13

1K 115 12
                                    

The first story

Don't Judge me, because this is just my imagination

Mmmh 🙂

🔪

.
.
.

Flashback

"Gomawo Eonnie, kau sudah menolong adikku." Ujar Jisoo pada Irene.

Jisoo menundukkan kepalanya, "Aku menolak ucapan Jennie ditelfon yang memintaku untuk menjemputnya karena sibuk dikantor. Aku memintanya untuk memesan taksi online saja."

"Gwaenchana Soo-ya. Semua sudah terjadi, dan ya.. semuanya bukan sepenuhnya salahmu. Aku mengerti kesibukanmu Soo."

Ia sangat berterimakasih pada Irene telah menolong Jennie bahkan mengantarkan adik manjanya ke rumah sakit.

"Tak apa. Sudah kewajibanku juga menjaganya."

"M-mwo?"

Irene tersadar akan ucapannya yang sedikit 'ambigu' ditelinga Jisoo. "M-maksudku.. S-sebagai seorang kakak, layaknya seperti dirimu."

Irene bernafas lega saat Jisoo mengangguk begitu saja. Irene segera pamit untuk pulang karena malam semakin larut.

"Eonnie tidak ingin menginap saja?"

Irene menggeleng, "Tidak perlu. Terimakasih."

Flashback

"Kau sudah sembuh?" Jennie tersentak saat tiba-tiba Irene sudah berdiri tepat didepannya lengkap dengan wajah datar. Saat Irene berjalan tanpa arah karena merasa bosan, matanya tak sengaja melihat Jennie yang sangat fokus dengan buku tebalnya.

"Eumm.."

"Ini sudah pukul 2, kau sudah minum obat?"

Jennie menggeleng tanpa mengalihkan perhatian pada buku yang ia baca. Merasa tak ada jawaban, Irene kembali bertanya pada gadis kutu buku disampingnya.

"Belum sempat Eonnie."

"Jangan bilang kau juga belum makan?" Mata Irene memicing tajam kearah Jennie. Irene menarik paksa buku tebal ditangan Jennie, gadis itu protes tidak terima akan hal yang dilakukan oleh Irene.

"Yakk, kembalikan buku'ku Eonnie!"

"Makan. Lalu minum obat maka bukumu akan kembali."

Jennie menghela nafas kasar sebelum berujar, "Memangnya kau siapa bisa mengaturku?"

Skakmat!

Irene terdiam sesaat mencerna ucapan Jennie. Namun, lagi-lagi ucapan tempo lalu kembali ia lontarkan. "Kau adik Jisoo dan dia temanku. Maka kau juga menjadi adikku dan aku memiliki kewajiban untuk melindungimu seperti yang dilakukan Jisoo."

Hati Jennie berdenyut mendengar pengakuan Irene. Entah mengapa kata 'adik' yang keluar bebas tanpa beban dari mulut Irene sedikit melukai hatinya. Lantas ingin apakah dirinya dengan Irene? Hanya Tuhan Yang tahu...

"Baiklah. Sekarang aku bertanya padamu Eonnie, apakah kau sudah makan?"

Jennie tersenyum sinis menatap Irene. "Diam? Aku anggap kau juga sama sepertiku."

"Kita seri!" Ujar Jennie penuh penekanan dan pergi setelah merebut paksa buku dari tangan Irene.

...

Setelah kepergian Jennie, Irene memutuskan untuk mengunjungi rumah Wendy. Ia bilang Yeri sedang mengerjakan tugas bersama temannya dan Lisa? Tentu saja berkencan dengan tupai kesayangannya.

Our Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang