10

1.1K 113 8
                                    

The first story

Don't Judge me, because this is just my imagination

Mmmh 🙂

🔪

.
.
.


Kegiatan Jennie minggu ini sangat padat. Kuliah, mengikuti Club Kedokteran Mahasiswa, tugas kampus yang tak ternilai banyaknya, dan juga praktikum yang diadakan 3 hari berturut. Jennie sering begadang bahkan ia tidak tidur semalaman hanya untuk mengejar deadline nya.

Jennie selalu meminum kopi tanpa memperhatikan pola makannya dengan benar. Gadis itu selalu saja beralasan saat Jisoo memaksanya untuk makan ataupun istirahat. Seperti saat ini, tanggal merah libur nasional di kalender nya juga tidak menjadi penghalang baginya untuk berkutat dengan laptop kesayangannya.

Tugas selalu ia selesaikan jauh hari sebelum deadline menanti. Tidak salah jika banyak dosen dan mahasiswa lain menjuluki Jennie sebagai gadis yang berambisi tinggi, dingin dan cute secara bersamaan. Tak sedikit pula yang menyukai kepribadiannya, entah itu namja atau yeoja.

"Jen, makanlah sedikit."

"Nde, Eonnie. Sebentar lagi."

Jisoo yang geram lantas menarik paksa laptop dan kertas dari hadapan Jennie lalu melemparnya ke kasur. Jennie yang berniat protes langsung bungkam seketika melihat wajah dingin Jisoo. Kepalanya tertunduk, mulutnya mengucapkan maaf kepada Jisoo. Keinginannya untuk marah karena ulah Jisoo yang membanting laptop yang berisi dokumen presentasinya urung seketika.

"Apa susahnya untuk sekedar makan Kim Jennie!? Aku tau tugasnya begitu banyak, kau sibuk, dan aku juga tidak menyangkal bahwa jurusanmu itu memang berat. Tapi apa begitu sulit meluangkan waktu 10 menit untuk makan!? Jawab Eonnie Kim Jennie!?" Jennie semakin menunduk mendengar nada keras milik Jisoo. Dadanya naik turun menahan sesuatu yang kapan saja bisa keluar.

"Mianhae Eonnie..."

Jisoo mengusap kasar wajahnya lalu menghela nafas. Dia tidak bermaksud membuat adiknya ketakutan ataupun menangis seperti sekarang. Ia hanya ingin Jennie makan dengan benar, tidur dengan benar dan sesekali meluangkan waktu untuk bermain. Bukan untuk mengerjakan tugas atau praktek terus menerus seperti ini.

Jisoo menarik Jennie ke dalam pelukannya yang hangat. Dan benar saja, tangisnya langsung pecah di dekapan Jisoo. Jennie semakin terisak kala Jisoo mengusap lembut punggungnya.

"Mian, Unnie tidak bermaksud membentakmu, Unnie hanya ingin kau menjaga pola makanmu Jennie-ya, Unnie tidak ingin kau sakit." Jennie mengangguk dan semakin menenggelamkan wajahnya di dada Jisoo. Jisoo melakukan itu semua hanya untuk kebaikan Jennie, dia tidak ingin Jennie kekurangan kasih sayang semenjak kedua orang tuanya meninggal.

"Eonnie minta maaf nde~" Jisoo mengusap air mata Jennie lalu memberikan seulas senyum kepada adiknya. Kemudian ia mencium kedua mata kucing Jennie yang sembab akibat menangis.

Jennie menggeleng dan kembali memeluk Jisoo erat. "No! Harusnya Jennie yang meminta maaf kepada Eonnie. Jeongmal mianhae Eonnie.."

"Eum.. permintaan maaf diterima setelah selesai makan."

...

"Beruang Eonnie..."

Seulgi berdecak mendengar Yeri meneriaki dirinya. Ia benar-benar malu karena ulah adik bungsu Wendy. Seulgi tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya selama ini bersama Lisa dan Yeri yang benar-benar random.

Our Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang