpelukan ala cowok.

"Gue juga minta maaf Nay soal yang dulu."

"Iya gue udah maafin lo kok."

"Makasih ya."

Genta sekarang menghampiri Alina yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.

"Gue minta maaf. Dan Makasih untuk semuanya Alina Azara Delina cewek yang pemberani dan juga cerdas."

"Apaansih. Iya gue udah maafin lo kok."

Akhirnya selesai juga.

Jangan lupa Vote&Comment nya guys.

ALINA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang