Azka menghampiri Kiara yang terlihat fokus menatap MacBook-nya sambil membawakan coklat panas untuknya.
"Minum dulu." Azka menaruh gelas yang ia bawa tadi di hadapan Kiara.
"Makasih mas," jawab Kiara sambil menyesap coklat panasnya dengan perlahan.
"Gimana skripsi kamu?" tanya Azka menarik kursi dan duduk di samping Kiara.
"Bab satu ada revisi dikit, tapi suruh lanjut bab dua," jawab Kiara sambil menaruh coklat panasnya di meja.
"Alhamdulillah kalau gitu, jangan lupa cerita ya kalau ada apa-apa. Sebisa mungkin mas akan bantuin kamu," ujar Azka sambil mengelus rambut Kiara.
"Nanti Kiara jadi ketergantungan dong sama mas," jawab Kiara memanyunkan bibirnya.
"Ya gapapa, kan mas suami kamu. Mas malah seneng kalau bisa kamu andalkan."
"Nanti Kiara nggak bisa hidup tanpa mas, minta ditemani terus sama mas. Nanti mas Azka gabisa kerja lho."
Dengan gemas Azka menangkup pipi Kiara dan menggigit bibir wanita itu.
"Aduh, sakit. Kok di gigit?" Kiara memegang bibirnya.
"Kamu gemesin banget sih. Kerjain dulu skripsinya, nanti nggak selesai-selesai."
"Ini Kiara mau kerjain, tapi mas malah gangguin Kiara."
Kiara berusaha untuk fokus lagi dengan MacBook di hadapannya, sedangkan Azka sibuk memainkan ponselnya sambil sesekali melirik Kiara.
Azka cukup senang Kiara tidak berlarut-larut dalam kesedihan akibat kejadian yang menimpanya kemarin. Mulai saat ini Azka janji, ia akan melindungi Kiara dan tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti wanita itu sekalipun orang itu adalah keluarganya sendiri.
"Itu ada yang typo," ujar Azka menunjuk layar MacBook Kiara.
"Makasih mas." Kiara segera membenarkannya lalu kembali fokus ngetik.
"Itu ada lagi," ujar Azka lagi.
"Mas kayak dosen deh lama-lama." Gerutu Kiara.
"Masa?"
"Iya, andai aja mas jadi dosen Kiara. Pasti hidup Kiara udah kayak novel-novel wattpad atau series yang habis Kiara tonton semalam yang main Prilly sama Reza Rahardian," ujar Kiara sambil terkikik geli membayangkan apa yang ia ucapkan tadi.
"Kebanyakan baca wattpad kamu itu," ujar Azka mengejek istrinya.
"Ih seru tau mas, mas coba deh baca."
"Nggak mau." Tolak Azka mentah-mentah.
"Tapi sayangnya kejadian kayak gitu cuma ada di novel ya mas. Di kampus Kiara dosennya nggak ada yang muda, semuanya udah pada tua. Kampus mas kayak gitu nggak?" tanya Kiara penasaran.
"Dulu di kampus mas ada satu dosen yang masih muda. Semua mahasiswa jadi santai ke dia, jadi kayak abang sendiri. Dia juga akhirnya tunangan sama mahasiswinya."
"Oh ya? Terus gimana sekarang?" tanya Kiara antusias.
"Mungkin udah nikah dan punya anak. Mas nggak tahu lagi, kejadian udah lama sayang, waktu mas masih kuliah S1 dulu."
"Yahh," jawab Kiara lesu.
"Kok kamu kayak kecewa gitu." Azka menoel pipi Kiara.
"Kiara cuma penasaran aja sama kelanjutannya Mas. Kiara nggak berani macam-macam lagi sama mas," ujar Kiara sambil memberikan cengiran khasnya.
"Kenapa emang?" tanya Azka.
"Mas kalau marah serem, kayak bukan Mas Azka yang Kiara kenal."
"Suami mana yang nggak marah kalau istrinya jalan sama cowok lain?"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
ChickLit"Dia..." "Dia suamiku." Setelah mengucapkan itu Kiara segera tertunduk. "Apa?!" "Kita pulang sekarang." Tanpa kelembutan sama sekali, Azka menarik Kiara menuju mobilnya terparkir. "Ternyata seperti ini kelakuan kamu kalau di belakang suami!" uca...