25

878 88 23
                                    

The first story

Don't Judge me, because this is just my imagination

Mmmh 🙂

🔪

.
.
.



"Lebih baik kau pulang jika terus seperti ini." Ujar Jennie dengan wajah dinginnya.

Jennie menoleh mendengar suara decitan kursi. "YAKK, IRENE EONNIE KENAPA KAU SERIUS UNTUK PUL- AARGHHH.."

Irene berbalik lantas memegang kedua tangan Jennie yang memegang kuat kepalanya. "Berbaringlah."

"Jangan berteriak pabo! Tubuhmu masih lemah."

"Jangan pergi." Lirih Jennie. Bahkan sepertinya itu lebih merujuk pada sebuah bisikan kecil dan sebuah pintaan dari Jennie.

Gadis didepan Jennie itu hanya berdehem pelan tanpa berniat menjawab.

Hari ini pun masih sama, Jisoo dan sahabatnya benar-benar disibukkan oleh tugas mereka masing-masing hingga tidak sempat menjenguk Jennie. Dan berakhirlah keduanya saling diam canggung dan kaku.

Jennie meraih sebuah apel merah di samping brankarnya, berniat untuk memakan. Pergerakannya terhenti setelah Irene merebut paksa apel itu tanpa mengatakan apapun.

"Igeo..."

Dalam diam, Jennie menatap apel yang telah terkupas lalu beralih menatap jemari Irene di piring kecil itu menelisik hingga tatapannya jatuh pada wajah dingin Irene yang selalu ia tunjukkan padanya.

Jennie tidak menyadari bahwa Irene berdecak padanya. "Buka mulutmu." Karena tak kunjung mendapat balasan, Irene tidak sengaja menaikkan nadanya hingga membuat Jennie terkejut.

"Mian."

Perasaan ragu-ragu mulai menjalar dalam diri Jennie. Kenapa ia menjadi pemalu sekarang?

"Aku tidak mau!" Ujarnya tiba-tiba.

"Buang gengsi mu itu jauh-jauh,"

Jennie menelan ludahnya kasar. Gadis kucing itu memejamkan matanya sesaat sebelum membuka mulut menerima suapan apel dari Irene.

"Gomawo."

"Unnie tidak kuliah?" Irene menggeleng lalu kembali menyuapkan potongan apel ke mulut Jennie.

"A-"

BRAK!!

"HEIYOOO!!" Teriakan keras dari belakang tubuh Irene berhasil membuat keduanya terlonjak. Dengan segera Irene berdiri menatap khawatir pada Jennie yang terengah karena terkejut.

"Jen, gwaenchana?" Jennie yang terdiam semakin membuat Irene khawatir bahkan orang yang berteriak tadi juga berlari mendekati Jennie.

"JAUH-JAUH DARINYA YERI MANOBAN! LALISA MANOBAN!"

Kedua maknae itu menunduk takut karena teriakan keras dari Irene. Jennie segera meraih tangan Irene di sampingnya lalu melemparkan senyum manis khas seorang Kim Jennie. "Gwaenchana.."

"Aku tidak apa-apa, maknae."

"Lain kali sopanlah saat berkunjung. Contoh kakak sulung mu itu, meskipun ia sama tidak jelasnya seperti kalian, setidaknya ia memiliki sopan santun saat berkunjung, terlebih di rumah sakit,"

Our Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang