Kiara menatap kertas yang ia bawa, ia meneliti lagi sambil memastikan apakah ada barang yang terlewat atau tidak.
"Itu udah semua?" tanya Azka yang berada di sampingnya. Saat ini mereka sedang berada di parkiran mall, mulai hari ini Kiara diminta Azka untuk mencicil perlengkapan rumahnya yang masih kosong, agar saat mereka sudah menikah nanti, rumah itu sudah siap untuk mereka berdua tinggali.
"Kayaknya sih udah," jawab Kiara yang ragu dengan jawabannya sendiri, "Kamu mau nambahin nggak?" tanya Kiara.
"Nggak perlu, aku percaya sama kamu. Ayo kita turun."
Mereka masuk ke dalam mall, lalu menuju toko yang menjual berbagai perlengkapan rumah.
"Hari ini kita beli perlengkapan buat kamar kamu dulu ya," ujar Kiara.
"Kamar kita sayang," jawaban Azka barusan malah membuat Kiara malu, ia yakin wajahnya sekarang pasti sudah memerah.
Setelah berkeliling hampir dua jam lebih untuk mencari perlengkapan, akhirnya mereka memutuskan untuk makan sekaligus istirahat. Rasanya kaki Kiara sudah mau copot, ia merasa sangat payah, masih muda sudah cepat lelah jika jalan-jalan.
"Aku takut ada yang kelewatan," ujar Kiara sambil memakan kentang goreng dihadapannya. Mereka sedang berada di restoran cepat saji, Kiara memesan satu paket cheese burger sedangkan Azka satu paket ayam goreng.
"Nggak apa, kan kita bisa kembali lagi kalau ada yang kurang."
Kiara hanya mengiyakan saja. Tadi ia membeli meja rias, sprei, bed cover, gorden, tidak lupa cermin tinggi seperti milik para beauty vlogger yang sering ia lihat. Ia juga membeli lemari, sofa dan laci kecil untuk di samping tempat tidur. Kamar Azka benar-benar kosong dan semua perabot yang ada di dalamnya masih terkesan maskulin. Jadi Kiara benar-benar harus merombak ulang kamar Azka.
♡♡♡
Kiara baru saja sampai rumah setelah tadi pergi dengan Azka, ia langsung merebahkan diri di kasur tercintanya. Rasa lelah membuatnya malas untuk mandi, biar saja ia akan membersihkan diri nanti saat akan makan malam. Saat akan memejamkan mata, ponselnya berbunyi tanda ada pesan masuk, sambil menggerutu Kiara mengambil ponselnya yang tadi ia taruh di meja belajar.
Kiara membaca ulang nama pengirim pesan. Felix? Apakah ia tidak salah lihat? Untuk memastikan, Kiara membuka layar ponselnya dan benar pesan itu memang dari Felix.
Felix: "Kamu sedang apa Kiara?"
Hanya itu pesan yang Felix kirim. Kiara buru-buru membalasnya.
Me: "Lagi santai-santai aja Kak."
Felix: "Lagi sibuk nggak? Kalau nggak, aku mau ajak kamu jalan."
Me: "Kapan kak?"
Felix: "Malam ini bisa?"
Kiara menimang-nimang sejenak. Sejujurnya ia masih capek. Tapi tidak enak jika harus menolak ajakan Felix. Setelah berpikir sejenak Kiara memutuskan untuk menemui Felix, tapi tidak akan lama.
Me: "Bisa kak."
Felix menawarkan diri untuk menjemputnya, tapi Kiara menolak. Ia malas jika harus ditanyai yang aneh-aneh oleh orang tuanya. Setelah menentukan akan bertemu dimana, barulah ia segera beranjak untuk membersihkan diri. Karena dua jam lagi ia sudah harus tiba di tempat yang mereka tentukan.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
ChickLit"Dia..." "Dia suamiku." Setelah mengucapkan itu Kiara segera tertunduk. "Apa?!" "Kita pulang sekarang." Tanpa kelembutan sama sekali, Azka menarik Kiara menuju mobilnya terparkir. "Ternyata seperti ini kelakuan kamu kalau di belakang suami!" uca...