Part 7

14.8K 907 6
                                    

Azka diam di dalam mobil sambil memperhatikan sekitar. Ia sedang berada di parkiran kampus Kiara. Sejujurnya Azka bingung dengan dirinya sendiri. Untuk apa ia melakukan ini? Menunggu gadis yang sedang marah dengannya, seperti bukan dirinya saja.

Mungkin Azka hanya merasa tidak enak, dari kecil ia selalu di didik oleh Mamanya agar jangan malu meminta maaf duluan jika salah. Hal itu sepertinya berdampak hingga sekarang. Apalagi Kiara sampai salah paham dengan maksud ucapannya kala itu, yang membuat Azka semakin merasa tidak enak.

"Itu dia," ucap Azka saat melihat Kiara. Gadis itu sedang berjalan dengan temannya, tapi tidak lama temannya masuk ke dalam mobil meninggalkan Kiara sendirian.

Saat Kiara berjalan di samping mobilnya, Azka langsung keluar dan mencekal lengan gadis itu. Hal itu praktis membuat Kiara terkejut, hingga gadis itu berteriak.

"Shhtt, ini aku." Azka menaruh telunjuk di bibirnya, mengisyaratkan agar Kiara diam.

"Lepasin tangan aku!" Kiara berusaha melepaskan lengannya yang di genggam kuat oleh Azka.

"Kiara please, dengerin penjelasan aku dulu. Ayo aku jelaskan di mobil."

"Nggak mau. Ga ada yang perlu di jelasin lagi."

"Kamu mau masuk ke mobilku sendiri atau aku gendong!" Ancam Azka yang melihat Kiara terus berontak.

"Lepas!" jawab Kiara masih kekeh dengan pendiriannya.

"Oke kalau kamu minta di gendong." Azka bersiap-siap akan mengangkat Kiara, tapi sebelum itu terjadi tangannya sudah dipukul dengan kencang.

"Aku bisa masuk sendiri." Teriak Kiara sambil masuk ke mobil Azka. Sedangkan Azka menyunggingkan senyumnya melihat Kiara yang akhirnya mengalah.

"Kamu memblokir nomorku ya?" tanya Azka saat sudah duduk di samping Kiara.

"Hem," jawab Kiara tanpa memandang Azka sama sekali.

"Kalau di ajak ngomong tuh lihat orangnya." Azka menoel pipi Kiara.

Kiara melirik Azka sekilas, membuat Azka tak kuasa menahan tawanya. Entah kenapa Kiara persis seperti anak kecil yang sedang merajuk.

"Maafkan aku ya," ucap Azka tulus.

"Sejujurnya aku nggak bermaksud ngomong seperti itu. Kamu salah paham Kiara. Ada ataupun tidak hutang itu, aku tulus menyukai kamu. Sejak pertama kita bertemu di gramedia waktu itu, aku sudah merasa kamu gadis yang berbeda."

"Aku sangat kesal dengan ucapanmu waktu itu," jawab Kiara jujur.

"Iya aku tahu, maafkan aku ya. Aku tidak akan memaksamu untuk menerimaku, tapi satu hal yang harus kamu tahu. Aku serius dengamu Kiara." Azka menatap lekat-lekat mata Kiara yang tentu saja hal itu membuat Kiara gugup. 

"Iya aku maafkan." Kiara benci dengan dirinya sendiri, ia sangat mudah marah dengan orang lain. Tapi ia jauh lebih mudah luluh dan memaafkan kesalahan orang lain.

"Terima kasih," jawab Azka sambil tersenyum tulus.

♡♡♡

Kiara sedang duduk di gazebo kampus, ia datang terlalu pagi hingga membuatnya malas untuk masuk kelas karena masih sepi.

"Hei." Tepukan di punggungnya membuyarkan lamunannya.

"Pagi-pagi udah ngelamun aja." Feby duduk di sampingnya.

"Ngantuk," jawab Kiara.

"Btw, aku kemarin lihat kamu di parkiran sama cowok. Dia siapa?"

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang