28

756 97 24
                                    

The first story

Don't Judge me, because this is just my imagination

Mmmh 🙂

🔪

.
.
.








"JENNIE-YA SEGERA TURUN!"

Teriakan gadis kelinci itu menggema hingga masuk ke dalam kamar Jennie. Jennie yang sedang memasukkan buku juga coklat ke dalam tasnya menjadi terburu-buru.

"Aishh.. Kenapa kau berteriak Eonnie!?" Kesal Jennie lalu ikut duduk di sofa bersama Irene.

"Minumlah susu nya lalu segera berangkat."

"Bukankah kelas mu siang Eonnie?" Tanya Jennie setelah selesai meneguk habis susu nya.

"Hm. Biarlah, aku bisa belajar disana."

Saat Jennie akan berjalan untuk meletakkan gelas kotornya didapur, ia tak sengaja menginjak tali sepatunya hingga membuat dirinya terjatuh. Jantungnya berdegub kencang, ia terjatuh di pangkuan Irene. Mata mereka bertemu dan saling menatap penuh diam. Kejadian itu seolah adalah kejadian yang lambat, keduanya masih tetap pada posisi yang sama. Jennie yang memeluk leher Irene dan Irene yang memeluk pinggang Jennie.

"Eonnie, kau mencengkeram pinggangku terlalu kuat." Cicit Jennie pelan.

Seolah sadar dengan semuanya, Irene langsung melepaskan tangannya dari pinggang Jennie. Gadis kucing itu segera beranjak lalu meninggalkan Irene yang masih menatap kosong didepannya.

Jennie menyentuh dadanya. "Dada ku sakit ya?"

"Kenapa seperti berlari marathon saja? Kencang sekali detak mu jantung." Ucap Jennie menatap dada nya dengan tangan yang  masih mengusap pelan dada kirinya.

"Jen, cepatlah atau kau akan terlambat." Lagi dan lagi, Jennie tersentak dengan ucapan Irene. Gadis itu entah kenapa memiliki kegemaran mengejutkan dirinya.

Jennie mengikuti langkah Irene dibelakangnya. Bukan Jennie namanya jika tidak berulah, gadis itu tengah bermain-main dengan squishy yang dibelikan oleh Jisoo beberapa minggu lalu. Irene tak memperdulikan gadis disampingnya, matanya lebih terfokus pada luasnya jalanan dan kemacetan.

"Eum.. Jen?"

"Nde?"

"Aniya." Jennie menatap bingung lalu menghendikkan bahunya dan kembali memainkan squishy cantiknya.

Sesampainya di kampus, Jennie segera meninggalkan Irene yang sudah duduk tenang sembari membaca buku kedokterannya. "Kim Jennie!"

Jennie menghentikan langkahnya, menoleh kebelakang dan menampakkan senyum manis seperti biasanya. "Eoh.. Ada apa Nayeon-ah?"

"Tidak usah masuk saja. Dosen pengampu sedang sakit dan kita diberikan waktu menyelesaikan laporannya."

"Ayo bolos saja. Tidak mungkin kau belum menyelesaikan tugasmu." Tanpa aba-aba Nayeon menarik tangan Jennie menjauh dari gedung fakultasnya.

"Kenapa kita ke danau Yeon-aa?"

Nayeon duduk di tepi danau diikuti Jennie setelahnya. Gadis itu masih enggan menjawab, ia lebih memilih menatap dan menikmati ketenangan di danau ini. Ia menghela nafas, "Disini menyejukkan Jen, aku menyukainya." Jennie mengangguk memberi jawaban.

"Kau ingin membantu?" Jennie menatap Nayeon.

Wajahnya terlihat sangat memohon padanya. Entah apa yang ingin dia lakukan untuk gadis itu. Jennie hanya menggerakkan kepalanya keatas dan kebawah pelan.

Our Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang