Part 4

20K 1.3K 11
                                    

"Mama dari tadi cariin kamu di ruang kerja. Tapi kamunya nggak ada," ucap Lina saat sudah berada di hadapan Azka dan Kiara.

"Iya Ma, Azka ada urusan sebentar." Azka menyalami tangan Mama dan Papanya.

"Hallo Om Tante," sapa Kiara sambil ikut menyalami tangan keduanya.

"Nama kamu siapa sayang?" tanya Lina lembut.

"Kiara tante," jawab Kiara sopan.

"Nama yang cantik persis seperti orangnya."

"Makasih." Kiara tersipu mendengar jawaban Lina.

"Kamu sudah makan siang?" Haries bertanya kepada Azka.

"Belum, ini baru mau makan."

"Yaudah kalau begitu kita makan siang bareng ya." Tawar Lina.

"Saya pulang saja Tante."

"Loh kenapa buru-buru, ayo makan siang dulu sama kami." Kiara melihat Azka, ia merasa tidak enak jika harus mengganggu acara keluarga Azka.

"Bukankah kita tadi memang mau makan, ayo sekalian," jawab Azka yang mengerti maksud Kiara.

"Baiklah," jawab Kiara akhirnya.

Kiara kira selama makan suasana akan canggung, tapi ternyata tidak sama sekali. Lina orang yang baik, selalu berusaha mengajak Kiara mengobrol. Bahkan mereka punya kebiasaan yang sama yaitu sama-sama menyukai drama Korea, hal itulah yang membuat keduanya cepat sekali akrab. Sedangkan Azka dan Haries hanya bisa menggelengkan kepala saja saat melihatnya.

"Lain kali kalau tidak sibuk main ke rumah ya," ucap Lina saat mereka keluar dari restoran dan mengantarkan Kiara sampai lobi hotel.

"Iya tante, kalau begitu Kiara pamit dulu. Makasih Om, Tante dan Azka sudah mengajak Kiara makan siang," ujar Kiara sopan sebelum akhirnya pulang.

Azka segera kembali ke ruang kerjanya. Sedangkan Lina dan Haries mengikuti di belakang.

"Kenapa nggak cerita sama Mama kalau kamu sudah punya pacar?" tanya Lina penasaran.

"Kiara bukan pacar aku Ma." Azka sudah tahu pasti Mamanya akan mengira seperti itu.

"Lalu dia siapa kamu? Apa kalian masih dalam masa pendekatan?" Cecar Lina membuat Azka memijat keningnya pelan. Ia yakin Mamanya akan terus bertanya sebelum mendapatkan jawaban yang memuaskan.

"Hem... mungkin," jawab Azka seadanya karena jujur ia juga bingung bagimana status hubungannya sekarang dengan Kiara.

"Yaudah kalau begitu Mama doakan semoga berhasil. Kalau pacaran jangan lama-lama ya, langsung nikah aja. Papa sama Mama dulu juga nggak pakai pacaran, langsung nikah aja gitu." Azka semakin tercengang mendengar ucapan Mamanya.

♡♡♡

Kiara mematut diri di depan cermin, ia akan bersiap untuk berangkat ke kampus. Jujur ia sangat malas, tapi mau bagaimana lagi. Lagi pula Kiara sudah semester enam, ia sudah mulai memikirkan skripsi. Jadi ia harus semangat agar nanti skripsinya bisa cepat selesai.

Setelah mengikuti kelas dan ke perpustakaan, ia memutuskan untuk main dulu bersama sahabatnya. Ia ingin sekali makan ramen, akhirnya mereka makan ramen di tempat langgannya yang berada di sebuah mall. Setelah selesai mereka memutuskan langsung pulang, baru saja Kiara akan menjalankan mobilnya, ponselnya berbunyi tanda ada panggilan masuk. Tidak ada namanya, Kiara biarkan saja, jika memang penting nomor itu akan menghubunginya lagi. Setelah panggilan itu mati, nomor itu menelponnya lagi, akhirnya Kiara memutuskan untuk mengangkatnya. Siapa tahu memang penting.

"Ya hallo," jawab Kiara datar.

"Kiara ini aku Azka."

"Oh Azka, ada apa?"

"Kamu sekarang lagi di mana?"

"Sedang berada di parkiran mall."

"Baiklah kalau begitu." Kiara menatap ponselnya bingung, tiba-tiba saja Azka mematikan panggilannya.

Tok Tok...

Ketukan di jendela mobilnya, membuat Kiara terkejut. Saat ia lihat, ternyata Azka yang melakukannya.

"Apa hobimu senang membuat orang kaget," ujar Kiara kesal setelah menurunkan kaca mobilnya.

"Hehe maaf." Azka hanya nyengir melihat Kiara yang tampak kesal.

"Kok kamu di sini?" tanya Kiara.

"Aku sedang mencari kado terus tadi tidak sengaja melihatmu. Karena takut salah orang akhirnya aku menelponmu."

"Ehm.. gitu. Kenapa nomormu berbeda?"

"Itu nomor pribadiku, yang sebelumnya nomor untuk bisnis. Kamu simpan nomor yang barusan aja."

"Baiklah."

"Kamu udah mau pulang?"

"Iya."

"Temani aku beli kado sebentar mau? Atau kamu sedang sibuk sekarang."

"Tidak juga. Ayo." Kiara segera turun dari mobil dan ikut Azka masuk ke dalam mall.

"Kamu mau cari kado buat siapa?" tanya Kiara.

"Mamaku."

"Oh ya memang kapan ulang tahunnya?"

"Minggu ini. Kamu mau datang? Sekalian temani aku buat ke sana," tawar Azka.

"Bolehkah?" Kiara balik bertanya.

"Tentu saja. Mamaku pasti senang jika kamu datang."

"Baiklah kalau begitu." Kiara mengikuti Azka yang berjalan memasuki toko perhiasan.

"Menurutmu bagus yang mana?" tanya Azka sambil menunjuk dua kalung yang berada di depannya.

"Aku rasa yang sebelah kiri bagus, cocok dengan Tante..." Kiara terdiam tidak tahu siapa nama Mama Azka. Bodoh, batinnya tertawa dalam hati.

"Lina." Sahut Azka yang mengerti wajah bingung Kiara.

"Yang kiri bagus untuk tante Lina," ucap Kiara akhirnya.

"Oke. Saya ambil yang ini," putus Azka sambil bicara dengan pelayan di toko itu.

Mereka keluar dari toko itu setelah selesai melakukan pembayaran. Kiara jadi memikirkan akan memberikan kado apa untuk ulang tahun Tante Lina. 

"Kamu sudah makan?" tanya Azka.

"Sudah tadi, sama temen kampus."

"Kamu masih kuliah?" tanya Azka yang memang belum mengenal Kiara lebih jauh.

"Iya. Ada apa?"

"Tidak ada, hanya bertanya saja. Udah semester berapa?"

"Masih semester enam."

"Ehm gitu." Azka membatin, Kiara masih sangat muda, usianya lumayan jauh dengannya.

"Kamu mau membeli apa lagi?" tanya Kiara.

"Tidak ada, hanya ini yang aku cari. Aku mau ngajak kamu makan, tapi ternyata kamu sudah makan ya."

"Aku bisa nemenin kamu, hari ini aku lagi nggak sibuk."

"Begitu ya, baik sekali kamu." Azka mengelus kepala Kiara lembut, ia tidak menyadari jika Kiara terpaku karena ulahnya barusan.

♡♡♡

TBC...
Jangan lupa vote + komen 🖤

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang