Kiara menata makanan yang telah dimasak oleh Bi Ira ke dalam kotak bekal. Rencananya siang ini ia akan membawakan makan siang untuk Azka, karena kebetulan ia sedang tidak ada kelas. Ia sengaja tidak memberi tahu Azka agar menjadi kejutan.
"Non mau bawa ini aja?" tanya Bi Ira saat Kiara memasukkan kotak makanannya ke dalam paper bag.
"Iya Bi, ini aja udah cukup kok. Kalau gitu Kiara berangkat dulu ya Bi, assalamualaikum." Kiara berpamitan kepada Bi Ira dan segera keluar rumah.
"Waalaikumsalam, hati-hati ya non." Bi Ira mengikuti Kiara di belakangnya.
"Siap Bi." Sahut Kiara sebelum masuk ke dalam mobilnya.
Kiara segera melajukan mobilnya menuju hotel Azka. Ia melirik jam tangannya dan berharap semoga ia tidak telat. Jika telat, ia takut Azka sudah makan di luar. Pria itu sangat suka makan dan sering kelaparan, maka dari itu Azka tidak pernah telat makan. Tidak seperti diri Kiara yang sering menunda-nunda waktu makan, hingga membuatnya mempunyai sakit maag.
Saat hampir sampai, Kiara mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Azka.
"Assalamualaikum mas, Kiara ada di hotel mas," ujar Kiara begitu Azka menjawab panggilannya.
"Waalaikumsalam, ada apa kamu ke sini?" tanya Azka diujung sana.
"Kiara bawain mas makan siang, mas belum makan kan?" tanya Kiara.
"Belum, mas jemput kamu di parkiran sekarang."
"Okay, Kiara tunggu." Kiara mematikan panggilannya sambil menunggu Azka datang.
Tidak lama dari itu, Kiara melihat Azka berjalan menghampirinya.
"Kok nggak bilang kalau mau datang?" tanya Azka ketika Kiara sudah berdiri di hadapannya.
"Sengaja mau kasih kejutan buat mas," jawab Kiara sambil tersenyum. Ia lalu membuka pintu mobil belakang, untuk mengambil paper bag berisi makanan yang sudah ia bawa.
"Untung mas ada di kantor, lain kali bilang ya. Takutnya mas lagi ketemu klien diluar waktu kamu datang."
"Iya, besok-besok Kiara bilang kalau mau kesini."
"Sini mas bawain, kita ke ruang kerja mas aja ya." Azka mengambil paper bag ditangan Kiara, lalu menggandeng tangan Kiara untuk masuk ke ruang kerjanya.
"Ini pertama kalinya Kiara masuk ke ruang kerja mas, padahal Kiara udah berapa bulan jadi istri mas," ujar Kiara ketika mereka berada di dalam lift.
"Kamu sering-sering kesini gapapa, mas malah seneng," jawab Azka.
"Iya kalau ada waktu senggang, Kiara pasti bawain mas makan siang lagi."
Kiara tersenyum singkat ketika melihat sekertaris Azka di depan ruang kerjanya. Entah kenapa Kiara merasa aneh dengan situasi ini, ia tidak menyangka jika hal seperti ini akan terjadi dalam hidupnya.
"Woah," ujar Kiara saat memasuki ruang kerja Azka. Ia terkikik geli mengingat kelakuannya yang sangat norak.
"Kenapa?" tanya Azka bingung melihat Kiara tertawa sendiri.
"Kiara norak ya mas?" tanya Kiara ingin mendengar pendapat suaminya.
"Norak kenapa?"
"Kiara baru pertama kali liat ruang kerja kayak gini secara langsung," ujar Kiara yang kagum dengan interior ruang kerja Azka. Meskipun di dominasi oleh warna coklat dan hitam, ruangan ini masih terkesan hangat.
"Ayo makan nanti keburu dingin," ujar Azka sambil membawa peralatan makan yang entah ia ambil dari mana.
"Oh iya Kiara sampai lupa buat siapin makan untuk mas."
![](https://img.wattpad.com/cover/241195293-288-k655976.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
Romanzi rosa / ChickLit"Dia..." "Dia suamiku." Setelah mengucapkan itu Kiara segera tertunduk. "Apa?!" "Kita pulang sekarang." Tanpa kelembutan sama sekali, Azka menarik Kiara menuju mobilnya terparkir. "Ternyata seperti ini kelakuan kamu kalau di belakang suami!" uca...