Part 11

132 93 9
                                    

Happy Reading♡

***

"Guys gue duluan ya, bye." Ucap Alina yang pulang lebih dulu.

Mobil Alina sudah keluar dari gerbang sekolah dan akan langsung pergi ke apartemen Agra untuk membicarakan tentang hal yang akhir-akhir ini membuatnya merasakan banyak hal mencurigakan.

Kini Alina sudah sampai dan ia segera menuju ke kamar apartemen Agra.

(Di dalam apartemen Agra)

"Van gimana lo sama Alina kemarin?" Tanya Dion.

"Yah gitu-gitu aja." Jawab Arvano seadanya.

"Jawabnya tuh yang detail dong." Gerutu Dion.

"Kemarin itu lo ngapain aja?" Lanjutnya.

"Maksud lo?" Tanya Juna.

"Yaelah maksudnya, mereka lagi makan-makan kek, suap-suapan kek, larian-larian kek kayak gitu. Pemikiran lo tuh meleset mulu deh."

"Makanya ngomong itu yang logis dong. Terus pake bilang larian-larian segala, lo sangka dia lagi bikin film India apa." Ucap Juna tidak mau kalah.

"Kalian berdua berdebat yang gak unfaedah banget sih." Lerai Fandy, membuat Dion dan Juna mendengus.

"Dimarain bocah tuh."

"Kemarin kita cuma makan-makan aja. Habis itu Alina mau naik wahana jadi kita naik bianglala, terus gue juga beliin dia gelang. Walaupun agak canggung, tapi gue menikmati banget momen itu." Cerita Arvano dengan hati yang sumrigah ketika mengingat momen kemarin saat bersama Alina.

"Ciee.. pdkt nih ceritanya." Ucap Dion dan Juna yang bersamaan. Terus mereka pun langsung saling menatap.

"Apaansih lo ngikutin gue." Ucap Dion.

"He emangnya gue tau kalau lo mau ngomong gitu juga." Bela Juna.

"Bisa gak sih kalian berdua gak berdebat." Ucap Arsen datar.

Mereka berdua langsung menelan slivanya ketika melihat Arsen yang terbangun dan mendengar ucapan Arsen. Kebetulan Arsen yang lagi tidur dan mereka yang ribut pun tiba-tiba membuat Arsen terbangun.

"Tapi kalau diperhatiin, perasaan Alina kayak biasa aja gue liat. Kayak gue antara dia tuh cuma sebatas teman doang yang pergi ke pasar malam."

"Alina emang kayak gituh orang nya, susah peka." Ucap Fandy.

"Kalau lo mau dapetin kakak gue, lo harus perjuangin dia. Kalau lo udah dapat jangan sampai lo sakitin dia." Saran Agra.

Arvano hanya tersenyum mendengar itu.

"Assalamualaikum." Salam seorang gadis membuka pintu.

"Waalaikumsalam."

"Hai, ternyata ramai ya." Ucapnya lalu duduk di dekat Agra.

"Ya lo tau sendiri lah ini udah jadi salah satu bescamp kami." Balas Dion.

"Kenapa? Tumben lo masih pake baju seragam ke sini?" Tanya Agra.

ALINA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang