Siang ini setelah selesai kelas, Kiara memutuskan mampir ke supermarket untuk membeli keperluan bulanannya. Ia ditemani Fita karena sahabatnya itu juga akan membeli sesuatu.
Saat sedang asyik memilih-milih buah, sebuah suara asing memanggilnya, membuat Kiara menghentikan aktivitasnya untuk melihat ke sumber suara itu.
"Astaga. Kak Felix?" tanya Kiara tak percaya melihat cowok di hadapannya sekarang.
"Ternyata benar kamu Kiara, dari tadi aku ragu mau nyapa takut salah orang," ujar cowok di depannya ini dengan senyum yang sangat manis.
"Kakak sejak kapan pulang dari luar negeri?" tanya Kiara lagi.
"Dua minggu lalu, oh ya kamu apa kabar?"
"Baik kak. Kakak sendiri bagaimana?"
"Alhamdulillah baik juga."
"Aku nggak nyangka bisa ketemu kakak lagi," jujur Kiara.
"Me too," balas Felix.
"Kakak mau beli apa?"
"Nggak ada, hanya menemani Mama." Tunjuk Felix ke arah wanita yang tidak jauh dari hadapannya.
"Ehm begitu ya." Kiara mangut-mangut di tempatnya berdiri. Ia menyembunyikan kedua tangannya yang saling bertaut di belakang tubuhnya, karena jujur ia sangat gugup sekarang.
"Kamu sendirian?"
"Enggak, itu sama temanku." Kiara menunjuk Fita yang berada di sebrang mereka. Fita menatapnya bingung seperti bertanya-tanya siapa Felix.
"Sebenarnya aku masih mau ngobrol sama kamu, tapi aku nggak punya banyak waktu sekarang. Kalau aku minta nomer wa mu apa boleh?"
"Boleh kok kak." Kiara menyebutkan nomornya. Setelah sudah memastikan menyimpan kontak satu sama lain, barulah Felix pergi menyusul Mamanya.
"Siapa itu?" tanya Fita menyenggol lengan Kiara. Setelah Felix pergi, ia buru-buru menghampiri Kiara untuk bertanya siapa cowok tadi.
"Kakak kelas waktu SMA," dan laki-laki yang aku sukai dulu. Lanjut Kiara dalam hati. Ia tidak mungkin menjelaskan kepada Fita, bisa salah paham nanti sahabatnya itu.
"Ganteng juga ya," komentar Fita.
"Iya, dia dulu terkenal banget di sekolah."
"Nggak heran sih, lihat tampangnya aja udah kayak gitu."
"Hmm..." jawab Kiara singkat. Entah kenapa ia sangat senang bisa bertemu Felix lagi.
Kiara menggelengkan kepalanya, ia tidak boleh memikirkan hal itu. Sebagai gantinya ia sibuk memilih yoghurt di depannya. Akhir-akhir ini Kiara sering melihat content creator favoritnya sarapan dengan buah, granola dan yoghurt katanya dengan sarapan menu itu bisa mengontrol kolestrolnya selama ini. Meskipun Kiara tidak mengalaminya, ia hanya ingin mencobanya karena terlihat enak.
***
"Bye Fita," ujar Kiara setelah Fita turun dari mobilnya. Mereka telah selesai berbelanja dan Kiara mengantarkan Fita pulang karena sahabatnya itu tidak membawa mobil.
"Bye, hati-hati," jawab Fita berdiri di depan rumahnya.
"Yoii," balas Kiara melajukan mobilnya menjauh dari rumah Fita.
"Huftt." Kiara menghembuskan napasnya dengan keras.
Kenapa ia harus bertemu dengan Felix lagi. Dulu ia menyukai cowok itu saat SMA, saat itu Kiara baru kelas 10 dan Felix sudah kelas 12. Di sekolahnya dulu setiap UTS atau UAS, para siswa akan duduk dengan kakak kelas dan Kiara saat itu kebagian duduk dengan Felix. Kiara yang otaknya pas-pasan, selalu dibantu oleh Felix setiap mengerjakan ujian, itulah awal mula yang membuat Kiara kagum dengan Felix.
Kiara sempat sedih karena ujian akan berakhir, itu artinya ia tidak bisa bertemu Felix lagi. Tapi ternyata takdir mempertemukan mereka kembali. Kiara yang notabennya adalah murid teladan, harus terlambat pada saat upacara. Tapi karena terlambat itulah, ia bisa bertemu dengan Felix yang juga sama-sama terlambat.
Setelah dihukum berdiri di tiang bendera selama lima belas menit, mereka lalu disuruh membuang sampah yang berada di setiap kelas. Karena Kiara anak yang pemalu, berulang kali ia akan mengetuk pintu kelas tapi tidak jadi ia lakukan. Saat sudah memantapkan diri untuk mengetuk pintu, saat itulah sebuah tangan mendahuluinya. Kiara yang terkejut segera mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa orangnya. Dan orang itu adalah Felix.
"Kak Felix," ujar Kiara pelan.
"Biar aku saja," jawabnya sambil masuk ke dalam kelas. Setelah itu, semua hukuman Kiara, Felix yang melakukannya sedangkan Kiara hanya mengekor saja dari belakang dengan senyum yang ia tahan.
"Terima kasih Kak," ujar Kiara sambil menyodorkan air mineral yang ia beli untuk Felix.
"Tidak perlu,"
"Aku sudah terlanjur beli untuk Kakak." Kiara memelas.
"Yaudah, makasi ya," jawab Felix pelan sambil meminum air pemberian Kiara.
Setelah kejadian itu, Kiara jadi mencuri-curi pandang jika bertemu dengan Felix. Bahkan ia sering dengan sengaja memperhatikan Felix yang sedang olah raga di lapangan. Ketika tidak sengaja bertemu di kantin pun Felix selalu tersenyum kepada Kiara. Hingga kekaguman Kiara pada Felix berubah menjadi rasa suka.
Tapi hanya sebatas itu, mereka tidak pernah benar-benar dekat dan Kiara juga melihat jika Felix memang baik kepada semua cewek. Dengan berat hati, Kiara harus menutupi rasa sukanya kepada Felix dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Bahkan ia tidak menceritakan hal itu kepada siapapun karena terlalu malu untuk mengatakannya.
Waktu berlalu begitu cepat, tiba-tiba saja sudah ujian kenaikan kelas. Dan itu artinya Felix sudah lulus sekolah, perasaan Kiara pada Felix juga sudah mulai memudar bahkan kadang ia lupa dengan Felix. Karena Felix cukup populer, kabar ia akan kuliah di luar negeri pun ramai terdengar membuat Kiara juga mengetahuinya. Sudah, hanya sebatas itu, ia tahu Felix kuliah dimana dan jurusan apa hanya dari sosial media Felix yang Kiara ikuti. Setelah hampir lima tahun, tiba-tiba Felix muncul lagi dihadapannya dan mempora-porandakan hatinya.
Sekali lagi Kiara menggelengkan kepalanya, ia tidak boleh berpikir seperti itu. Sekarang ia calon istri Azka, yang harusnya ia lakukan adalah mempersiapkan pernikahannya yang sudah di depan mata. Bukannya malah memikirkan hal tidak jelas seperti tadi. Mau Felix kembali atau tidak, itu bukan urusannya. Yang harus Kiara pikirkan adalah hubungannya dengan Azka. Tidak ada hal lain yang lebih penting dari pada itu.
♡♡♡
TBC...
Tandai kalo ada typo
Jangan lupa vote pelasee❣

KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
ChickLit"Dia..." "Dia suamiku." Setelah mengucapkan itu Kiara segera tertunduk. "Apa?!" "Kita pulang sekarang." Tanpa kelembutan sama sekali, Azka menarik Kiara menuju mobilnya terparkir. "Ternyata seperti ini kelakuan kamu kalau di belakang suami!" uca...