"Sabun ini katanya bisa bikin tidur lebih nyenyak loh mas, soalnya wanginya relax banget." Kiara memberitahu Azka berdasarkan informasi yang ia baca dari internet.
"Oh ya?"
"Heem." Tidak lupa, Kiara juga menyalakan scented candlenya.
Kiara membalikkan badan dan sedikit terkejut melihat suaminya sudah tidak memakai apa-apa.
"Mas bikin kaget aja," ujar Kiara malu. Ia yakin wajahnya sudah memerah sekarang.
"Kan emang mau berendam," ujar Azka santai lalu masuk ke dalam bathub.
"Kiara gosok gigi dulu ya Mas."
Kiara berlalu menuju wastafel untuk menggosok giginya. Setelah selesai ia membalikkan badan untuk menatap Azka.
"Ngapain berdiri di situ, katanya mau berendam," ujar Azka saat melihat Kiara diam saja.
"Kiara malu," jawab Kiara jujur.
"Kenapa harus malu, kan Mas udah udah liat semuanya."
Kiara menggembungkan pipinya, lalu dengan cepat ia melepas bajunya dan menyusul Azka masuk ke dalam bathtub. Ia sangat senang karena Azka sudah tidak marah lagi dengannya, dia mulai menyebut dirinya sendiri 'Mas' tidak seperti kemarin yang masih pakai aku-kamu kepadanya.
"Mas nginep dimana, waktu nggak balik ke kamar kemarin?" tanya Kiara sambil mengusap pelan dada Azka.
"Mas nginep di sini juga kok, di kamar bawah persis yang kita tempati kemarin."
"Kenapa nggak balik ke kamar? Kiara nungguin Mas lho, mau ngajak makan malam," ujar Kiara.
"Maaf ya Mas udah cuekin kamu." Azka mengecup kening Kiara.
"Iya dimaafin." Dengan usil Kiara memelintir puting Azka, ia sangat penasaran dan ingin melakukan hal itu sejak lama.
"Nyeri sayang," ujar Azka sambil meringis merasakan nyeri di bawah sana.
Kiara tertawa mendengar ucapan Azka.
"Masa?" tanya Kiara menggoda suaminya.
Karena kesal, tanpa aba-aba Azka segera menarik Kiara dan mendudukkannya di pangkuannya.
"Mas!" Teriak Kiara kaget, ia merasakan sesuatu yang keras di bawah sana karena ia dan Azka sama-sama tidak memakai sehelai benang pun.
Mengabaikan protes Kiara, Azka memajukan wajahnya perlahan untuk mencium Kiara. Ia sangat merindukan momen mereka seperti ini, sudah lama Azka tidak merasakan kelembutan bibir Kiara.
Azka mencium bibir Kiara sedikit rakus, hingga membuat Kiara kewalahan. Tapi Kiara menikmatinya karena ia juga merindukan sentuhan Azka. Setelah di rasa sudah sama-sama kehabisan napas, Azka melepaskan ciumannya membuat Kiara langsung menyembunyikan wajahnya di lekukan leher suaminya.
"Mau dilanjutin di kamar nggak?" lirih Azka yang sudah mulai diselimuti gairah.
"Mau," jawab Kiara malu.
Azka segera berdiri dengan Kiara yang berada dalam gendongannya. Ia keluar dari bathtub dan berjalan menuju kamar. Ia menidurkan Kiara tepat di tengah ranjang sambil terus menatapnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
ChickLit"Dia..." "Dia suamiku." Setelah mengucapkan itu Kiara segera tertunduk. "Apa?!" "Kita pulang sekarang." Tanpa kelembutan sama sekali, Azka menarik Kiara menuju mobilnya terparkir. "Ternyata seperti ini kelakuan kamu kalau di belakang suami!" uca...